Cerita Seks Perselingkuhan Yang Membuat Bimbang
Cerita Seks Perselingkuhan Yang Membuat Bimbang
![]() |
Cerita Seks Perselingkuhan Yang Membuat Bimbang |
DewaPoker - Begitulah jawaban pd customer atau rekan kerja yg mencobacoba dgn obrolan yg menjurus, atau bahkan mereka yg terangterangan, dgn harapan dapat mengajakku kencan. Memang wajar saja jika banyak yg tergoda melakukan itu.
Walau di kantor yg cukup bonafit di kota Malang ini, aku
selalu menjaga sikapku, namun tak dapat di pungkiri bahwa aku memang dikaruniai
wajah yg cukup cantik dgn tinggi badan 165 cm, berat badan 52 kg, kaki yg
jenjang dan sepasang toket yg montok. Usiaku pun terbilang masih muda utk
lingkungan kantorku, baru 24 tahun pd saat cerita hot ini terjadi 3 tahun yg
lalu. Rika Amara(edited) namaku.
Gelombang rayuan dan godaan menerpaku, namun masih bisa
kutepis karena pd dasarnya aku memang sangat mencintai suamiku. Hampir setahun
menikah tanpa dikaruniai anak, pertahananku jebol saat muncul rekan kerja dari
perusahaan mitra yg bernama Arfan. Walau beda perusahaan, tugas Arfan
menuntutnya utk sering datang ke kantorku dan kebetulan hubungan kerjanya
sangat terkait erat dgnku. Akibatnya kami sering menghabiskan waktu bersama.
Dimulai dari pekerjaan di kantorku, lalu meeting di cafe
beramairamai, yg akhirnya sering kami lanjutkan berduaan setelah mitra kerja yg
lain pulang, atau berjalanjalan bersama di mal utk mencari kebutuhan kantor.
Lama kelamaan kudapatkan banyak kecocokan di antara Arfan dan aku yg tak
kudapatkan dlm diri suamiku. Apalagi bidang kerja kami selaras sehingga
komunikasi kami terasa lebih nyambung.
Siang itu setelah mencari beberapa barang utk keperluan
pekerjaan, kami melewati lokasi arcade di mal besar itu dan aku melihat
permainan dance machine yg sangat kusukai, namun biasanya kumainkan sendiri
karena suamiku tdk begitu menyukainya. Spontan kuajak Arfan utk menemaniku
bermain dan ternyata ia menyambutnya dgn bersemangat karena ia jg menyukai
permainan itu. Bertambah lagi satu kecocokan di antara kami.
Kami pun bermain beberapa game hingga di tengah game
terakhir, mungkin karena terlalu bersemangat mendapatkan teman bermain, aku
tergelincir sampai kakiku terkilir. Tak ada lagi yg bisa kami lakukan selain
pergi ke dokter. Sepulang dari dokter, masih dgn jalan tertatihtatih, Arfan
mengusulkan utk mengantarku pulang saja, dan tak kembali ke kantor agar aku
bisa beristirahat. Aku setuju saja walaupun saat itu kakiku sdh tak terlalu
sakit lagi, namun masih terasa sangat mengganjal.
Setiba di rumah, kuajak Arfan utk mampir dan ia menerimanya
dgn senang hati. Arfan memapahku sampai ke kamar, lalu membantuku duduk di
ranjang. Dgn manja kuminta ia mengambilkan aku minuman di dapur, karena memang
sebelum mendapatkan anak, aku dan suamiku telah sepakat utk tdk memelihara
pembantu, jadi saat itu rumahku kosong.
Arfan mengambilkan minuman dan kembali ke kamar mendapatkan
aku telah melepas blazer dan sedang memijat betisku. Ia agak tersentak
melihatku, karena selain tinggal memakai blous you can see longgar yg membuat
ketiak dan toketku yg putih mulus itu mengintip nakal, posisi kakiku jg menarik
rokku hingga pahaku yg jg putih mulus itu terbuka utk menggoda matanya. Tampak
sekali ia menahan diri dan mengalihkan pandangan saat memberikan minuman
kepdku. Memang gentleman pria ini.
Fan, pijetin kakiku dong, biar darahnya lebih lancar. Ini
balutannya kenceng banget sih, sampe sakit. Pijetanku nggak ada tenaganya nih!
ujarku tulus.
Sungguh mati, pd saat itu, sikap tubuhku dan katakataku sama
sekali tdk bertujuan menggodanya. Memang itulah yg kuinginkan, hanya pijatan
utk melancarkan darahku yg terasa terbebat, tak lebih. Arfan duduk di pinggir
ranjang dan mulai memijat betisku dari bawah lutut sampai hampir mencapai
pergelangan kakiku yg dibalut perban
Kayaknya emang harus ketat, Rik. Dokter bilang, supaya
bengkaknya lebih cepet kempes, tukas Arfan sambil terus memijatku.
