Cerita Seks Menyusu Dengan Mamaku
Cerita Seks Menyusu Dengan Mamaku
![]() |
Cerita Seks Menyusu Dengan Mamaku |
Liputan Berita Terkini - Namaku Rio, umurku saat ini 16 tahun dan telah duduk dikelas 1 SMA. Aku seorang laki-laki yang biasa-biasa saja dan tidak terlalu populer dikalangan para gadis. Aku mempunyai nafsu seks yang cukup tinggi tapi tentunya hanya bisa aku tuntaskan dengan onani sambil menonton film dewasa, menyedihkan. Aku anak pertama dari keluargaku, adekku Sonya baru saja lahir 5 bulan yang lalu dan masih dalam tahap pemberian asi yang rutin oleh ibuku.
Kadang setiap ada kesempatan, aku dapat melihat payudara
ibuku yang sedang asik menyusui adikku yang masih bayi. Ibuku bernama Risa
masih berumur 33 tahun karena ibuku menikah muda waktu umurnya masih 17 tahun,
sedangkan ayahku saat ini berusia 41 tahun berbeda 8 tahun dari ibuku dan
sedang sibuk-sibuknya dengan proyeknya sehingga kadang pulang larut malam atau
bahkan tidak pulang karena ada kerjaan di luar kota. Awalnya tidak ada perasaan
apapun melihat ibuku yang sedang menyusui, namun sejak aku menonton film
ataupun cerita porno tentang hubungan sedarah ibu dan anak, aku mulai tertarik
memperhatikan payudara ibuku yang putih mengkal penuh susu tersebut. Bahkan
kadang aku mulai berani beronani sambil membayangkan tubuh dan payudara ibuku.
Hari demi hari nafsuku semakin tinggi saja, intensitas
onaniku semakin sering dan tentunya yang menjadi target onaniku adalah ibu
kandungku sendiri. Setiap ibu menyusui adikku, aku selalu berusaha mencari
kesempatan supaya mendapatkan posisi yang pas melihat ibuku yang sedang
menyusui, baik ketika sedang menonton tv atau saat dikamarnya. Awalnya tidak
ada kecurigaan apapun terhadapku tapi lama kelamaan ibu mulai risih juga dengan
kehadiranku setiap menyusui adikku.
“Sayang.. kenapa sih liatin mama terus?” katanya padaku sambil
matanya melihat kearahku yang sedang asik memperhatikan payudaranya.
“Eh, eh… gak ada apa-apa kok mah..” kataku gagap.
“Beneran? Tapi kok liatin mama terus sih? Cemburu ya sama
adikmu?” kata mama menggodaku. “Kalau kamu mau susu bikin aja tuh di dapur,
masih ada kok susu Prenag*n mama dulu” katanya menggoda lagi.
“ahh.. mama becanda nih, masa Rio disuruh minum susu ibu
hamil sih ma” kataku pura-pura ngambek, mamaku tertawa karenanya sehingga
dadanya berguncang bahkan terlepas dari kuluman adikku sehingga memperlihatkan
putingnya yang coklat menggoda.
“Hihi, kamu sih, lagian kamu ngapain sih liatin mama nyusuin
adekmu?” tanya mamaku lagi.
“Gak ada apa-apa kok mah” jawabku yang masih agak takut
ketahuan sedang horny ngebayangin mamaku.
“Hmmm.. iya deh.. kalau mau liat, liat aja.. tapi inget
yah.. liatnya gak pakai nafsu, masa liat mama sendiri nafsu juga” ujar mamaku
yang akhirnya membiarkan saja aku memperhatikan payudaranya yang sedang
menyusui.
Aku tentu saja senang bukan main mendengarnya dan tidak menyiakan
kesempatan untuk melihat mamaku menyusui adikku tanpa perlu takut ditegur
mamaku lagi. Aktifitas itu tidak berlangsung terlalu lama, adikku akhirnya
tertidur setelah kenyang minum asi.
“Udah ya sayang.. adikmu udah tidur nih” kata mamaku sambil
memasang kembali branya dan menutupnya dengan kemeja.
Aku cukup kecewa karenanya, tapi mamaku cuek saja dan
bangkit dari duduknya, sepertinya ingin mengantarkan adikku ke ranjang bawa di
kamarnya. Aku iseng mengikutinya ke kamar, setelah masuk ke kamar dan
meletakkan adek bayi mamaku heran melihat aku juga masuk ke kamar.
“sayang? Ada apa?” tanya mamaku. Aku berusaha tidak
memandang matanya karena grogi, akhirnya aku memandang ke arah ranjang bayi.
