Cerita Seks Bercinta Dengan Ibu Muda Yang Menggoda
Cerita Seks Bercinta Dengan Ibu Muda Yang Menggoda
![]() |
Cerita Seks Bercinta Dengan Ibu Muda Yang Menggoda |
Berita Terkini - Saat aku berusia 28 tahun dan aku bekerja freelance di beberapa media elektronik di Jakarta. Di hari minggu diawal tahun ini aku berniat mencuci mobil di bengkel cuci langgananku.
Hampir tiap minggu, aku selalu mencuci mobil di bengkel
tersebut. Sehingga ada beberapa langganan tetap yang aku kenal di bengkel ini,
salah satunya Ibu Lisa. Ibu Lisa berusia 48 tahun, wajahnya tidak cantik tapi
sensual menurut aku, wajahnya sekilas mirip dengan Nunung pemain Srimulat,
tinggi kira 165cm dan berat tubuhnya proporsional dengan tingginya, kulitnya
kuning langsat, payudara lumayan besar, rambutnya panjang hingga menyentuh
pinggang dan tubuhnya yang ramping dan semampai. Tidak menampakan kalo Ibu Lisa
sudah punya dua anak yang berumur 15 tahun & 10 tahun.
Info ini aku dapat dari seringnya aku berbincang-bincang
dengannya jika bertemu di bengkel. Hari itu kita bertukar nomer HP dan berjanji
untuk saling menghubungi dan janjian kalau mau mencuci mobil. Singkatnya
beberapa minggu ke depan kita selalu janjian untuk ke bengkel cuci. Aku ingat
hari Selasa tanggal 29 Januari 2008 sekitar pukul 10.pagi, HP-ku bergetar dan
aku menerima sms dari Ibu Lisa yang mengatakan bahwa Ibu Lisa minta
pertolonganku untuk menjemputnya di bengkel langganannya di daerah Cipete
dikarenakan mesin mobilnya mogok. Aku menyetujui dan mengatakan akan tiba dalam
waktu kurang lebih satu jam.
Sesampainya di bengkel Ibu Lisa langsung naik, hari ini Ibu Lisa
mengenakan rok panjang semata kaki berwarna hitam, kemeja stretch warna cream,
rambutnya yang panjang digelungnya sehingga membentuk sangguk cepol sederhana.
“Hari ini ada acara Dee?”, Ibu Lisa bertanya padaku.
“Ada bu, kenapa?”, Tanyaku, balik.
“Tolong anter aku ya ke kantor, kalo kamu sore bisa Ibu mau
pulang bareng.”
” Ok bu”, jawabku sambil tersenyum.
Aku mengantar Ibu Lisa ke kantornya di kawasan Senayan, lalu
aku pergi menuju ke tempat aku bekerja. Menjelang sore aku menerima SMS Ibu Lisa
yang menanyakan kesediaanku untuk menjemput ke kantornya. Aku langsung
menyanggupi menjemputnya pukul 16.30. Sepanjang perjalanan aku membayangkan
bercinta dengan Ibu Lisa yang cantik menurutku. Penisku menjadi tegang
membayangkan menyetubuhinya. Tak lama kemudian Ibu Lisa sudah bersamaku didalam
mobil.
” Kamu mau temenin Ibu belanja ga Dee”, tanyanya.
” Mau bu”, jawabku singkat. Lantas aku langsung menuju
Supermarket di Mall di kawasan Pondok Indah.
Kancing atas kemeja Ibu Lisa yang terbuka membuat belahan
dadanya yang besar nampak kalau dia membungkuk mengambil barang belanjaan di
rak bagian bawah. Aku taksir ukurannya 34 tapi entah dengan cup-nya B, C atau
D.
”Dee kamu ngeliatin apa ampe bengong”, membuyarkan
lamunanku.
“Eh..ngga bu”, jawabku gugup.
“Jangan bo’ong… pasti tadi ngintip kemeja ibu ya”, balasnya
sambil mencubit pipi aku.
“Habis kebuka sih, jadi aku ga sengaja ngeliat bu”, jawabku
sekenanya.