Mmm, iya kali, jawabku sekenanya sementara mataku terpejam
menikmati pijatannya yg memang membuat kakiku lebih nyaman.
Tak lama Arfan memijat sampai kurasakan kenyamanan dlm
tubuhku berangsur beralih menjadi perasaan berdesir yg aneh setiap kali tangan
kekarnya menyentuh kakiku. Kubuka mata dan kutatap wajah Arfan yg tampak serius
memijat kakiku. Sama sekali tdk tampan, bahkan cenderung keras, wajah Arfan
sangat bertolak belakang dgn sikapnya yg demikian lembut memperlakukanku selama
ini.
Tenaga dan penampilan keras serta sikap lembut, kombinasi yg
tak kudapatkan dari suamiku, ditambah berbagai macam kecocokan di antara kami.
Mungkin inilah yg mendorongku utk menggeser posisiku mendekatinya, lalu mencium
bibirnya. Arfan terkejut, namun tak berusaha menghindar. Dibiarkannya aku
mencium bibirnya beberapa saat sebelum akhirnya ia merespon dgn hisapan lembut
pd bibir bawahku yg basah. Kami saling menghisap bibir beberapa saat sampai
akhirnya Arfan yg lebih dulu melepas ciuman hangat kami.
Rik.. katanya ragu.
Kami saling menatap beberapa saat. Komunikasi tanpa katakata
akhirnya memberi jawaban dan keputusan yg sama dlm hati kami, lalu hampir
berbarengan, wajah kami samasama maju dan kembali saling berciuman dgn mesra
dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yg memulai,
aku dan Arfan saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan
bergairah.
Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan Arfan
mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dgn lembut.
Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Entah bagaimana pria yg tampaknya
sekasar dia bisa menyentuh selembut ini, aku tak peduli dan menikmati saja
kelembutan yg memancing gairah ini. Kembali Arfan yg melepas bibirnya dari
bibirku.
Namun kali ini, dgn lembut namun tegas, ia mendorong tubuhku
sambil satu tangannya masih terus membelai pahaku, membuat kedua tanganku yg
menahanku pd posisi duduk tak kuasa melawan dan aku pun terbaring pasrah
menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di
sisiku. Arfan mengambil inisiatif mencium bibirku kembali, yg serta merta
kubalas dgn hisapan bernapsu pd lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin
menggelegak akibat tangannya yg mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku,
meremasremas meqiku yg masih terbalut celana dlm itu dgn lembut namun perkasa.
Mmppphhh Irrrfaannnnnn.. erangku di selasela ciuman panas
kami.
Aku agak tdk rela saat tangan kekarnya meninggalkan
selangkanganku, namun ia mulai menarik blousku hingga terlepas dari jepitan
rokku, lalu ia loloskan dari kepalaku. Toket montok yg mengintip menggoda dari
BHku tak disentuhnya, membuatku semakin penasaran. Ia kembali mencium bibirku,
namun kali ini lidahnya mulai berpindahpindah ke telinga dan leherku, utk
kembali lagi ke bibir dan lidahku.
Permainannya yg lembut dan tak tergesagesa ini membuatku
sangat penasaran dan terpancing menjadi semakin bergairah, sampai akhirnya ia
mulai memainkan tangannya merabaraba dadaku dan sesekali menyelipkan jarinya ke
balik BH menggesekgesek putingku yg saat itu sdh tegak mengacung. Aku sendiri
tdk tinggal diam dan mulai melepas kancing bajunya, dan setelah bajunya
kulepaskan utk menyingkap dada bidang dan kekar di depan mataku, ia pun
memutuskan utk mengalihkan godaan lidahnya ke toketku.
Dihisap dan dijilatnya toketku sementara tangannya merogoh
ke balik punggungku utk melepas kait BHku. Ia melempar BHku ke lantai sambil
tdk buang waktu lagi mulai menjilati putingku yg memang sdh menginginkan ini
dari tadi.
Ooohhh desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu
lidahnya yg basah dan kasar menggesek putingku yg terasa sangat peka.
Terus Arfan menjilati dan menghisap dada dan putingku di
selasela desah dan rintihku yg sangat menikmati gelombang rangsangan demi
rangsangan yg semakin lama semakin menggelora ini, sementara tangannya mulai
melepas celananya, sehingga kini ia benarbenar telanjang bulat.
