Cerita Seks Berawal Dari Bermain Dokter-Dokteran Dengan Om Budi
Cerita Seks Berawal Dari Bermain Dokter-Dokteran Dengan Om Budi
![]() |
Cerita Seks Berawal Dari Bermain Dokter-Dokteran Dengan Om Budi |
Berita Terkini - Perkenalkan namaku Rina, usia sekarang 23 tahun, aku bekerja sebagai salah satu karyawati di BUMN besar di Jakarta. Kata temen-temen aku memiliki wajah yang cantik, dengan rambut sebahu, kulitku kuning langsat, tinggi 163 cm, dengan tubuh yang langsing dan seksi. Apalagi waktu masih gadis SMP aku terpilih sebagai mayoret drum band sekolah karena kecantikanku.
Aku ingin menceritakan pengalaman seks pertamaku justru dari
teman baik ayahku sendiri, pengalaman sex yang tak kuduga ini terjadi ketika
aku masih gadis SMP, baru saja akan masuk kelas 2 SMP di Yogya. Teman ayah itu
bernama, Om Budi dan aku sendiri memanggilnya Om.
Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan Om Budi, ia
sudah dianggap seperti saudara sendiri di rumahku. Om Budi wajahnya sangat
tampan, wajahnya tampak jauh lebih muda dari ayahku, karena memang usianya
berbeda agak jauh, usia Om Budi ketika itu sekitar 28 tahun. Selain tampan, Om Budi
memiliki tubuh yang tinggi tegap, dengan dada yang bidang.
Kejadian ini bermula ketika liburan semester, waktu itu
kedua orang tuaku harus pergi ke Madiun karena ada perayaan pernikahan saudara.
Karena kami dan Om Budi cukup dekat, maka aku minta kepada orang tuaku untuk
menginap saja di rumah Om Budi yang tidak jauh dari rumahku selama 5 hari itu.
Om Budi sudah menikah, tetapi belum punya anak. Istrinya
adalah seorang karyawan perusahaan swasta, sedangkan Om Budi tidak mempunyai
pekerjaan tetap. Dia adalah seorang makelar mobil. Hari-hari pertama kulewati
dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda-ria, setelah istri Om Budi pergi ke
kantor.
Om Budi sendiri karena katanya tidak ada order untuk mencari
mobil, jadi tetap di rumah sambil menunggu telepon kalau-kalau ada langganannya
yang mau mencari mobil. Untuk melewatkan waktu, sering juga kami bermain
bermacam permainan seperti halma, atau monopoli, karena memang Om Budi orangnya
sangat pintar bergaul dengan siapa saja.
Ketika suatu hari, setelah makan siang, tiba-tiba Om Budi
berkata kepadaku, “Rin.. kita main dokter- dokteran yuk.., sekalian Rina, Om
periksa beneran, mumpung gratis”. Memang kata ayah dahulu Om Budi pernah kuliah
di fakultas kedokteran, namun putus di tengah jalan karena menikah dan
kesulitan biaya kuliah.
“Ayoo..”, sambutku dengan polos tampa curiga.
Kemudian Om Budi mengajakku ke kamarnya, lalu mengambil
sesuatu dari lemarinya, rupanya ia mengambil stetoskop, mungkin bekas yang
dipakainya ketika kuliah dulu.
“Nah Rin, kamu buka deh bajumu, terus tiduran di ranjang”.
Mula-mula aku agak ragu-ragu. Tapi setelah melihat mukanya
yang bersungguh-sungguh akhirnya aku menurutinya.
“Baik Om”, kataku, lalu aku membuka kaosku, dan mulai hendak
berbaring.
Namun Om Budi bilang, “Lho.. BH-nya sekalian dibuka dong..,
biar Om gampang meriksanya”.
Aku yang waktu itu masih polos, dengan lugunya aku membuka
BH-ku, sehingga kini terlihatlah buah dadaku yang masih mengkal.
“Wah.., kamu memang benar-benar cantik Rin..”, kata Om Budi.
Kulihat matanya tak berkedip memandang buah dadaku, dan aku
hanya tertunduk malu.
Setelah telentang di atas ranjang, dengan hanya memakai rok
mini saja, Om Budi mulai memeriksaku. Mula-mula di tempelkannya stetoskop itu
di dadaku, rasanya dingin, lalu Om Budi menyuruhku bernafas sampai beberapa
kali, setelah itu Om Budi mencopot stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum
kepadaku, tangannya menyentuh lenganku, lalu mengusap-usapnya dengan lembut.