“Gak ada kok mah, Cuma mau liat adik aja. Sonya cantik yah
ma, imut-imut” kataku mengalihkan perhatian.
“Iya donk, mamanya kan juga cantik, iyakan sayang?” kata
mamaku bercanda menggodaku.
“Hehe, iya mah, mama yang paling cantik di rumah ini” kataku
membalas godaannya, mamaku tertawa kecil, sungguh tertawa yang renyah dan
menyenangkan mendengarnya.
Payudaranya sekali lagi ku liat naik turun karena tertawa,
mamaku menyadari bahwa aku sedang memperhatikan payudaranya lagi.
“Kamu ini.. emang gak puas tadi liat susu mama?” katanya
tenang namun masih dengan senyum manis menghiasi wajahnya.
Sebuah senyum yang membuat hatiku berdebar apalagi mendengar
kata-kata mamaku barusan.
“Eh… aaa.. a..anuu” kataku gelagapan.
“Dasar, mama tahu kok usia seperti kamu saat ini sedang
panas-panasnya, tapi masa sama mama kamu sendiri nafsu juga, nakal yah..” kata
mamaku.
“Kalau kamu horny banget, tuh nonton lagi sana bokepmu itu,
mama tahu kok kamu sering nonton bokep di kamarmu”
Dugh!! Aku terkejut bukan main, ternyata mama mengetahui
aktifitasku yang satu itu.
“Dan juga kalau onani di kamar mandi disiram dong sayang,
masa dibiarkan gitu aja belepotan di dinding sama di lantai, kamu kelupaan yah
nyiramnya? mama deh yang repot membersihkannya.. jorok tahu.” sambung mamaku
lagi yang semakin membuat aku terkejut.
Aku sadar kalau kadang aku lupa membersihkan sperma yang
belepotan, aduh… malu bukan main ketahuan gini.
“eh.. eh.. iya ma.. sorry mah. Tapi gak apa-apa kan mah
kalau Rio onani dan nonton bokep?” tanyaku pada mama tapi dengan agak malu dan
takut.
“iya-iya.. normal kok untuk laki-laki seusiamu, tapi jangan
keseringan” kata mamaku mengiayakan.
Akhirnya sejak saat aku tidak perlu diam-diam lagi onani
atau nonton bokep, bahkan pintu kamarku ku buka saja.
“Sayang.. makan malam…” kata mamaku di depan pintu kamarku.
Aku cukup terkejut karenanya karena sedang asik nonton bokep sambil mengelus
barangku.
“Ayoooo… lagi ngapain? Nonton bokep yah?” tanya mamaku
menggoda.
“Eh, i-iya mah” jawabku gagap.
“ayo makan dulu, nanti sambung lagi.. “ kata mamaku lagi.
Aku segera berusaha bangkit sambil mengeluarkan tanganku dari dalam celanaku.
“Emang nonton apaan sayang? Bagus ceritanya?” goda mamaku
sambil tertawa.
“Eh.. iya mah, tentang ibu dan anak mah, panas banget tadi
mah, mereka gituan mulu setiap hari mah di rumah, hehe”kataku terus terang pada
mamaku walaupun agak malu menceritakannya.
“Ckckc.. kamu suka cerita begituan? Ya udah ayo makan dulu”
ajak mamaku lagi.
Kamipun makan malam berdua saja karena papa belum pulang dan
adikku sudah tidur. Setelah makan malam kami habiskan waktu menonton tv. Mama
saat itu hanya mengenakan baju tidur dengan kemeja dan celana panjang. Namun
tonjolan payudaranya yang besar tidak mampu disembunyikan dari balik kemejanya
sehingga membangkitkan nafsuku. Lagi-lagi mamaku mengetahui aku yang sedang
memperhatikan payudaranya.
“Ckckck, kamu ini.. “ katanya namun membiarkan saja aku dan
mataku yang asik melihat ke arah dadanya.
“Napa sayang? Mau liat lagi?” goda mamaku. Walaupun aku
sudah sering melihatnya apalagi semenjak diperbolehkan melihat terang-terangan
namun aku tidak pernah puas dan selalu ketagihan.
“Iya mah, boleh? Hehe” jawabku semangat.
“Iya-iya.. sini deh, dasar anak mama satu ini nakal sama
mamanya” kata mamaku. Mamaku mulai membuka kancing bajunya, dimulai dari yang
paling atas, lalu kancing kedua.
“Cepetan mah..” pintaku gak sabaran dengan dada yang semakin
berdebar, mamaku hanya tersenyum manis saja kepadaku.