Arfan melepas putingku lalu bangkit berlutut mengangkangi
betisku. K0ntolnya yg besar dan berotot mengacung dgn bangga. Ia melepas rokku
dan membungkukkan badannya menjilati pahaku. Kembali lidahnya yg basah dan kasar
menghantarkan setruman birahi hebat yg merebak ke seluruh tubuhku pd setiap
sentuhannya di pahaku. Apalagi bila lidahnya menggoda selangkanganku dgn
jilatannya yg sesekali melibas pinggiran meqiku, semili lagi utk menyentuh
bibir meqiku. Yg bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan
gejolak birahi penasaranku yg menginginkan lebih.
Akhirnya, dgn menyibakkan celana dlmku, Arfan mengalihkan
jilatannya ke bibir meqiku yg telah begitu basah penuh lendir birahi.
oooohhhhhh.. Irrfaaannnnnn.. ohhh.. rintihanku langsung
menyertai ledakan kenikmatan yg kurasakan saat lidah Arfan melalap meqiku dari
bawah sampai ke atas, menyentuh klitorisku.
Aachh.. Aachh.. mmphh.. mmpphh.. mmpphh.. occhh.. Aku
memajumundurkan pantatku seirama dgn jilatannya pd meqiku, sementara tanganku
mengacakacak dan menjambakjambak rambutnya.
Air kenikmatan mengalir dari meqiku, diterima oleh lidah dan
mulut Arfan yg tak henti menjilat dan menghisap meqiku. Kenikmatan merebak
perlahan, berpangkal dari meqiku ke seluruh tubuhku, membuat pandanganku gelap
dan kepalaku terasa melayg. Aku tahu aku hampir mencapai klimaks, pdhal masih
menginginkan lebih. Mungkin mengetahui itu jg, Arfan melepas lidahnya dari
meqiku, dan melepas celana dlmku yg sdh basah kuyup tak karuan. Kini kami
samasama telanjang bulat. Tubuh kekar Arfan berlutut di depanku. Meqiku panas,
basah dan berdenyutdenyut.
Arfan membuka kakiku hingga mengangkang semakin lebar, lalu
menurunkan pantatnya dan menuntun k0ntolnya ke bibir meqiku. Hngk!
kerongkonganku tercekat saat kepala k0ntol Arfan menembus meqiku. Walau telah
basah berlendir, tak urung k0ntol Arfan yg demikian kekar berotot begitu seret
memasuki liang meqiku yg belum pernah dilewati bayi ini, membuatku menggigit
bibir menahan kenikmatan hebat bercampur sedikit rasa sakit.
Tanpa terburuburu, Arfan kembali menjilati dan menghisap
putingku yg masih mengacung dgn lembut, kadang menggodaku dgn menggesekkan
giginya pd putingku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan
menghisap putingku, membuatku tersihir oleh kenikmatan tiada tara, sementara
setengah k0ntolnya bergerak perlahan dan lembut dlm meqiku.
Ia menggerakgerakkan pantatnya maju mundur dgn perlahan,
memancing gairahku semakin bergelora dan lendir birahi semakin banyak meleleh
di meqiku, melicinkan jalan masuk k0ntol berotot ini ke dlm liang kenikmatanku.
Lidahnya yg kasar dan basah berpindahpindah dari satu puting ke puting yg lain,
membuat kepalaku terasa semakin melayg didera kenikmatan gairah.
Akhirnya seluruh k0ntol Arfan tertelan oleh meqiku,
memberiku kenikmatan hebat, seakan meqiku dipaksa meregang, mencengkeram otot
besar dan keras ini. Melepas putingku, Arfan mulai memajumundurkan pantatnya
perlahan, sementara aku pun mulai membalas dgn gerakan pantat yg majumundur dan
kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, sementara napas kami semakin
tersengalsengal diselingi desah penuh kenikmatan.
oohh.. oohh.. oohh.. Riiikkkk.. aaahhh..enaakkkk
sayanngggg..
Ahh.. Irfaaannnnn.. oocchh.. oocchh.. oocchh.. oocchh..
mmpphhhh..
Terus kami berdua saling memberi kenikmatan, sementara lidah
Arfan kembali menari di putingku yg memang gatal memohon jilatan lidah
kasarnya. Aku sendiri hanya bisa menikmati semua itu sambil meremasremas
rambutnya. Rasa kesemutan berdesir dan setruman nikmat yg sempat terhenti
kembali merebak perlahan berpusat dari meqi dan putingku, ke seluruh tubuhku
hingga ujung jariku. Kenikmatan menggelegak ini merayap begitu perlahan
sehingga terasa seakan berjamjam, walau sebenarnya hanya sekitar 20 menit.
K0ntol Arfan semakin cepat dan kasar menggenjot meqiku dan
menggesekgesek dinding meqiku yg mencengkeram erat. Hisapan dan jilatannya pd
putingku pun semakin cepat dan bernapsu. Aku begitu menikmatinya sampai
akhirnya seluruh tubuhku terasa penuh setruman birahi yg intensitasnya perlahan
terus bertambah seakan tanpa henti hingga akhirnya seluruh tubuhku terpaksa
bergelinjang tanpa bisa kukendalikan saat kenikmatan gairah ini meledak dlm
seluruh tubuhku.