“Waah.. kulit kamu halus ya, Rin.. Kamu pasti rajin
merawatnya”, katanya. Aku diam saja, aku hanya merasakan sentuhan dan usapan
lembut Om Budi.
Kemudian usapan itu bergerak naik ke pundakku. Setelah itu
tangan Om Budi merayap mengusap perutku. Aku hanya diam saja merasakan perutku
diusap-usapnya, sentuhan Om Budi benar-benar terasa lembut, dan lama- kelamaan
terus terang aku mulai jadi agak terangsang oleh sentuhannya, sampai- sampai
bulu tanganku merinding dibuatnya.
Lalu Om Budi menaikkan usapannya ke pangkal bawah buah
dadaku yang masih mengkal itu, mengusap mengitarinya, lalu mengusap buah
dadaku. Ih.., baru kali ini aku merasakan yang seperti itu, rasanya halus,
lembut, dan geli, bercampur menjadi satu. Namun tidak lama kemudian, Om Budi
menghentikan usapannya. Dan aku kira.. yah, hanya sebatas ini perbuatannya.
Tapi kemudian om Budi bergerak ke arah kakiku.
“Nah.., sekarang Om periksa bagian bawah yah..”, katanya.
Setelah diusap-usap seperti tadi yang terus terang membuatku agak terangsang,
aku hanya bisa mengangguk pelan saja. Saat itu aku masih mengenakan rok miniku,
namun tiba-tiba Om Budi menarik dan meloloskan celana dalamku. Tentu saja aku
keget setengah mati.
“Ih.., Om kok celana dalam Rina dibuka..?”, kataku dengan
gugup.
“Lho.., khan mau diperiksa.., pokoknya Rina tenang aja..”,
katanya dengan suara lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum
Om Budi penuh dengan maksud tersembunyi. Tetapi saat itu aku sudah tidak bisa
berbuat apa-apa.
Setelah celana dalamku diloloskan oleh Om Budi, dia duduk
bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya tak berkedip menatap vaginaku yang masih
mungil, dengan bulu-bulunya yang masih sangat halus dan tipis.
Lalu kedua kakiku dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku
menumpang di atas pahanya. Lalu Om Budi mulai mengelus-elus betisku, halus dan
lembut sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan-lahan meraba- raba
pahaku bagian atas, lalu ke paha bagian dalam. Hii.., aku jadi merinding
rasanya.
“Ooomm..”, suaraku lirih.
“Tenang sayang.., pokoknya nanti kamu merasa nikmat..”,
katanya sambil tersenyum.
Om Budi lalu mengelus- elus selangkanganku, perasaanku jadi
makin tidak karuan rasanya.
Kemudian, dengan jari telunjuknya yang besar, Om Budi
menggesekkannya ke bibir vaginaku dari bawah ke atas.
“aahh.., Ooomm..”, jeritku lirih.
“Ssstt.., hmm.., nikmat.., kan..?”, katanya.
Mana mampu aku menjawab, malahan Om Budi mulai meneruskan
lagi menggesekkan jarinya berulang-ulang. Tentu saja ini membuatku makin tidak
karuan, aku menggelinjang- gelinjang, menggeliat- geliat ke sana-ke mari.
“Ssstthh.., aahh.., Ooomm.., aahh..”, eranganku terdengar
lirih, dunia serasa berputar-putar, kesadaranku bagaikan terbang ke langit.
Vaginaku rasanya sudah basah sekali karena aku memang benar-benar sangat
terangsang sekali.
Setelah Om Budi merasa puas dengan permainan jarinya, dia
menghentikan sejenak permainannya itu, tapi kemudian wajahnya mendekati
wajahku, aku yang belum berpengalaman sama sekali, dengan pikiran yang antara
sadar dan tidak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang
sebenarnya sedang terjadi.
Wajahnya semakin dekat, kemudian bibirnya mendekati bibirku,
lalu ia mengecupku dengan lembut, rasanya geli, lembut, dan basah. Namun Om Budi
bukan hanya mengecup, ia lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya,
Hii.., rasanya jadi makin geli.., apalagi ketika lidah Om Budi memancing
lidahku, sehingga aku tidak tahu kenapa, secara naluri jadi terpancing,
sehingga lidahku dengan lidah Om Budi saling bermain, membelit-belit, tentu
saja aku jadi semakin nikmat kegelian.