Baru kali ini mama membuka bajunya yang hanya ada aku di
depannya, biasanya harus ada adik bayi dahulu supaya aku dapat melihatnya.
Mamapun membuka kancingnya yang ketiga dan menyisakan kancing ke empat yang
masih melekat. Aku kini dapat melihat bra warna hitamnya yang tampak kontras
dengan kulit payudaranya yang putih mulus dengan urat-urat biru disekitarnya.
Mamaku mulai membuka branya yang mempunyai kait di depan supaya mempermudahnya
menyusui adikku. Akhirnya kedua payudara mama yang mengkal padat berisi
terpampang bebas di hadapan anak laki-laki sulungnya tanpa ada kepala bayi lagi
menghalangi, membuat penisku langsung tegang di balik celanaku.
“Ma, kancing bajunya dibuka semua dong..” pintaku lagi.
“Iya-iya, dasar kamu abg mesum” setuju mamaku. Akhirnya mama
membuka seluruh kancing kemejanya sehingga kini kemejanya menggantung di
tubuhnya memperlihatkan belahan payudara hingga pusarnya untuk bebas aku
nikmati.
“Udah? Puas? Dasar kamu.. terus mau ngapain lagi?” tanya
mamaku menggoda sambil tersenyum.
Aku yang tidak tahan segera memasukkan tanganku ke dalam
celanaku dan mengelus-ngelus penisku, mamaku hanya tersenyum melihat tingkahku
dan membiarkanku menikmati pemandangan yang ada di depan mataku.
“Ma.. boleh Rio peluk mama?” pintaku kali ini.
“Ya boleh dong.. masa anak sendiri gak boleh meluk mamanya…”
jawab mamaku.
Aku senang sekali, aku segera mendekatinya dan merangkul
tanganku memeluk tubuh mamaku dari depan sehingga payudaranya yang padat tanpa
halangan berhimpitan dengan dadaku. Nikmat sekali rasanya merasakan himpitan
payudara mamaku yang menekan dadaku. Aku memeluknya sambil membelai punggung
dan rambutnya begitu juga mamaku. Cukup lama kami berpelukan seperti itu,
hingga aku melepaskan pelukanku. Mamaku tersenyum kepadaku sambil melepaskan
pula pelukanku.
“Kenapa sayang? Berdebar gitu dadanya? Hihi” tanya mamaku
menggoda.
“hehe, iya mah.. gimana gak berdebar mah, pemandangannya
enak gini, terus susu mama tadi nekan-nekan dada Rio lagi.” Jawabku
cengengesan.
“Ma, boleh gak Rio lepasin baju sama celana Rio juga?”
Pintaku.
“mau apa sih kamu emangnya? Iya deh, buka aja.. sekalian aja
dengan celana dalammu, bebasin aja tuh burungmu.. tegang gitu, nafsu ya?” jawab
mamaku. Aku yang senang mendangar jawaban mamaku segera berdiri dan membuka
baju dan celanaku menyisakan celana dalamku.
“Itu kolornya mau mama yang bukain?” tawar mamaku.
“hehe, boleh mah..” kataku sambil memajukan pinggulku ke
arah mamaku.
Dia segera menyeipkan jari lentiknya di sela celana dalamku
dan menariknya perlahan ke bawah, memperlihatkan penisku yang telah mengacung
tegak dihadapannya.
“wah.. udah tegang yah penisnya, gitu amat nafsunya ke ibu
kandung kamu sendiri..” ujarnya menggoda. Aku cengengesan sendiri.
“Mau nyusu lagi gak seperti waktu kamu kecil dulu?” goda
mamaku.
“Eh.. eh, mau mah..mau banget.. hehe” tentu saja aku mau,
itu adalah sesuatu yang aku impi-impikan .
“Ya udah sini dekat-dekat ke mama” ajak mamaku.
Aku mendekatinya dan duduk di sampingnya sambil bertelanjang
bulat sedangkan mamaku hanya mengenakan celana panjang dengan kemeja yang
terbuka didepannya, memperlihatkan kedua bukit payudaranya yang montok berisi
penuh susu. Aku dekatkan wajahku ke pucuk payudaranya dan menempelkan bibirku
ke putingnya. Aku mulai mengulum putingnya dan mengenyotnya sehingga air
susunya yang hangat mulai keluar dan masuk dengan nikmat ke kerongkonganku.
“Dasar kamu, udah gede masih nyusu ke mamanya. Tuh lihat
burung kamu negang gitu” ujar mamaku, aku hanya senyum-senyum saja mendengarnya
sambil masih asik mengenyot susu mama.
Tiba-tiba terdengar suara pagar digeser, papaku pulang.