“Nakal kamu…”, balasnya tersenyum sambil merapatkan
kemejanya tapi tidak mengancingkannya.
Singkatnya aku tiba di depan rumah Ibu Lisa dan menurunkan
semua belanjaannya dirumahnya. Rumahnya yang kecil berarsitektur minimalis dan
halaman tertata rapi tampak membuat suasana menjadi sejuk. Ibu Lisa menawarkan
untuk mampir dan menyuguhkan minuman dingin, lalu pamit untuk mengganti baju dan
membersihkan diri.
Tak lama kemudian Ibu Lisa keluar mengenakan celana pendek
dan kaos tank top ketat dan membuat buah dadanya sedikit menyembul keluar dari
kaosnya. Rambutnya masih tergelung dengan rapi.
“Koq sepi sih rumahnya bu, pada kemana anak-anak?”, tanyaku.
“Iya anak-anak lagi nginep di rumah neneknya, pembantuku
lagi masak di dapur belakang”, jawabnya.
Ibu Lisa mengajakku ke ruang tengah biar bisa mengobrol
sambil nonton televisi. Ibu Lisa adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh
suaminya beberapa tahun lalu dan diwariskan usaha peninggalan suaminya yang
makin berkembang waktu dikelolanya.
“Maaf bu, makan malam udah siap”, kata pembantunya.
“Yuk makan dulu Dee, ibu tahu kamu pasti belum makan malem”,
ajaknya sambil menggandeng tanganku dan mengajakku kearah meja makan.
Singkat cerita setelah makan, aku kembali duduk diruang tv
dan menyalakan DVD American Pie yang baru aku pinjam dari teman kantorku. Ibu Lisa
duduk persis disebelahku. Bau harum parfumnya sungguh menggoda hasrat birahiku.
Penisku mulai menegang perlahan dan mengeras. Aku duduk di pinggir sofa dan
tiba tiba Ibu Lisa menyandarkan tubuhnya ke tubuhku.
“Eh ibu..”, kataku gugup. Ibu Lisa hanya tersenyum dan
menarik lenganku memeluk pinggangnya.
“Ndak pa-pa kan Dee aku nyender gini?”, tanyanya.
Aku mengangguk mengecup keningnya. Penisku semakin tegang
dan keras. Terasa sekali menyentuh lengan Ibu Lisa.
“Koq ‘ade’mu keras sih Dee?’’, tanyanya sambil mengelusnya
pelan.
“Habis Ibu wanginya nafsuin sih”, jawabku sekenanya.
Ibu Lisa berdiri dan menghadap kearahku.
“Kamu bisa aja, ibu khan dah 48 Dee.”, ujarnya.
“Iya emang ibu dah 48 tapi masih ayu dan nafsuin”, kataku
sambil tertawa.
Ibu Lisa mencubit
pahaku. Kudekatkan wajahku dan kucium pipinya mendekati bibirnya. Ibu Lisa
tidak menolak lalu aku mencium lembut bibirnya. Ibu Lisa membalas ciumanku. Aku
beranikan diri meraba punggungnya dan Ibu Lisa meraba celanaku.
“Penis kamu ngacengnya keras banget Dee”, katanya sambil
mengelus penisku dari luar celana jeansku.
“Tetek ibu juga gede”, ujarku sambil meraba dan meremas
pelan payudaranya. Payudaranya berukuran 34 dengan cup DD.
“Sss… Deee… teruuss remes say..”, desahnya menikmati pijatan
tanganku di payudaranya.
Tangannya membuka ikat pinggangku, kancing jeans serta
retsuliting celana jeansku. Tangannya bergerilya di underwearku.
“Mmmm… Ibu Lisa enak banget…”, desahku sambil memelorotkan
celanaku.
Ibu Lisa melepas tank top-nya dan tampaklah payudaranya yang
besar terbungkus bra warna hitam berenda. Aku kagum diusianya tubuhnya terawat,
kulitnya bersih dan payudaranya masih tetap kencang. Mungkin karena senam BL
yang dijalaninnya rutin setiap minggunya.
“Ibu sexy banget sih.”, ujarku sambil mendekatinya dan
merogoh bra-nya. Saya langsung menjilati payudaranya dan mengigit kecil
putingnya yang coklat.