Kemudian Om Budi mengangkat wajahnya dan memundurkan
badannya. Entah permainan apa lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aku toh
sudah pasrah. Dan eh.., gila.., tiba-tiba badannya dimundurkan ke bawah dan Om Budi
tengkurap di antara kedua kakiku yang otomatis terkangkang, kepalanya berada
tepat di atas kemaluanku dan Om Budi dengan cepat menyeruakkan kepalanya ke
selangkanganku, kedua pahaku dipegangnya dan diletakkan di atas pundaknya,
sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala Om Budi.
Aku sangat terkejut dan mencoba memberontak, akan tetapi
kedua tangannya memegang pahaku dengan kuat, lalu tanpa sungkan- sungkan lagi
Om Budi mulai menjilati bibir vaginaku.
“aa.., Ooomm..!”, aku menjerit, walaupun lidah Om Budi
terasa lembut, namun jilatannua itu terasa menyengat vaginaku dan menjalar ke
seluruh tubuhku, namun Om Budi yang telah berpengalaman itu, justru menjilati
habis- habisan bibir vaginaku, lalu lidahnya masuk ke dalam vaginaku, dan
menari-nari di dalam vaginaku.
Lidah Om Budi mengait-ngait ke sana-ke mari menjilat- jilat
seluruh dinding vaginaku. Tentu saja aku makin menjadi-jadi, badanku
menggeliat- geliat dan terhentak- hentak, sedangkan kedua tanganku mencoba
mendorong kepalanya dari kemaluanku. Akan tetapi usahaku itu sia-sia saja, Om Budi
terus melakukan aksinya dengan ganas. Aku hanya bisa menjerit-jerit tidak
karuan.
“aahh.., Ooomm.., jaangan.., jaanggann.., teerruskaan..,
ituu.., aa.., aaku.., nndaak.., maauu.., geellii.., stoopp.., tahaann..,
aahh!”.
Aku menggelinjang- gelinjang seperti kesurupan, menggeliat
ke sana-ke mari antara mau dan tidak biarpun ada perasaan menolak akan tetapi
rasa geli, bercampur dengan kenikmatan yang teramat sangat mendominasi seluruh
badanku. Om Budi dengan kuat memeluk kedua pahaku di antara pipinya, sehingga
walaupun aku menggeliat ke sana-ke mari, namun Om Budi tetap mendapatkan yang
diinginkannya.
Jilatan- jilatan Om Budi benar- benar membuatku bagaikan
orang lupa daratan, vaginaku sudah benar-benar banjir dibuatnya, hal ini
membuat Om Budi menjadi semakin liar, ia bukan cuma menjilat- jilat, bahkan
menghisap, menyedot-nyedot vaginaku. Cairan lendir vaginaku bahkan disedot Om Budi
habis-habisan. Sedotan Om Budi di vaginaku sangat kuat, membuatku jadi samakin
kelonjotan.
Kemudian Om Budi sejenak menghentikan jilatannya. Dengan
jarinya ia membuka bibir vaginaku, lalu di sorongkan sedikit ke atas. Aku saat
itu tidak tahu apa maksud Om Budi, rupanya Om Budi mengincar clitorisku. Dia
menjulurkan lidahnya, lalu dijilatnya clitorisku.
“aahh..”, tentu saja aku menjerit keras sekali, aku merasa
seperti kesetrum, karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku.
Begitu kagetnya aku merasakannya, aku sampai menggangkat pantatku. Om Budi
malah menekan pahaku ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan
terus menjilati clitorisku sambil dihisap- hisapnya.
“aa.., Ooomm.., aauuhh.., aahh!”, jeritku semakin menggila.
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang teramat sangat, yang ingin keluar dari
dalam vaginaku, seperti mau pipis, dan aku tak kuat menahannya, namun Om Budi
yang sepertinya sudah tahu, malahan menyedot clitorisku dengan kuatnya.
“Ooomm.., aa!”, tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi,
seluruh tubuhku menegang, tak sadar kujepit dengan kuat pipi Om Budi dengan
kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan
keluarnya cairan vaginaku banyak sekali, dan tampaknya Om Budi tidak
menyia-nyiakannya disedotnya vaginaku, dihisapnya seluruh cairan vaginaku.
Tulang- tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa lemas sekali. Aku
tergolek lemas.
Om Budi kemudian bangun dan mulai melepaskan pakaiannya.
Aku, yang baru pertama kali mengalami orgasme, merasakan badanku lemas tak
bertenaga, sehingga hanya bisa memandang saja apa yang sedang dilakukan oleh Om
Budi. Mula-mula Om Budi membuka kemejanya yang dilemparkan ke sudut kamar,
kemudian secara cepat dia melepaskan celana panjangnya, sehingga sekarang dia
hanya memakai CD saja.
