Cerita Seks Pembantu Yang Bercinta Dengan Anak Majikannya

Cerita Seks Pembantu Yang Bercinta Dengan Anak Majikannya

Cerita Seks Pembantu Yang Bercinta Dengan Anak Majikannya
Cerita Seks Pembantu Yang Bercinta Dengan Anak Majikannya

DewaPoker
- Bi Eka sudah cukup lama menjadi pembantu di rumah Tuan Jarwo. Ini merupakan tahun ketiga ia bekerja di sana. Bi Eka merasa kerasan karena keluarga Tuan Jarwo cukup baik memperlakukannya bahkan memberikan lebih dari apa yang diharapkan oleh seorang pembantu. Bi Eka sadar akan hal ini, terutama akan kebaikan Tuan Jarwo, yang dianggapnya terlalu berlebihan. Namun ia tak begitu memikirkannya. Sepanjang hidupnya terjamin, iapun dapat menabung kelebihannya untuk jaminan hari tua. Perkara kelakuan Tuan Jarwo yang selalu minta dilayani jika kebetulan istrinya tak ada di rumah, itu adalah perkara lain. Ia tak memperdulikannya bahkan ikut menikmati pula.

Walaupun orang kampung, Bi Eka tergolong wanita yang menarik. Usianya tidak terlalu tua, sekitar 32 tahunan. Penampilannya tidak seperti perempuan desa. Ia pandai merawat tubuhnya sehingga nampak masih sintal dan menggairahkan. Bahkan Tuan Jarwo sangat tergila-gila melihat kedua payudaranya yang montok dan kenyal. Kulitnya agak gelap namun terawat bersih dan halus. Soal wajah meski tidak tergolong cantik namun memiliki daya tarik tersendiri. Sensual! Begitu kata Tuan Jarwo saat pertama kali mereka bercinta di belakang dapur suatu ketika.

Dalam usianya yang tidak tergolong muda ini, Bi Eka, janda yang sudah lama ditinggal suami masih memiliki gairah yang tinggi karena ternyata selain berselingkuh dengan majikannya, ia pernah bercinta pula dengan Kang Karyo, Satpam penjaga rumah. Perselingkuhannya dengan Kang Karyo berawal ketika ia lama ditinggalkan oleh Tuan Jarwo yang sedang pergi ke luar negeri selama sebulan penuh. Selama itu pula Bi Eka merasa kesepian, tak ada lelaki yang mengisi kekosongannya. Apalagi di saat itu udara malam terasa begitu menusuk tulang. Tak tahan oleh gairahnya yang meletup-letup, ia nekat menggoda Satpam itu untuk diajak ke atas ranjangnya di kamar belakang.

Malam itu, Bi Eka kembali tak bisa tidur. Ia gelisah tak menentu. Bergulingan di atas ranjang. Tubuhnya menggigil saking tak tahannya menahan gelora gairah seksnya yang menggebu-gebu. Malam ini ia tak mungkin menantikan kehadiran Tuan Jarwo dalam pelukannya karena istrinya ada di rumah. Perasaannya semakin gundah kala membayangkan saat itu Tuan Jarwo tengah menggauli istrinya. Ia bayangkan istrinya itu pasti akan tersengal-sengal menghadapi gempuran Tuan Jarwo yang memiliki ’senjata’ dahsyat. Bayangan batang kontol Tuan Jarwo yang besar dan panjang itu serta keperkasaannya semakin membuat Bi Eka nelangsa menahan nafsu syahwatnya sendiri. Sebenarnya terpikir untuk memanggil Kang Karyo untuk menggantikannya namun ia tak berani selama majikannya ada di rumah. Kalau ketahuan hancur sudah akibatnya nasib mereka nantinya. Akhirnya Bi Eka hanya bisa mengeluh sendiri di ranjang sampai tak terasa gairahnya terbawa tidur.

Dalam mimpinya Bi Eka merasakan gerayangan lembut ke sekujur tubuhnya. Ia menggeliat penuh kenikmatan atas sentuhan jemari kekar milik Tuan Jarwo. Menggerayang melucuti kancing baju tidurnya hingga terbuka lebar, mempertontonkan kedua buah dadanya yang mengkal padat berisi. Tanpa sadar Bi Eka mengigau sambil membusungkan dadanya.
“Remas.. uugghh.. isep putingnya.. aduuhh enaknya..”