‘’Ouuuuhhhh Deeee… isep say… jilat pentilnya Deee.. Aahhh…
sss”, desahnya sambil memeluk kepalaku.
Tangan Ibu Lisa merogoh celana dalamku dan mengelus batang
penisku.
‘’Ohh Dee… besar juga ya penis kamu”, ujarnya sambil terus
mengelus elus penisku.
Ukuran penis-ku tidak terlalu istimewa, aku pernah mengukur
panjangnya hanya kurang lebih 18 sentimeter dan lingkarannya 6 sentimeter.
Ibu Lisa terus mengelus penisku dan tanganku mulai merogoh
celana pendeknya dan ternyata Ibu Lisa mengenakan G-string warna hitam. Kuraba
vaginanya yang hanya ditumbuhi rambut tipis sehabis dicukur. Kuraba vaginanya
dan kumainkan clitorisnya.
Ibu Lisa mendesah dan makin kencang kocokan tangannya di
penisku. Kurebahkan tubuhnya dan kubuka celananya, kugeser tali G-stringnya dan
langsung saja lidahku menjilati dinding vaginanya dan sesekali memainkan
clitorisnya.
“OOhhhhhh… ssssshhhhh… nikmattttt… Deee… jilat say… jilat
terus memek ibu’,’ pintanya.
Aku terus melumat vagina dengan lidahku dan sesekali
menghisasp clitorisnya.
Tubuh Ibu Lisa menegang, kakinya menjepit kepalaku.
Setelah sekitar 10 menit Ibu Lisa mendesah dan merintih
nikmat, tiba-tiba tubuhnya bergetar dan menegang.
“Deeee. .. ibu mau keluarrr.. aaAHHH…YYEESS.. DEEE’,’
desahnya setengah berteriak. Tubuhnya bergetar, tangannya menahan kepalaku agar
tetap di vaginanya.
Aku terus menjilati vaginanya.
“Duhh… Deee, geli say… auuuww.. .ngilu say… aahhh’’,
tubuhnya terus meronta dan tangannya ingin sekali menyudahi permainan lidahku.
Aku makin senang Ibu Lisa makin tersiksa dengan
kenikmatannya sendiri. Ibu Lisa terus meronta ronta.
Dan akhirnya,
”Deee. .. ampunn say… ibu ndak kuat ngilu banget…”,
Desahnya.
Aku menyudahi permainan lidahku di selangkangannya.
Aku berdiri dan tersenyum, Ibu Lisa tergeletak lemas,
tersenyum dan mencubit pahaku.
“Kamu nakal banget sih Dee, udah minta ampun masih aja
diterusin”, ujarnya manja.
Ibu Lisa memintaku untuk duduk di sofa dan membuka celanaku.
Tangannya meraba batang penisku yang masih terbungkus celana dalam dan sesekali
menciumnya.
“Ouuhhh bu… aku buka aja celananya ya.”, ujarku sambil
menarik turun underwearku.
Ibu Lisa menciumi dan menjilati ujung kepala penisku dan
tangannya terus mengelus dan mengurut batang penisku.
“aaahhhh… ibu… yes…”, desahku ketika Ibu Lisa mengulum lalu
menghisap batang penisku dan memainkan lidahnya di seputaran batang dan kepala
penisku.
Ketika tanganku hendak memegang kepalanya ditepisnya
tanganku.
“Kamu diem aja Dee.”, katanya sambil terus menhisap dan menikmati
penisku.
Aku hanya bisa pasrah menikmati permainan mulut seorang
wanita seumur Ibu Lisa.
Ibu Lisa terus menghisap batang penis dan buah zakarku serta
menjilatinya, sesekali dia menjilati lubang pantatku tanpa rasa jijik. Terasa
geli namun aku menikmatinya.
“Oouuhh bu nikmat banget sepongannya… aahhh.. sshhhh…
mmppphh”, desahku.
“****** kamu lumayan Dee.”, ujarnya lalu kembali melakukan
permainan mulutnya di penisku.
Setelah beberapa lama,
“Dee kamu ga keluar-keluar say?’’, tanyanya sambil mencium
bibirku.