Dengan segera aku melepaskan kulumanku dan memungut pakaianku yang berserakan
di lantai dan berlari ke kamarku. Mamaku juga segera memakai bra nya dan
memasang kembali kemejanya. Sial… nanggung banget, gerutuku. Aku dapat
mendengar percakapan mereka samar0samar dari kamarku.
“Udah pulang pa?”
“nggak, baru pergi.. ya iyalah baru pulang” kata papaku
tertawa diikuti mamaku. Tapi.. duh gawat, celana dalamku tertinggal di sana.
Aku panik.
“Dasar kamu, udah gede masih nyusu ke mamanya.
Cerita Seks Menyusui Anakku Yang Genit
Tuh lihat burung kamu negang gitu” Ujarku menggoda anakku
yang nakal ini.
Dia masih dengan enaknya menyusu ke mamanya dengan penis
yang tegang dan menempel di celana tidurku. Tiba-tiba terdengar suara pagar
digeser, suamiku pulang. Dengan segera Rio melepaskan kulumannya dan memungut
pakaiannya yang berserakan di lantai dan berlari ke kamarnya. Aku juga segera
memakai bra dan memasang kembali kancing kemejaku.
“Udah pulang pa?” tanyaku cukup panik.
“nggak, baru pergi.. ya iyalah baru pulang” katanya tertawa
diikuti tawaku. Tunggu.. apa itu, celana dalamnya Rio, gawat.. udah barusan
mesumin mamanya terus celana dalamnya pake ketinggalan lagi.
“Gimana di rumah? Baik-baik aja kan?” katanya menuju tempat
aku dan Rio melakukan kemesuman barusan.
“iya pa, baik-baik aja kok” kataku tenang. Aku berusaha
menutupi pandangan suamiku dari arah sofa dimana di bawahnya masih tergeletak mayat,
maksudku celana dalam Rio.
“mandi dulu gih pa, bau tuh papanya seharian gak mandi. Mau
dibuatin kopi?” anjurku padanya.
Tentu saja supaya dia cepat beranjak dari sana sehingga aku
bisa membereskan celana dalam itu. Dia mengiyakan dan segera beranjak ke kamar
dan mandi. Aku segera memungut celana dalam anakku. Ku lihat bagian tengahnya
agak basah tapi tidak lengket. Sepertinya dia memang susah horny dari tadi.
Aku ketuk pintu kamarnya, dia segera membukanya. Dia telah
mengenakan baju dan celananya sendiri tapi aku tidak yakin dia pakai kolor.
“Nih celana dalam kamu ketinggalan, untung gak nampak sama
papamu, lain kali hati-hati dong sayang, niiihh….” kataku sambil menyerahkan
celana dalamnya.
“Iya mah, sorry buru-buru.” Jawabnya sekenanya.
“tapi tanggung nih, gak enak banget rasanya” sambungnya.
“ya gimana lagi dong sayang, papamu udah pulang tuh..”
jawabku cuek.
“papa lagi mandi kan mah.. bisa tuh ma sebentar, ayo mah”
katanya menarik tanganku masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.
“ duh, aduh sayang.. iya-iya tapi pelan-pelan dong nariknya,
sakit tangan mama” kataku pura-pura manja.
Dia yang kayanya sudah tidak tahan apalagi tadi benar-benar
tanggung baginya segera meloloskan pakaiannya memperlihatkan penisnya lagi
dihadapan ibu kandungnya. Aku lagi-lagi terpana melihat ukuran penisnya yang
cukup besar yang tidak kalah dari papanya.
“terus mama harus telanjang dada lagi nih di depan anak mama
satu ini?” kataku menggodanya.
“iya dong mah, masa nggak.. kalau boleh sih gak cuma telanjang
dada aja mah” ujarnya nakal.
“terus telanjang apa? ayooo.. kamu kepingin lihat mama
telanjang di depanmu ya? Anak mama nakal yah…” kataku menggodanya lagi.
“lain kali yah sayang, kalau kelamaan entar ketahuan papamu”
kataku, ku lihat wajahnya cukup kecewa tapi ya ku biarkan saja walau agak gak
tega.
Ku buka bra dan kancing kemejaku lagi, kali ini kololoskan
seluruh kemeja dari tubuhku sehingga bagian atas tubuhku kini benar-benar polos
di depan anak kandung laki-lakiku.
“mama cantik…” katanya terpesona melihat tubuh atasku, yang
terpampang bebas dihadapan matanya untuk dia nikmati.