Kedua tangan Bi Eka memegang kepala itu dan membenamkannya ke dadanya. Tubuhnya menggeliat mengikuti jilatan di kedua putingnya. Bi Eka terengah-engah saking menikmati sedotan dan remasan di kedua payudaranya, sampai-sampai ia terbangun dari mimpinya.

Perlahan ia membuka kedua matanya sambil merasakan mimpinya masih terasa meski sudah terbangun. Setelah matanya terbuka, ia baru sadar bahwa ternyata ia tidak sedang mimpi. Ia menengok ke bawah dan ternyata ada seseorang tengah menggumuli bukit kembarnya dengan penuh nafsu. Ia mengira Tuan Jarwo yang sedang mencumbuinya. Dalam hati ia bersorak kegirangan sekaligus heran atas keberanian majikannya ini meski sang istri ada di rumah. Apa tidak takut ketahuan. Tiba-tiba ia sendiri yang merasa ketakutan. Bagaimana kalau istrinya datang?

Bi Eka langsung bangkit dan mendorong tubuh yang menindihnya dan hendak mengingatkan Tuan Jarwo akan situasi yang tidak memungkinkan ini. Namun belum sempat ucapan keluar, ia melihat ternyata orang itu bukan Tuan Jarwo?! Yang lebih mengejutkannya lagi ternyata orang itu tidak lain adalah Andy, putra tunggal majikannya yang masih berumur 15 tahunan!?

“Den Andy?!” pekiknya sambil menahan suaranya.
“Den ngapain di kamar Bibi?” tanyanya lagi kebingungan melihat wajah Andy yang merah padam.
Mungkin karena birahi bercampur malu ketahuan kelakuan nakalnya.
“Bi.. ngghh.. anu.. ma-maafin Andy..” katanya dengan suara memelas.
Kepalanya tertunduk tak berani menatap wajah Bi Eka.
“Tapi.. barusan nga.. ngapain?” tanyanya lagi karena tak pernah menyangka anak majikannya berani berbuat seperti itu padanya.
“Andy.. ngghh.. tadinya mau minta tolong Bibi bikinin minuman..” katanya menjelaskan.
“Tapi waktu liat Bibi lagi tidur sambil menggeliat-geliat.. ngghh.. Andy nggak tahan..” katanya kemudian.
“Oohh.. Den Andy.. itu nggak boleh. Nanti kalau ketahuan Papa Mama gimana?” Tanya Bi Eka.
“Andy tahu itu salah.. tapi.. ngghh..” jawab Andy ragu-ragu.
“Tapi kenapa?” Tanya Bi Eka penasaran
“Andy pengen kayak Kang Karyo..” jawabnya kemudian.

Kepala Bi Eka bagaikan disamber geledek mendengar ucapan Andy. Berarti dia tahu perbuatannya dengan Satpam itu, kata hatinya panik. Wah bagaimana ini?
“Kenapa Den Andy pengen itu?” tanyanya kemudian dengan lembut.
“Andy sering ngebayangin Bibi.. juga.. ngghh.. anu..”
“Anu apa?” desak Bi Eka makin penasaran.
“Andy suka ngintip.. Bibi lagi mandi,” akunya sambil melirik ke arah pakaian tidur Bi Eka yang sudah terbuka lebar.

Andy melenguh panjang menyaksikan bukit kembar montok yang menggantung tegak di dada pengasuhnya itu. Bi Eka dengan refleks merapikan bajunya untuk menutupi dadanya yang telanjang. Kurang ajar mata anak bau kencur ini, gerutu Bi Eka dalam hati. Nggak jauh beda dengan Bapaknya.
“Boleh khan Bi?” kata Andy kemudian.
“Boleh apa?” sentak Bi Eka mulai sewot.
“Boleh itu.. ngghh.. anu.. kayak tadi..” pinta Andy tanpa rasa bersalah seraya mendekati kembali Bi Eka.
“Den Andy jangan kurang ajar begitu sama perempuan..,” katanya seraya mundur menjauhi anak itu. “Nggak boleh!”
“Kok Kang Karyo boleh? Nanti Andy bilangin lho..” kata Andy mengancam.
“Eh jangan! Nggak boleh bilang ke siapa-siapa..” kata Bi Eka panik.
“Kalau gitu boleh dong Andy?”