“Aku kalo disepong agak lama keluarnya bu…”, Jawabku sambil
meraba payudaranya.
Ibu Lisa membuka celana dalamnya dan mengangkangi tubuhku.
Tangannya membimbing batang penisku menuju vaginanya. Tubuh Ibu Lisa mulai naik
turun dan sesekali memutar pantatnya.
“Ouuuhh… Dee. .. enak banget… ssshhh. .. aahh.. Yess. ..
isep tetek ibu say..”, mintanya dengan nikmat.
Aku membuka kaitan branya dan terpampang dua bukit kembar
yang menantang siap untuk dimainkan. Kujilati putting sebelah kiri sesekali
kuhisap dan kugigit kecil sambil tanganku meraba dan meremas payudaranya yang
sebelah kanan. Kulakukan bergantian.
“Aaaahhhhh… mmmpphhhhh… Deeee… Ibu senang… enaakkk..”,
rintihnya sambil terus menaik-turunkan tubuhnya.
Setelah beberapa lama, aku menggendongnya dan merebahkannya
di atas karpet.
“Deee… entot ibu say. ****** kamu nikmat banget Deee.”,
ujarnya lirih.
Lalu aku sedikit memiringkan tubuhku sehingga batang penisku
sedikit miring dan memainkan vaginanya dengan kepala penisku, sesekali
kuhujamkan seluruh batang penisku kedalam vaginanya.
“Deee..kamu gila… diapain memek ibu say .. aaahhh.. enak…”,
desahnya sambil meremas remas pantatku.
Sesekali bola matanya hanya terlihat putihnya saja.
“Bu Lisa… sshhh memek ibu hanget banget.”, Jawabku sambil
terus menggenjot tubuhnya dengan ritme teratur.
“AH Deee… terus say… Ahhh”, desahnya setengah berteriak
ketika aku mulai menggenjot tubuhnya sedikit lebih cepat.
“Deee… Ahhh ibu ga kuat. .. oouuhhh. .. aku mau kelua..,
Arghhh… Dee terus entot Saya… Ya.. ya…”, jeritnya bersamaan dengan tubuhnya
yang menegang dan bergetar menandakan Ibu Lisa mendapatkan klimax nikmat yang
kedua kalinya.
“Oohhh Deeee… kamu gila. Memek ibu diapain tadi say?”,
tanyanya.
Aku hanya tersenyum sambil kubimbing tubuhnya dan memintanya
untuk tengkurap dan pantatnya sedikit kuangkat serta kakinya sedikit kubuka.
Aku berlutut dibelakangnya dan kubimbing masuk penisku ke liang vaginanya yang
masih berdenyut akibat dari orangasmenya tadi.
Hanya setengah dari batang penisku saja yang kumainkan
didalam liang nikmatnya. Setelah beberapa lama. Aku setengah berdiri menekuk
luntutku dan kembali menghujam liang vaginanya dari belakang dengan penisku.
Aku melakukan dengan ritme dan perlakuan yang sama dengan sebelumnya.
“Deee.. .kamu gila… Enak banget say… ****** kamu berasa
banget say. Oohhh… terus say… keluarin sayang… keluarin. .. aaahhhhh.. entot
aku say… uhhh… kalo kayak gini aku bisa nagih Dee… ouuhhh enak banget… terus
Dee.. Entot memek aku Dee… Uhhhh enak banget ngentot ma kamu… penis kamu deee…
enak..”, Ibu Lisa terus meracau dan tangannya meremas keras bantal yang
diambilnya dari atas kursi.
Terasa batang penisku akan mencapai titik puncaknya.
“Ouuhh bu… aku mau keluaarr… aaahh…”, desahku. Tiba-tiba Ibu
Lisa melepaskan tubuhnya dan segera berbalik dan ibu jarinya menekan ujung
bawah kepala penisku dengan keras.
“Bu… ahhhh ngilu…”, desahku menjerit sambil meringis menahan
ngilu yang teramat sangat.
Ibu Lisa tidak melepaskan tekanan jarinya hingga nafas dan
tubuhku kembali rileks.