Aku juga merasakan perasaan lain telanjang dada didepan anak
kandung laki-lakiku sendiri apalagi suamiku ada dirumah dan kami bisa ketahuan
kapanpun, hal ini membuat jantungku berdebar tidak karuan, ku rasa air susuku
makin bertambah dan memenuhi payudaraku karena perasaan ini.
“ayo cepetan sayang” kataku padanya supaya mempercepat
aktifitas mesum ini.
Dia segera mendekatiku dan mengulum lagi payudaraku, air
susuku kembali masuk ke mulutnya dengan derasnya. Tangannya yang satu lagi
meremas payudaraku yang satunya sehingga air susuku menyemprot-nyemprot
melumuri tangannya dan lantai kamarnya. Kami melakukan ini sambil berdiri. Di
sela-sela aktifitas nakalnya ku lihat dilaptopnya menayangkan adegan porno,
sepertinya sebelum ini dia yang merasa tanggung itu menuntaskan birahinya
dengan menonton bokep.
Ku lihat air susuku mengalir disela mulutnya dan sampai
kedagunya yang sudah ditumbuhi janggut tipis. Anakku benar-benar sudah besar
sekarang. Kadang dia melepaskan kulumannya dan memainkan putingku dengan
lidahnya, tidak hanya putingku, tapi seluruh permukaan kulit payudaraku juga
mulai dijilatinya sehingga permukaan payudaraku basah dan tanpak mengkilap. Aku
senyum-senyum saja, kubiarkan saja aktifitasnya mesumnya ini.
Tidak lama kemudian wajahnya mulai mengerut, sepertinya dia
mau keluar.
“Keluarin aja sayang, tumpahin aja ke mamamu ini” ujarku
padanya.
Dia tidak menjawab dan semakin kencang mengulum dan menjilat
payudara ibu kandungnya ini.
“Crooot crooot… “ akhirnya spermanya keluar, karena posisi
kami yang seperti itu spermanya jadi mengenai celana panjang piyamaku tepat di
depan daerah kewanitaanku.
“udah sayang? Puaskan?” dia mengangguk.
Akhirnya dia melepaskan kulumannya dan menarik diri menjauh
dari sisiku. Aku segera mengenakan kembali bra dan kemejaku. Kulihat dia masih
keenakan sambil duduk di ranjangnya. Aku segera keluar dari kamarnya.
“Besok lagi yah ma.. hehe” pintanya nakal.
“hmmm… liat aja deh besok, dasar kamu..” aku keluar dan
menutup pintu kamarku dan segera menuju ke kamarku.
Ku lihat suamiku telah selesai mandi. Karena tadi aku juga
sempat horny karena kelakuanku dengan anakku aku mengajak suamiku melakukannya.
Kami melakukan hubungan suami-istri yang panas malam itu hingga akhirnya kami
tertidur (gak perlu diceritakan deh detailnya, soalnya biasa dan pembaca juga
tahu apa yang terjadi).
Esok harinya aku bangun pagi seperti biasanya. Beres-beres
rumah dan menyiapkan sarapan untuk suami dan anakku. Saat sedang sibuk memasak
di dapur, sepasang tangan merangkul pinggangku, ku lihat ke belakang ternyata Rio
anakku dengan tubuh telanjang hanya membawa handuk yang di kalungkan di
lehernya.
“ sayang, apaan sih, bukannya mandi.. ntar kamu terlambat ke
sekolahnya” kataku sambil berusaha melepas pelukan tangannya.
“bentar mah, abis bangun pagi ngaceng nih, apalagi liat mama
gini.. mama lanjutin aja deh masaknya, Rio gak ganggu kok”jawabnya.
Saat ini aku menggunakan daster dengan celemek untuk masak.
Aku biarkan saja dia memelukku dari belakang sambil aku masih terus memasak.
Lama-kelamaan dia mulai meraba payudaraku dari balik celemek dan dasterku, juga
masih aku biarkan saja. Selanjutnya dia mulai menggoyangkan pinggulnya, menggesek-gesekkan
penis tegangnya di belahan pantat ibu kandungnya ini yang masih tertutup kain.
“sayang, kamu mulai nakal yah.. masa gesek-gesikin itunya
kamu ke mama sih” kataku tapi tidak berusaha melepaskan diriku darinya. Dianya
ketawa-ketawa saja.
“itu apa mah? ngomong yang jelas dong mah” katanya pura-pura
bodoh menggodaku.
“itu kamu.. burung kamu” kataku dengan agak sebal karenanya,
hentakan penisnya makin keras dan kencang saja di belahan pantatku.
“itu bukan burung mah, tapi kontol mah.. coba mama bilang
lagi” katanya kurang ajar mempermainkan mamanya.