Kurang ajar bener anak ini, berani-beraninya mengancam, makinya dalam hati. Tapi bagaimana kalau ia bilang-bilang sama orang lain. Oh Jangan. Jangan sampai! Bi Eka berpikir keras bagaimana caranya agar anak ini dapat dikuasai agar tak cerita kepada yang lain. Bi Eka lalu tersenyum kepada Andy seraya meraih tangannya.
“Den Andy mau pegang ini?” katanya kemudian sambil menaruh tangan Andy ke atas buah dadanya.
“Iya.. ii-iiya..,” katanya sambil menyeringai gembira.

Andy meremas kedua bukit kembar milik Bi Eka dengan bebas dan sepuas-puasnya. “Gimana Den.. enak nggak?” Tanya Bi Eka sambil melirik wajah anak itu.
“Tampan juga anak ini, walau masih ingusan tapi ia tetap seorang lelaki juga”, pikir Bi Eka.
Bukankah tadi ia merindukan kehadiran seorang lelaki untuk memuaskan rasa dahaga yang demikian menggelegak? Mungkin saja anak ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi dari pada tidak sama sekali?

Setelah berpikiran seperti itu, Bi Eka menjadi penasaran. Ingin tahu bagaimana rasanya bercinta dengan anak di bawah umur. Tentunya masih polos, lugu dan perlu diajarkan. Mengingat ini hal Bi Eka jadi terangsang. Keinginannya untuk bercinta semakin menggebu-gebu. Kalau saja lelaki ini adalah Tuan Jarwo, tentunya sudah ia terkam sejak tadi dan menggumuli batang kontolnya untuk memuaskan nafsunya yang sudah ke ubun-ubun. Tapi tunggu dulu. Ia masih anak-anak. Jangan sampai ia kaget dan malah akan membuatnya ketakutan.

Lalu ia biarkan Andy meremas-remas buah dadanya sesuka hati. Dadanya sengaja dibusungkan agar anak ini dapat melihat dengan jelas keindahan buah dadanya yang paling dibanggakan. Andy mencoba memilin-milin putingnya sambil melirik ke wajah Bi Eka yang nampak meringis seperti menahan sesuatu.
“Sakit Bi?” tanyanya.
“Nggak Den. Terus aja. Jangan berhenti. Ya begitu.. terus sambil diremas.. uugghh..”

Andy mengikuti semua perintah Bi Eka. Ia menikmati sekali remasannya. Begitu kenyal, montok dan oohh asyik sekali! Pikir Andy dalam hati. Entah kenapa tiba-tiba ia ingin mencium buah dada itu dan mengemot putingnya seperti ketika ia masih bayi.
Bi Eka terperanjat akan perubahan ini sekaligus senang karena meski sedotan itu tidak semahir lelaki dewasa tapi cukup membuatnya terangsang hebat. Apalagi tangan Andy satunya lagi sudah mulai berani mengelus-elus pahanya dan merambat naik di balik baju tidurnya. Perasaan Bi Eka seraya melayang dengan cumbuan ini. Ia sudah tak sabar menunggu gerayangan tangan Andy di balik roknya segera sampai ke pangkal pahanya. Tapi nampaknya tidak sampai-sampai. Akhirnya Bi Eka mendorong tangan itu menyusup lebih dalam dan langsung menyentuh daerah paling sensitive. Bi Eka memang tak pernah memakai pakaian dalam kalau sedang tidur. “Tidak bebas”, katanya.

Andy terperanjat begitu jemarinya menyentuh daerah yang terasa begitu hangat dan lembab. Hampir saja ia menarik lagi tangannya kalau tidak ditahan oleh Bi Eka.
“Nggak apa-apa.. pegang aja.. pelan-pelan.. ya.. terus.. begitu.. ya.. teruusshh.. uggh Den enaak!”