Aku agak ngeri juga melihat badannya yang tinggi besar itu
tidak berpakaian. Akan tetapi ketika tatapan mataku secara tak sengaja melihat
ke bawah, aku sangat terkejut melihat tonjolan besar yang masih tertutup oleh
CD- nya, mecuat ke depan. Kedua tangan Om Budi mulai menarik CD-nya ke bawah
secara perlahan- lahan, sambil matanya terus menatapku.
Pada waktu badannya membungkuk untuk mengeluarkan CD-nya
dari kedua kakinya, aku belum melihat apa-apa, akan tetapi begitu Om Budi
berdiri tegak, darahku mendadak serasa berhenti mengalir dan mukaku menjadi
pucat karena terkejut melihat benda yang berada di antara kedua paha atas Om Budi.
Benda tersebut bulat panjang dan besar dengan bagian ujungnya yang membesar
bulat berbentuk topi baja tentara.
Benda bulat panjang tersebut berdiri tegak menantang ke
arahku, panjangnya kurang lebih 16 cm dengan lingkaran sebesar 4 cm bagian
batangnya dilingkarin urat yang menonjol berwarna biru, bagian ujung kepalanya
membulat besar dengan warna merah kehitam- hitaman mengkilat dan pada bagian
tengahnya berlubang di mana terlihat ada cairan pada ujungnya.
Rupanya begitu yang disebut kemaluan laki-laki, tampaknya
menyeramkan. Aku menjadi ngeri, sambil menduga-duga, apa yang akan dilakukan Om
Budi terhadapku dengan kemaluannya itu.
Melihat ekspresi mukaku itu, Om Budi hanya tersenyum-senyum
saja dan tangan kirinya memegang batang kemaluannya, sedangkan tangan kanannya
mengelus-elus bagian kepala kemaluannya yang kelihatan makin mengkilap saja.
Om Budi kemudian berjalan mendekat ke arahku yang masih
telentang lemas di atas tempat tidur. Kemudian Om Budi menarik kedua kakiku,
sehingga menjulur ke lantai sedangkan pantatku berada tepat di tepi tempat
tidur.
Kedua kakiku dipentangkannya, sehingga kedua pahaku sekarang
terbuka lebar. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena badanku masih terasa
lemas. Mataku hanya bisa mengikuti apa yang sedang dilakukan oleh Om Budi.
Kemudian dia mendekat dan berdiri tepat diantara kedua
pahaku yang sudah terbuka lebar itu. Dengan berlutut di lantai di antara kedua
pahaku, kemaluannya tepat berhadapan dengan kemaluanku yang telah terpentang
itu.
Tangan kirinya memegang pinggulku dan tangan kanannya
memegang batang kemaluannya. Kemudian Om Budi menempatkan kepala kemaluannya
pada bibir kemaluanku yang belahannya kecil dan masih tertutup rapat. Kepala
kemaluannya yang besar itu mulai digosok-gosokannya sepanjang bibir kemaluanku,
sambil ditekannya perlahan- lahan.
Suatu perasaan aneh mulai menjalar ke kesuluruhan tubuhku,
badanku terasa panas dan kemaluanku terasa mulai mengembung, aku agak
menggeliat-geliat kegelian atas perbuatan Om Budi itu dan rupanya reaksiku itu
makin membuat Om Budi makin terangsang. Dengan mesra Om Budi memelukku, lalu
mengecup bibirku.
“Gimana Rin.., nikmat khan..?”, bisik Om Budi mesra di
telingaku, namun aku sudah tak mampu menjawabnya, nafasku tinggal satu- satu,
aku hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aku sudah tidak berdaya
diperlakukan begini oleh Om Budi dan tidak pernah kusangka, karena sehari-hari
Om Budi sangat sopan dan ramah.
Selanjutnya tangan Om Budi yang satu merangkul pundakku dan
yang satu di bawah memegang penisnya sambil digosok-gosokkan ke bibir
kemaluanku, hal ini makin membuatku menjadi lemas ketika merasakan kemaluan
yang besar menyentuh bibir kemaluanku, aku merasa takut tapi kalah dengan
nikmatnya permainan Om Budi, di samping pula ada perasaan bingung yang melanda
pikiranku. Kemaluan Om Budi yang besar itu sudah amat keras dan kakiku makin
direnggangkan oleh Om Budi sambil salah satu dari pahaku diangkat sedikit ke
atas.