“iya… kontol. Masa kontol kamu digesekin di pantat mama gitu
sih sayang” kataku menuruti kemauannya.
“Digesekin gimana mah?” katanya pura-pura bodoh lagi, kali
ini makin kencang saja gesekannya di belahan pantatku, bahkan menyelip di
pahaku sehingga kain dasterku ikut terlipat di antara pahaku.
Selanjutnya dia melepaskan pelukannya tapi kini malah meraih
bokongku dan memegangnya, dia lanjutkan kembali aktifitas mesumnya terhadapku.
Kini posisiku seperti sedang disetubuhi olehnya dari belakang.
“kainnya menghalangi aja nih mah” katanya.
Aku diamkan saja perkataannya sambil dia masih asik dengan
aktifitasnya.
“Ma, temenin Rio mandi dong mah.. udah lama nih gak rasain
dimandiin mama” pintanya terhadapku.
Sebenarnya itu adalah permintaan yang biasa dari seorang
anak pada ibunya, namun tidak bila anaknya sudah sebesar ini, dengan bulu yang
sudah tumbuh disekitar kemaluannya.
“kamu ini ada-ada aja, mandi sendiri sana.. lagian papamu
bentar lagi bangun, udah sana mandi, terlambat nanti sekolahmu” jawabku menolak
permintaanya.
“ yah.. mama, tapi nanti habis pulang sekolah Rio tagih ya
ma, hehe” pintanya. Akhirnya dia masuk ke kamar mandi di samping dapur dan
segera mandi. Dia sempat membuka pintu kamar mandi dan menunjukkan penisnya di
hadapanku.
“Ma.. liat nih..” katanya sambil mengocok penisnya yang
berlumuran busa sabun dihadapanku. Sungguh perbuatan yang cabul terhadap ibu
kandungnya sendiri.
“kamu apa-apaan sih, tutup pintunya” suruhku padanya tapi
tanpa menunjukkan kemarahan. Akhirnya dia menutup pintu dan melanjutkan
mandinya.
Kami pagi itu serapan bersama seperti biasa, aku sarapan
sambil menyusui bayiku dan Aku dan Rio duduk berhadap-hadapan, sehingga dia
serapan sambil juga memandang payudaraku yang sedang menyusui adiknya. Suamiku
sih menganggap biasa aku yang menyusui di hadapan Rio. Sedang asik-asiknya
serapan kaki Rio mengelus-ngelus kakiku dari bawah meja sehingga perbuatannya
ini tidak terlihat oleh suamiku.
Aku hanya melototkan mataku kepadanya sebagai isyarat agar
dia berheti, namun dia Cuma senyum-senyum kecil saja. Dasar anak nakal,kataku
dalam hati. Dia lakukan kemesuman itu sampai kami selesai sarapan. Lalu diapun
berangkat ke sekolah dengan motornya begitu juga suamiku yang juga berangkat kerja.
“Tok-tok” Terdengar suara ketukan pintu depan. “ma…. Rio
pulang…” ternyata Rio anakku yang sudah pulang.
Siang itu aku sedang mencuci baju, segera ku bangkit dan
menuju pintu depan.
“Lama amat sih ma” sambil masuk dan melepaskan sepatunya.
“iya.. mama lagi nyuci dibelakang, tumben kamu cepat pulang
biasanya keluyuran dulu?” tanyaku.
“kan mau nagih janji mandi bareng mama” jawabnya
cengengesan.
“dasar kamu, emang ada mama janji? Hmm… yaudah letakkan tas
kamu dulu ke kamar, mama tunggu di belakang.” Kataku sambil menuju kamar mandi
belakang yang mana juga tempat mencuci, dia juga menuju kamarnya.
Setelah beberapa saat dia telah kembali dengan hanya
mengenakan celana dalamnya. “dasar kamu.. udah gak tahan yah…?” godaku.
“Hehe.. iya nih ma” jawabnya. Aku segera mengajaknya masuk
kedalam kamar mandi.
“ Masa udah gede gini masih dimandikan mamanya sih? Sini
mama yang bukain kolor kamu” kataku tersenyum manis sambil membuka celana
dalamnya dan menaruhnya ke tempat cucian.
Penis tegangnya mencuat di hadapanku, ibu kandungnya .
“Mama harus ikutan mandi juga nih?” kataku menggoda padanya.
“Iya dong mah..” jawabnya penuh mesum.
“ dasar kamu.. mama sendiri dimesumin” kataku tersenyum
menatap matanya.
“Mama sih.. cantik, seksi, terus gak nolak di mesumin anak
kandungnya.. hehe” ujarnya kurang ajar padaku, aku hanya tersenyum saja
mendengar jawabannya.