Andy semangat mendengar erangan Bi Eka yang begitu merangsang. Sambil terus mengemot puting susunya, jemarinya mulai berani mempermainkan bibir kemaluan Bi Eka. Terasa hangat dan sedikit basah. Dicoba-cobanya menusuk celah di antara bibir itu. Terdengar Bi Eka melenguh. Andy meneruskan tusukannya. Cairan yang mulai rembes di daerah itu membuat jari Andy mudah melesak ke dalam dan terus semakin dalam.
“Akhh.. Den masukin terusshh.. ya begitu. Oohh Den Andy pinter!” desah Bi Eka mulai meracau ucapannya saking hebatnya rangsangan ke sekujur tubuhnya.

Sambil terus menyuruh Andy berbuat ini dan itu. Tangan Bi Eka mulai menggerayang ke tubuh Andy. Pertama-tama ia lucuti pakaian atasnya kemudian melepaskan ikat pinggangnnya dan langsung merogoh ke balik celana dalam anak itu.
“Mmmpphh..”, desah Bi Eka begitu merasakan batang kontol anak itu sudah keras seperti baja.
Ia melirik ke bawah dan melihat batang Andy mengacung tegang sekali. Boleh juga anak ini. Meski tidak sebesar bapaknya, tapi cukup besar untuk ukuran anak seumurnya. Tangan Bi Eka mengocok perlahan batang itu. Andy melenguh keenakan.
“Oouhhgghh.. Bii.. uueeanaakkhh!” pekik Andy perlahan.

Bi Eka tersenyum senang melihatnya. Anak ini semakin menggemaskan saja. Kepolosan dan keluguannya membuat Bi Eka semakin terangsang dan tak tahan menghadapi emotan bibirnya di puting susunya dan gerakan jemarinya di dalam liang memeknya. Rasanya ia tak kuat menahan desakan hebat dari dalam dirinya. Tubuhnya bergetar.. lalu.., Bi Eka merasakan semburan hangat dari dalam dirinya berkali-kali. Ia sudah orgasme. Heran juga. Tak seperti biasanya ia secepat itu mencapai puncak kenikmatan. Entah kenapa. Mungkin karena dari tadi ia sudah terlanjur bernafsu ditambah pengalaman baru dengan anak di bawah umur, telah membuatnya cepat orgasme.

Andy terperangah menyaksikan ekspresi wajah Bi Eka yang nampak begitu menikmatinya. Guncangan tubuhnya membuat Andy menghentikan gerakannya. Ia terpesona melihatnya. Ia takut malah membuat Bi Eka kesakitan.
“Bi? Bibi kenapa? Nggak apa-apa khan?” tanyanya demikian polos.
“Nggak sayang.. Bibi justru sedang menikmati perbuatan Den Andy,” demikian kata Bi Eka seraya menciumi wajah tampan anak itu.

Dengan penuh nafsu, bibir Andy dikulum, dijilati sementara kedua tangannya menggerayang ke sekujur tubuh anak muda ini. Andy senang melihat kegarangan Bi Eka. Ia balas menyerang dengan meremas-remas kedua payudara pengasuhnya ini, lalu mempermainkan putingnya.
“Aduh Den.. enak sekali. Den Andy pinter.. uugghh!” erang Bi Eka kenikmatan.

Bi Eka benar-benar menyukai anak ini. Ia ingin memberikan yang terbaik buat majikan mudanya ini. Ingin memberikan kenikmatan yang tak akan pernah ia lupakan. Ia yakin Andy masih perjaka tulen. Bi Eka semakin terangsang membayangkan nikmatnya semburan cairan mani perjaka. Lalu ia mendorong tubuh Andy hingga telentang lurus di ranjang dan mulai menciuminya dari atas hingga bawah. Lidahnya menyapu-nyapu di sekitar kemaluan Andy. Melumat batang yang sudah tegak bagai besi tiang pancang dan megulumnya dengan penuh nafsu.

