Cerita Seks Ngeseks Dengan Murid Les Ku Yang Montok
Cerita Seks Ngeseks Dengan Murid Les Ku Yang Montok
![]() |
Cerita Seks Ngeseks Dengan Murid Les Ku Yang Montok |
Berita Terkini - Nancy (bukan sama sebenarnya), adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya.
Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih
menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah
dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya.
Usianya baru 15 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu
tinggi berkisar 155 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu
gemuk atau terlalu kurus.
Seminggu yang lalu Nancy mulai rutin mengikuti les privat
Fisika di rumahku, Renne Lobo, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah
mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih
dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku
tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang
di atasnya terletak seperangkat komputer.
Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu
semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang
tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan
pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata
sangat artistik sehingga terasa nyaman.
Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan
alunan lagu-lagu cinta, Nancy sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan.
Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh
tersenggol.
Nancy berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk
mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu
mengambilnya. Nancy kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Nancy
berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya
kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak
tangannya.
Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat
merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu,
sambil tersenyum aku berkata, “Nan, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum
seperti itu”. Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak
sadar Nancy mencubit pahaku sambil tersenyum senang.
“Udah punya pacar Nan?”, godaku sambil menatap Nancy.
“Belum, Kak!”, jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu
bersemu merah. “Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar”, lanjutku.
“Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil,
caper”, komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.
“Ohh!”, aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya,
mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas. “Minum Coca Cola apa Nanta, Nan?”,
lanjutku.
“Apa ya! Coca Cola aja deh Kak”, sahutnya sambil terus
bekerja.
Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan
menelusuri tubuh Nancy yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini,
badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil
tersenyum sendiri.
“Sudah Kak”, suara Nancy mengagetkan lamunanku, kuhampiri
dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa
hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.
“Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Nan “, pujiku
dan membuat Nancy tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.
Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan
menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat
lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar
bergeser semakin dekat padaku.
Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan
berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang
melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap
pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.
“Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Nan”, kataku
sambil melihat wajah Nancy lewat sudut mata. Nancy tersentak dari lamunannya
dan menggeleng, “Belum, ulang dong Kak!”, sahutnya. Kemudian aku mengambil
kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan
rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi
tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.
Nancy semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan
usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras,
usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin
terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa
berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan
bau parfum yang lembut.
Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai
perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Nancy mulai mencoba menarik
perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya
semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.
Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak
kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan,
tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya
meremas lembut pahaku, akhirnya Nancy menutup mata karena tidak kuat menahan
gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.
“Kamu sakit?”, tanyaku berbasa basi. Nancy menggelengkan
kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Nancy diam saja
karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan
kirinya.
Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, “Kamu
benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Nan”, gumamku lirih.
pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak
menahan gejolak di dadanya. Dan Nancy ternyata tak kuasa untuk menahan
keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, “Ahh..”, Nancy mendesah kecil
tanpa disadari.
Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil
membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga
gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa
kali. Nancy merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat
aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati
belaian-belaian lembut itu.
“Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu
sangat dewasa, Aku kagum!”, kataku merayu. Udara hangat terasa menerpa wajahya
yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke
telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah
dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk
cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.
“Ja.., jangan Kak”, pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak
berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan
menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya
bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin
baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir
laki-laki.
Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat
yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. “Uuhh..!”, hatinya tergelitik
untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.
“Aaahh..”, dia mendesah merasakan remasanku lembut di
payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam
saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya.
“Dadamu sangat indah Nan”, sebuah pujian yang membuatnya
semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk
melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia
benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.
“Aaahh”, Nancy mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak
dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar
akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli,
merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup
jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman
bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.
Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya,
tangannya mencoba menahannya. “Jangan nanti dilihat orang”, pintanya, tapi
tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus
mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.
Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya
kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya
di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih
nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu
makin terbuka.
“Auuuhh”, bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium
hangat di lehernya yang putih mulus. “Aaaahh”, dia makin mendesah dan merasakan
kegelian lain yang lebih nikmat.
Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. “Tubuhmu
wangi sekali”, kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu
dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka. Nancy sendiri tidak kuasa menolak,
seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini
menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir
hangatku beralih menelusuri dadanya.
“Uhh.!”, tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari
rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari
lembut di atas perutnya. “Auuuhh” membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya
melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.
Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi
ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. “Ooohh”,
terdengar desah Nancy yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian
jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan
halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.
Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi
dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis
itu, kuperlakukan Nancy dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini
membuat Nancy makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat
gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing
branya.
Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di
bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.
“Aaahh.. Uuuhh. ooohh”, Nancy menggelinjang gelinjang geli
dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang
mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin
nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.
Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih
kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. “Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh”. Nancy
mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing
bajuku, agak susah, tapi dia berhasil. Tangannya menyusup kebalik baju dan
mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. “Ngghh.. “, vaginanya yang
basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Nancy menurut ketika badannya
diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke
samping tempat tidur.
Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak
tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain
dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di
atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri.
Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan
mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena
tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik
yang tergolek pasrah di depanku ini.
Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa
membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Nancy
menggelinjang, “Ahh.. uuuhh.. aaahh”. Pengalaman pertamanya ini membuat
angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu
terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil
kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.
“Aaahh..!”, dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku,
vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. “Kak..
ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh”, rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan
buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing
bajuku sendiri satu persatu, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku
yang bidang dan atletis.
Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat
Nancy akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik
ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil
tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya
diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat. “Geli.. ahh.. ohh!”
Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum,
dijilati dan dihisap lembut. “Uuuhh.!”, dia makin mendekapkan kepalaku, itu
akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak.
“Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh”, dia merintih
rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya
tersingkap.
Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik
ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir,
kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha
putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi Nancy
semakin memuncak. Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu.
“Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”, terdengar gadis itu
merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu
menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Nancy tidak peduli dengan
tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk
lutut, menyerah.
“Jangan Kak.. aahh”, tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian Nancy
malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku
tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis
itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang
dan punggung.
“Uuuhh”, ketika membalikkan badan, Nancy melihat sesuatu
yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu.
“Aaahh”. Nancy mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian
hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya.
“Ahh..”, dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya,
membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan
merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Nancy
sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia
kaget dan menarik tangannya.
“Aaahh”, Nancy tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain,
ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan
indahnya di atas tonjolan dada. Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini
membuat birahinya makin memuncak. “Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh”, sambil
terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan
pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana.
Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di
bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi
rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya
bergantian.
“Teruuuss.. aaahh.. uuuhh”, karena geli dan nikmat Nancy
mulai membuka kakinya, jari-jari Rene yang nakal mulai menyusup dan mengelus
vaginanya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala.
“Ahh.. terus.. ahh.. ohh”, gadis itu kaget sejenak, kemudian
kembali merintih rintih. Melihat Nancy menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba
mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan
lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Nancy makin menggelinjang dan
birahinya makin membara. “Ahh.. teruusss ooh”, Nancy merintih rintih
kenikmatan.
Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan
mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar
saja, Nancy membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan
kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.
Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak
semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dihiasi
bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus. Vaginanya tampak kemerahan dan basah
dengan puting vagina mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang
sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir vagina makin membanjir.
“Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”.
Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung
kepala. “Kak.. aahh”, Nancy tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah
celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Nancy
tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku.
Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu,
secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku
melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak
dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.
Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali. Nancy kagum
sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak
dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Vaginanya pasti sudah
sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian
telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.
Sejenak aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan
dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup
selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya.
Nancy hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan
serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku
melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya.
Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke
bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat
tersendiri. “Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh”, birahinya memuncak bisa-bisa
sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. “Ahh” terasa hangat
dan kencang.
“Kak.. ahh!”, dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya,
membimbing serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku
menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan gatal.
“Uuuhh.. aaahh”, tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai
menyenggol-nyenggol selaput daranya. “Ooohh Kak masukkan ahh”, gadis itu sampai
merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.
Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan
gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir
vagina. “Ooohh Kak masukkan aaahh”, di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah
kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai
menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts “Aduuhh.. aahh”,
tangannya mencengkeram bahuku.
Dengan begitu, Nancy hanya merasa lubang vaginanya seperti
digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus
serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan bercampur
lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi
pelan-pelan dan hati-hati. “Ahh”, dia merintih kenikmatan.
Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina
yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum
elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets “Ohh..”, kali ini
tidak ada rasa sakit, Nancy hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu
keluar masuk merojok vaginanya. Nancy menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan
mendekap pinggangnya.
“Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh”, serdaduku terus
menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, “Aaahh”, masuk lagi. “Ahh, terus… ahh..
uhh”, lubang vagina itu makin lama makin mengembang, hingga burung itu bisa
masuk sampai mencapai pangkalnya beberapa kali.
Nancy merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala,
perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang,
dan tak tertahankan lagi. “Aaahh, ooohh, aaahh” vaginanya berdenyut-denyut
melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang
menyelimuti dirinya.
Melihat Nancy sudah mencapai orgasme, aku kini melepas
seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar
masuk lubang vagina Nancy, “Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh”, Nancy merintih dan
merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan
mengejang, begitu juga denganku.
“Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!”, kami merintih rintih panjang
menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa
serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih
berdenyut nikmat.
Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu
pelan-pelan, berbaring di sebelah Nancy dan memeluknya supaya Nancy merasa
aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan.
“Bagaimana kalau Nancy hamil Kak”, katanya sambil sudut matanya mengeluarkan
air mata.
Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Nancy
tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku
menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya.
Nancy semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian
tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun
bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas
dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.
Bangun tidur, Nancy membersihkan badan di kamar mandi.
Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya,
begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya.
Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali
satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring
di tempat tidur.
Mari bergabung dengan kami di www.sahabatpk.com
ReplyDelete-----------------------------------------------------------------------**
Agent Judi Online TERPERCAYA di Indonesia
Hanya dengan 1 User ID bisa bermain 7 GAME :
-ADU Q
-BANDAR Q
-DOMINO QQ
-POKER
-CAPSASUSUN
-BANDAR POKER
-SAKONG ONLINE ( NEW )
---------------------------------------------**
Kami juga menyediakan Bonus-Bonus Untuk Anda Semua :
* BONUS ROLLINGAN 0,5% (Dibagikan setiap hari senin)
* BONUS REFFERAL 15% ( Seumur Hidup )
------------------------------------------------------------------**
Permainan di www.sahabatpk.com murni 100% PLAYER vs PLAYER tanpa BOT (ROBOT)
--------------------------------------------**
Kami juga menyediakan 5 bank local :
- BCA
- MANDIRI
- BNI
- BRI
- DANAMON
---------------------------**
Apabila anda ada keluhan, kami juga menyediakan perlayanan LiveChat 24jam NON STOP Yang Dilayani Cs kami yang Responsive dan juga Cantik - Cantik lohhh
BBM : 2B13CFDA
#AgenBandarQ #AgenSakong #Agenjudionline #Agencapsa #judionline #carimodal #AduQ #Capsasusun #AgenPoker