Ngghhh.. nghhh.. nghhhhhh.. Irrfaannnn.. Akkkk!! pekikanku
meledak menyertai gelinjang liar tubuhku dan ledakan kenikmatan klimaks dlm
tubuhku, membuat Arfan semakin mengendalikan gerakannya yg tadinya cepat dan
kasar itu menjadi perlahan dan kembali lembut.
Ledakan kenikmatan orgasmeku yg terasa seperti berpuluhpuluh
menit itu menyemburkan lendir orgasme dlm meqiku, sementara Arfan dgn menggoda
terus menggerakkan k0ntolnya secara sangat perlahan, di mana setiap mili k0ntol
Arfan menggesek dinding meqiku, suatu kenikmatan orgasme meledak dlm tubuhku.
Beberapa detik kenikmatan yg terasa seperti puluhan menit
itu akhirnya berakhir dgn tubuhku yg terkulai lemas dgn k0ntol Arfan masih di
dlm meqiku yg berdenyutdenyut di luar kendaliku. Tanpa tergesagesa, Arfan
mengecup bibir, pipi dan leherku dgn lembut dan mesra, sementara kedua lengan
kekarnya memeluk tubuh lemasku dgn erat, membuatku benarbenar merasa aman,
terlindung dan sangat disayangi. Ia sama sekali tdk menggerakkan k0ntolnya yg
masih besar dan keras di dlm meqiku. Ia memberiku kesempatan utk mengatur
napasku yg terengahengah.
Setelah aku kembali sadar dari ledakan kenikmatan klimaks yg
memabukkan tadi, aku pun mulai membalas ciuman Arfan, memancing Arfan utk
kembali memainkan lidahnya pd lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin
liar. Gairah Arfan yg sempat tertahan tampak semakin terpancing dan ia mulai
kembali menggerakgerakkan pantatnya perlahanlahan, menggesekkan k0ntolnya pd
dinding meqiku.
Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar dan berani
melayani gairahnya yg memang tampak sdh mendekati puncak. Genjotan k0ntolnya pd
meqiku semakin cepat, kasar dan liar. Walau sdh tak menikmati rangsangan lagi,
hanya menikmati kebersamaan, aku tak merasa disakiti oleh genjotan k0ntol Arfan
yg semakin bernapsu, semakin cepat, semakin kasar, hingga akhirnya ledakan
lendir kental panas muncrat bertubitubi di dlm meqiku.
mmmpphhh.. uuucchhhhh.. Riikk.. Arfan melenguh menyertai
ejakulasi puncaknya yg kubuat semakin nikmat dgn menekan pantatku maju,
menancapkan k0ntolnya sedlmdlmnya di dlm meqiku, sambil kupeluk tubuhnya erat.
Setelah mengejang beberapa detik, tubuh Arfan melemas dan
ambruk menindih tubuhku. Berat memang, namun Arfan menyadari itu dan segera
menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Dua tubuh telanjang bermandikan
keringat terbaring berdampingan di ranjang, tersungging senyum penuh kepuasan
pd bibir kami berdua. Arfan memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku
merasa semakin nyaman dan puas.
Sekembali Arfan ke kantor, aku termenung sendirian di
ranjang. Suatu kenyataan yg tadi sama sekali tak terpikir olehku mulai merebak
dlm kesadaranku. Aku telah menikmati perbuatan nista dan telah mengkhianati
suamiku. Aku mulai merasa berdosa, sementara di lain pihak, aku sangat
menikmatinya dan sangat ingin melakukannya lagi.
Hati dan akal sehat terpecah dan menyeretku ke dua arah yg
berlawanan. Pergumulan batin terjadi membuatku limbung dlm hidup. Akhirnya
kuputuskan utk menjauhi Arfan dan kuminta dia utk menjauhiku. Kulimpahkan
tugasku pd seorang bawahanku, sehingga aku tak perlu terlalu sering bertemu dgn
Arfan lagi.
Setelah beberapa minggu dlm kondisi seperti ini, Arfan
berhenti bertugas di kantorku. Entah itu keinginannya sendiri atau memang ia
dialihtugaskan, aku tdk tahu. Namun hingga kini, pergumulan batin dlm diriku
masih terus berlangsung. Aku masih merindukan dan menginginkan sentuhan tangan
kekar Arfan, sementara di lain pihak aku tetap mencintai dan ingin setia pd
suamiku yg begitu baik hati, namun tak bisa memberikan yg telah diberikan Arfan
pdku.
Post a Comment