“Kenapa sih bu? koq pake diteken ****** aku… ngilu banget!”,
tanyaku penasaran dengan apa yang diperbuatnya, Ibu Lisa hanya tersenyum dan
memintaku untuk menyetubuhinya lagi.
Kubimbing tubuhnya membentuk posisi doggy style, lalu
kumasukan penisku ke liang surganya.
“Dee… mmpphhh… Dee… ngentotin aku… ahhh… mmmm Deeee”,
desahnya.
Kepalanya bergerak tak beraturan, rambutnya yang tergelung
rapi terlihat mulai berantakan.
“Aaahh Dee… aauuhhh… Dee…”, jaritnya ketika rambutnya
sedikit kujambak bersamaan dengan masuknya penisku kedalam vaginanya dengan
keras.
Terus kugenjot liang vaginanya sambil sesekali rambutnya
yang panjang kutarik dan kujambak pelan seperti memegang tali kendali kuda. Tak
lama kemudian tubuhku mulai menegang dan penisku terasa akan memuntahkan lahar
panasnya.
“Bu Lisa… aku mau keluar bu. Aahhh aku ga tahan lagi…
aaahhh… ibuuu…”, desahku. Ibu Lisa melepaskan penisku, membalikkan tubuhnya dan
berlutut di hadapanku.
Mulutnya langsung menghisap, menjilati serta tangannya turut
mengocok batang penisku.
Tiba tiba tubuhku bergetar dan, “cret cret cret…”.
“Oohh bu… aku keluar… Ahhhhhh…”, desahku setengah berteriak
bersamaan dengan muncratnya spermaku didalam mulut Ibu Lisa. Kedua tanganku
memegang lehernya dan agak menjambak rambutnya.
Air maniku tumpah didalam mulutnya dan sebagian menetes
keluar disela sela bibirnya. Ditelannya semua air maniku dan Ibu Lisa menjilati
sisa sperma yang masih menetes dan membersihkan penis aku dengan lidahnya.
Aku terduduk lemas di sofa dan keringat menetes dari
tubuhku. AC diruangan serasa menjadi tidak terasa sejuk karena panasnya
permainan tadi. Aku sungguh tidak menyangka kalo Ibu Lisa akan menelan semua
sperma yang aku keluarkan, aku hanya bisa tersenyum dan memeluk tubuhnya yang
tergeletak lemas di pangkuanku.
“Makasih ya Bu…tadi nikmat banget.”, kataku sambil mencium
keningnya.
“Ibu juga terima kasih ya say… udah lama aku ndak ML kayak
gini sejak suami ibu ndak ada. Kamu gila Dee… ****** kamu nikmat banget..”,
ujarnya dan menciumku serta batang penisku.
Tak terasa sudah jam 22.30, berarti sudah hampir dua jam
kita memacu hasrat birahi.
Aku pamit pulang dan
dihadiahi pelukan dan ciuman mesra dari Ibu Lisa. Dalam perjalanan pulang alu
menerima SMS yang isinya,
“Permainan kamu gila Dee… Ibu suka. Kalo nagih gimana nich?”
Lalu aku balas,
“Yah kan ibu tinggal telp atw sms saya aja kita bisa janjian
kalo kita berdua ga sibuk.”
Ibu Lisa mengiyakan dan dalam 10 menit aku tiba dirumah.
Keesokan harinya aku diminta kekantornya untuk mengambil
titipan yang dititipkan di meja resepsionis. Aku buka titipan itu ternyata Ibu Lisa
memberikan jam tangan merk Levi’s yang aku impikan dan aku mengucapkan banyak
terima kasih melalui SMS dikarenakan beliau sedang meeting.
AYO SEMUA BERMAIN DI TOGEL PELANGI JANGAN LEWATKAN PROMO MENARIK DARI KAMI
ReplyDeleteHUBUNGI KONTAK KAMI :
BBM : D8E23B5C
WHAT APPS : +85581569708
LINE : togelpelangi
WE CHAT : togelpelangi
LIVE CHAT 24 JAM : WWW-ANGKAPELANGI-NET
SALAM JACKPOT DARI KAMI :)