Aku mulai membuka pakaianku dimulai dari kaos, kemudian
celana, bra dan terakhir celana dalamku. Kini aku benar-benar bugil
dihadapannya, dia menjadi orang kedua yang melihatku bugil setelah suamiku.
Jantungku berdegup kencang, apa aku harus melakukan ini? Mandi bersama anak
laki-lakiku yang sedang horny berat terhadap ibu kandungnya sendiri. Tapi sisi
lain diriku ingin mencoba hal yang nakal seperti ini, menyadari hubungan kami
ibu dan anak kandung makin membangkitkan gairahku menjadi meluap-luap, pastinya
Rio anakku juga merasakan hal yang sama.
Dia mulai mendekati tubuhku yang telanjang didepannya. “Mama
cantik banget” katanya mulai meraba payudaraku dan mengusap-ngusap punggung dan
pinggangku.
“Aduh.. kamu ini mau mandi atau grepe-grepe mama sih
sayang?” tanyaku tapi tidak berusaha menepis tangannya.
Dia dekatkan mulutnya ke putingku, kembali air susuku yang
sudah memenuhi payudaraku memenuhi mulutnya dan dengan nikmat masuk ke
kerongkongannya. Air susuku dihisap habis-habisan olehnya.
“Hisap yang kiri juga dong sayang, masa yang kanan mulu”
ujarku padanya.
Diapun memindahkan kulumannya ke dada kiriku. Cukup lama dia
hisap susuku sambil berdiri, kedua dadaku dia hisap bergantian. Penisnya yang
tegang kadang menyentuh pangkal pahaku, menggesek-gesek disana disekitar vagina
dan paha atasku, ku biarkan saja aksinya tersebut.
“Hmm.. sayang, penis kamu nyentil-nyentil mama tuh..” kataku
tapi dia masih asik meminum susuku.
“Ma.. penis Rio diselipin di dada mama dong..” pintanya.
Sepertinya dia sudah horny berat. Aku yang juga sudah mulai
horny mengiyakan permintaannya. Aku jongkok di depannya, dia letakkan penisnya
diantara kedua buah dadaku dan mulai memompanya maju mundur. Aku juga ikut
membangkitkan gairahnya dengan ikut mengayunkan tubuhku naik-turun dan meremas
kedua payudaraku sendiri sehingga air susuku muncrat mengenai pahanya dan
melumuri penisnya yang sedang nikmat menggesek-gesek disela buah dada ibu
kandungnya.
Kami keluar dari kamar mandi dengan masih bertelanjang
bulat. Dia terduduk di ranjang sambil melihat aku yang sedang mengeringkan
rambutku. Ku lihat penisnya bangkit lagi melihat tubuhku.
“Ayo… kamu mikirin apa? Tuh tegang lagi penismu” godaku.
“Hehe .. iya nih ma.. Rio liatin mama sambil ngebayangin Rio
lagi ngentotin mama, pasti enak tu mah..” katanya vulgar kurang ajar kepada ibu
kandungnya.
“Hushh.. kamu ngomongnya kurang ajar amat sama mama” kataku
tersenyum dan tertawa kecil mendengarnya.
“Ma.. ngentot yukk” ajak anakku ini.
“Yuk ma.. udah gak tahan nih pengen ngentotin mama, apalagi
diranjang mama sama papa” katanya makin kurang ajar saja.
Aku tentu saja keberatan dengan permintaannya tersebut, itu
sudah terlalu jauh, tapi aku yang tidak tega dan juga horny akhirnya memberi
dia keringanan.
“Kamu gesek-gesekin penis kamu di vagina mama aja yah
sayang.. tapi jangan dimasukin, dosa loh kalau bohong” anjurku, dia yang sudah
horny mengiyakan saja ajakanku.
“Yuk, sayang naik ke ranjang mama” ajakku. Kami berdua naik
ke atas ranjang, ranjang dimana biasanya hanya ada aku dan suamiku diatasnya
untuk tidur ataupun bercinta, kini di atasnya telah berada aku dan anakku yang
telah bertelanjang bulat, yang sudah terbawa nafsu sedarah yang menggebu-gebu.
Dia mulai merangkak diatas badanku dan mulai
menggesek-gesekkan penisnya di permukaan vaginaku.“Inget ya sayang, jangan
sampai masuk, punya papamu lo itu..” kataku mengingatkannya kembali. Dia hanya
mengangguk saja sambil tersenyum dan melanjutkan aksinya menggesek-gesekkan
penisnya dipermukaan vaginaku.