Tubuh Andy berguncang keras merasakan nikmatnya cumbuan yang begitu lihai. Apalagi saat lidah Bi Eka mempermainkan biji pelernya, kemudian melata-lata ke sekujur batang kemaluannya. Andy merasakan bagian bawah perutnya berkedut-kedut akibat jilatan itu. Bahkan saking enaknya, Andy merasa tak sanggup lagi menahan desakan yang akan menyembur dari ujung moncong kemaluannya. Bi Eka rupanya merasakan hal itu. Ia tak menginginkannya. Dengan cepat ia melepaskan kulumannya dan langsung memencet pangkal batang kemaluan Andy sehingga tidak langsung menyembur.
“Akh Bi.. kenapa?” Tanya Andy bingung karena barusan ia merasakan air maninya akan muncrat tapi tiba-tiba tidak jadi.
“Nggak apa-apa. Tenang saja, Den. Biar tambah enak,” jawabnya seraya naik ke atas tubuh Andy.

Dengan posisi jongkok dan kedua kaki mengangkang, Bi Eka mengarahkan batang kontol Andy persis ke arah liang memeknya. Perlahan-lahan tubuh Bi Eka turun sambil memegang kontol Andy yang sudah mulai masuk.
“Uugghh.. enak nggak Den?”
“Aduuhh.. Bi Eka.. sedaapphh..!” pekiknya.

Andy merasakan batang kontolnya seperti disedot liang memek Bi Eka. Terasa sekali kedutan-kedutannya. Ia lalu menggerakan pantatnya naik turun. Konotlnya bergerak ceapt keluar masuk liang nikmat itu. Bi Eka tak mau kalah. Pantatnya bergoyang ke kanan-kiri mengimbangi tusukan kontol Andy.
“Auugghh Deenn..uueennaakk!” jerit Bi Eka seperti kesetanan.
“Terus Den, jangan berhenti. Ya tusuk ke situ.. auughgg.. aakkhh..”

Andy mempercepat gerakannya karena mulai merasakan air maninya akan muncrat.
“Bi.. saya mau keluaarr..” Jeritnya.
“Iya Den.. ayo.. keluarin aja. Bibi juga mau keluar.. ya terusshh.. oohh teruss..” katanya tersengal-sengal.

Andy mencoba bertahan sekuat tenaga dan terus menggenjot liang memek Bi Eka dengan tusukan bertubi-tubi sampai akhirnya kewalahan menghadapi goyangan pinggul wanita berpengalaman ini. Badannya sampai terangkat ke atas dan sambil memeluk tubuh Bi Eka erat-erat, Andy menyemburkan cairan kentalnya berkali-kali.
“Crot.. croott.. crott!”
“Aaakkhh..” Bi Eka juga mengalami orgasme.
Sekujur tubuhnya bergetar hebat dalam pelukan erat Andy.
“Ooohh.. Deenn.. hebat sekali..”

Kedua insan yang tengah lupa daratan ini bergulingan di atas ranjang merasakan sisa-sisa akhir dari kenikmatan ini. Nafas mereka tersengal-sengal. Peluh membasahi seluruh tubuh mereka meski udara malam di luar cukup dingin. Nampak senyum Bi Eka mengembang di bibirnya. Penuh dengan kepuasan. Ia melirik genit kepada Andy.
“Gimana Den. Enak khan?”
“Iya Bi, enak sekali,” jawab Andy seraya memeluk Bi Eka.
Tangannya mencolek nakal ke buah dada Bi Eka yang menggelantung persis di depan mukanya.
“Ih Aden nakal,” katanya semakin genit.
Tangan Bi Eka kembali merayap ke arah batang kontol Andy yang sudah lemas. Mengelus-elus perlahan hingga batang itu mulai memperlihatkan kembali kehidupannya.
“Bibi isep lagi ya Den?”


Andy hanya bisa mengangguk dan kembali merasakan hangatnya mulut Bi Eka ketika mengulum kontolnya. Mereka kembali bercumbu tanpa mengenal waktu dan baru berhenti ketika terdengar kokok ayam bersahutan. Andy meninggalkan kamar Bi Eka dengan tubuh lunglai. Habis sudah tenaganya karena bercinta semalaman. Tapi nampak wajahnya berseri-seri karena malam itu ia sudah merasakan pengalaman yang luar biasa.

No comments

Powered by Blogger.