Aku benar-benar setengah sadar dan pasrah tanpa bisa berbuat
apa-apa. Kepala kemaluannya mulai ditekan masuk ke dalam lubang kemaluanku dan
dengan sisa tenaga yang ada aku mencoba mendorong badan Om Budi untuk menahan
masuknya kemaluannya itu, tapi Om Budi bilang tidak akan dimasukkan semua cuma
ditempelkan saja. Saya membiarkan kemaluannya itu ditempelkan di bibir
kemaluanku.
Tapi selang tak lama kemudian perlahan- lahan kemaluannya
itu ditekan-tekan ke dalam lubang vaginaku, sampai kepala penisnya sedikit
masuk ke bibir dan lubang vaginaku. Kemaluanku menjadi sangat basah, dengan
sekali dorong kepala penis Om Budi ini masuk ke dalam lubang vaginaku, gerakan
ini membuatku terkejut karena tidak menyangka Om Budi akan memasukan penisnya
ke dalam kemaluanku seperti apa yang dikatakan olehnya.
Sodokkan penis Om Budi ini membuat kemaluanku terasa
mengembang dan sedikit sakit, seluruh kepala penis Om Budi sudah berada di
dalam lubang kemaluanku dan selanjutnya Om Budi mulai menggerakkan kepala
penisnya masuk dan keluar dan selang sesaat aku mulai menjadi biasa lagi,
perasaan nikmat mulai menjalar ke seluruh tubuhku, terasa ada yang mengganjal
dan membuat kemaluanku serasa penuh dan besar, tampa sadar dari mulutku keluar
suara,
“Ssshh.., sshh.., aahh. oohh.., Ooomm.., Ooomm.., eennaak..,
eennaak! Aku mulai terlena saking nikmatnya dan pada saat itu, tiba-tiba Om Budi
mendorong penisnya dengan cepat dan kuat, sehingga penisnya menerobos masuk
lebih dalam lagi dan merobek selaput daraku dan akupun menjerit karena terasa
sakit pada bagian dalam vaginaku oleh penis Om Budi yang terasa membelah
kemaluanku.
“aadduuhh.., saakkiitt.., Ooomm.., sttoopp.., sttoopp..,
jaangaan.., diterusin”, aku meratap dan kedua tanganku mencoba mendorong badan
Om Budi, tapi sia- sia saja. Om Budi mencium bibirku dan tangannya yang lain
mengelus-elus buah dadaku untuk menutupi teriakan dan menenangkanku. Tangannya
yang lain menahan bahuku sehingga aku tidak dapat berkutik.
Badanku hanya bisa menggeliat-geliat dan pantatku kucoba
menarik ke atas tempat tidur untuk menghindari tekanan penis Om Budi ke dalam
liang vaginaku, tapi karena tangan Om Budi menahan pundakku, maka aku tidak
dapat menghindari masuknya penis Om Budi lebih dalam ke liang vaginaku. Rasa
sakit masih terasa olehku dan Om Budi membiarkan penisnya diam saja tanpa
bergerak sama sekali untuk membuat kemaluanku terbiasa dengan penisnya yang
besar itu.
“Om.., kenapa dimasukkan semua, kan.., janjinya hanya
digosok-gosok saja?”, kataku dengan memelas, tapi Om Budi tidak bilang apa-apa
hanya senyum- senyum saja.
Aku merasakan kemaluan Om Budi itu, terasa besar dan
mengganjal rasanya memadati seluruh relung-relung di dalam vaginaku. Serasa
sampai ke perutku karena panjangnya penis Om Budi tersebut. Waktu saya mulai
tenang, Om Budi kemudian mulai memainkan pinggulnya maju mundur sehingga
penisnya memompa kemaluanku.
Badanku tersentak-sentak dan menggelepar-gelepar, sedang
dari mulutku hanya bisa keluar suara, “Ssshh.., sshh.., oohh.., oohh”, dan
tiba-tiba perasaan dahsyat melanda keseluruhan tubuhku, bayangan hitam menutupi
seluruh pandanganku, sesaat kemudian kilatan cahaya serasa berpendar di mataku.
Sensasi itu sudah tidak bisa dikendalikan lagi oleh pikiran normalku, seluruh
tubuhku diliputi sensasi yang siap meledak.