“Ma, masukin dikit boleh yah ma… kepalanya aja kok,
plissss..” pintanya memelas.
“Kan tadi janjinya Cuma gesek-gesekin aja, gimana sih? Ya
udah deh.. tapi janji ya Cuma kepalanya” kataku menyetujui permintaan mesumnya.
Dia arahkan ujung penisnya tepat di depan vaginaku, mencoba
memasukkan kepala penisnya diantara bibir kemaluanku. Perlahan ujungnya mulai masuk
dan akhirnya kepala penisnya masuk ke dalam kemaluanku. Dia mulai mengayunkan
badannya maju mundur dengan kepala penis yang telah masuk ke dalam vagina
ibunya.
“Ouuhhh… enak mah” racaunya. Nafsu sudah meyelimuti kami,
membakar birahi kami ibu dan anak.
Walau hanya kepalanya saja yang masuk namun sepertinya sudah
memberikan kenikmatan yang luar biasa baginya. Kadang penisnya masuk lebih
dalam tapi tidak seluruhnya, aku yang menyadarinya membiarkannya saja. Melihat
aku yang tidak melawan, dia lanjutkan kembali aksinya memasukkan penisnya lebih
dalam ke vaginaku. Hingga akhirnya ku sadari bahwa dia telah memasukkan
penisnya seluruhnya, maju-mundur di vagina ibunya.
“oghhhhhhh….. terus sayang, kamu nakal.. menyetubuhi ibu
kandungmu sendiri… diatas ranjang mama dan papamu lagi… oghhhh… yaaahhh… enak
sayang… terus anakku.. setubuhi ibumu” kataku kesetanan.
Kami semakin menggila, dia makin cepat memompa diriku.
“Ma… mau keluar mah…” erangnya.
Ranjangku betul-betul bergoyang kencang, bahkan dengan
suamiku kami tidak pernah bersetubuh sehebat ini. Tubuh kami bermandikan
keringat. Membayangkan hubungan kami ibu dan anak makin membuat nafsuku tak
terkendali, apalagi membayangkan kalau aku hamil oleh anak laki-lakiku sendiri.
“Keluarin didalam saja sayang.. hamili mamamu iniiii” kataku
yang telah dibanjiri nafsu yang tak terbendung. “Crooot…crooot” dia
menyemprotkan spermanya berkali-kali berbarangan dengan orgasmeku, memenuhi
rahim ibu kandungnya sendiri.
Dia kelihatan sangat puas. Sesudah itu sepanjang sore hingga
malam kami lanjutkan ronde-ronde selanjutnya, kami bahkan lupa untuk makan,
bahkan bayiku yang sedang menangis-nangis sampai terabaikan olehku. Kini yang
ada dipikiran kami hanya persetubuhan sedarah. Genangan sperma dan air susuku
yang tidak berhenti menyemprot ada dimana-mana, belepotan diatas ranjang aku
dan suamiku ini, bahkan ditubuhku sudah belepotan spermanya yang tidak pernah
puas menyiram di dalam maupun diluar tubuh ibu kandungnya ini.
Sedangkan dia sangat kenyang meminum air susuku yang
sepertinya tidak ada habisnya, melumuri penis dan tubuhnya dengan susuku. Aku
bahkan melakukan apa yang belum pernah ku lakukan pada suamiku, yaitu menjilati
dan mengulum penisnya serta menelan spermanya yang kini aku lakukan terhadap
anakku tanpa rasa keberatan. Aku juga menjilati lubang anusnya dan menyodok
lubang anusnya dengan lidahku sedalam yang ku bisa, selain itu aku juga
membenamkan payudaraku dengan putting yang mencuat tegak ke sekitaran lubang
anusnya, membasahi selangkanngannya dengan air susuku, yang semakin membuatnya
merasa kenikmatan.
Sebuah kenikmatan yang diperolehnya dari ibunya sendiri.
Kami melakukan ini sampai lupa waktu, entah sudah jam berapa ini. Bisa saja
suamiku pulang kapanpun itu, namun membayangkan suamiku memergoki kami sedang
melakukan perbuatan tidak bermoral ini, antara istri dan anak kandungnya
sendiri, di dalam kamar kami dan diatas ranjangku dan suamiku, malah membuat
sisi binalku semakin gila menjadi-jadi.
“TERUS SAYANG.. SETUBUHI MAMA… JANGAN BERHENTI… SIRAM PEJUMU
KE RAHIM MAMA SEPUAS-PUASMU… HAMILI MAMA… MAMA DISINI SEBAGAI PEMUAS NAFSUMU
ANAKKU… “Racauku kesetanan.
Post a Comment