Buah dadaku terasa mengeras dan puting susuku menegang
ketika sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku terlonjak-lonjak di atas
tempat tidur. Seluruh tubuhku meledak dalam sensasi, jari-jariku menggengam
alas tempat tidur erat-erat, tubuhku bergetar, mengejang, meronta di bawah
tekanan tubuh Om Budi ketika aku mengalami orgasme yang dahsyat.
Aku merasakan kenikmatan berdesir dari vaginaku,
menghantarkan rasa nikmat ke seluruh tubuhku selama beberapa detik terasa
tubuhku melayang- layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak
bedaya, tergeletak lemah di atas tempat tidur dengan kedua tangan yang
terentang dan kedua kaki terkangkang menjulur di lantai.
Melihat keadaanku Om Budi makin terangsang, sehingga dengan
ganasnya dia mendorong pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga
seluruh batang penisnya terbenam dalam kemaluanku. Aku hanya bisa menggeliat
lemah karena setiap tekanan yang dilakukannya, terasa clitorisku tertekan dan
tergesek-gesek oleh batang penisnya yang besar dan berurat itu. Hal ini
menimbulkan kegelian yang tidak terperikan.
Hampir sejam lamanya Om Budi mempermainkanku sesuka hatinya,
dan saat itu pula aku beberapa kali mengalami orgasme dan setiap itu terjadi,
selama 1 menit aku merasakan vaginaku berdenyut-denyut dan menghisap kuat penis
Om Budi, sampai akhirnya pada suatu saat Om Budi berbisik dengan sedikit
tertahan, “Ooohh.., Riinn.., Riinn.., aakkuu.., maau.., keluar!, Ooohh..,
aahh.., hhmm.., oouuhh!”.
Tiba-tiba Om Budi bangkit dan mengeluarkan penisnya dari
vaginaku. Sedetik kemudian, “Ccret.., crett.., crett”, spermanya berloncatan
dan tumpah tepat di atas perutku. Tangannya dengan gerakan sangat cepat
mengocok-ngocok batang penisnya seolah ingin mengeluarkan semua spermanya tanpa
sisa.
“aahh..”, Om Budi mendesis panjang dan kemudian menarik
napas lega. Dibersihkannya sperma yang tumpah di perutku. Setelah itu kami
tergolek lemas sambil mengatur napas kami yang masih agak memburu sewaktu
mendaki puncak kenikmatan tadi. Dipandanginya wajahku yang masih berpeluh untuk
kemudian disekanya. Dikecupnya lembut bibirku dan tersenyum.
“Terima kasih, sayang..”, bisik Om Budi dengan mesra. Dan
akhirnya aku yang sudah amat lemas terlelap di pelukan Om Budi.
ReplyDeleteSalam Sukses Untuk Semuanya...
AYOOO...!!!!!
Bagi yang Suka Main Poker Uang Asli
Ayo Gabung Bersama Kami Di Wayangpoker
MENANG maupun KALAH Tetap mendapatkan Bonus Setiap Hari
Wayangpoker Situs terpercaya yang sudah lama berada diantara kita semua.
Minimal DEPOSIT CUKUP DENGAN Rp,20.000
Minimal WITHDRAW CUMA Rp.40.000
BBM : 2BE326CC
WWW.WAYANGPOKER.POKER
Mari bergabung dengan kami di www.sahabatpk.com
ReplyDelete-----------------------------------------------------------------------**
Agent Judi Online TERPERCAYA di Indonesia
Hanya dengan 1 User ID bisa bermain 7 GAME :
-ADU Q
-BANDAR Q
-DOMINO QQ
-POKER
-CAPSASUSUN
-BANDAR POKER
-SAKONG ONLINE ( NEW )
---------------------------------------------**
Kami juga menyediakan Bonus-Bonus Untuk Anda Semua :
* BONUS ROLLINGAN 0,5% (Dibagikan setiap hari senin)
* BONUS REFFERAL 15% ( Seumur Hidup )
------------------------------------------------------------------**
Permainan di www.sahabatpk.com murni 100% PLAYER vs PLAYER tanpa BOT (ROBOT)
--------------------------------------------**
Kami juga menyediakan 5 bank local :
- BCA
- MANDIRI
- BNI
- BRI
- DANAMON
---------------------------**
Apabila anda ada keluhan, kami juga menyediakan perlayanan LiveChat 24jam NON STOP Yang Dilayani Cs kami yang Responsive dan juga Cantik - Cantik lohhh
BBM : 2B13CFDA
#AgenBandarQ #AgenSakong #Agenjudionline #Agencapsa #judionline #carimodal #AduQ #Capsasusun #AgenPoker