Cerita Seks Bersetubuh Dengan Mama dan Adik Kandungku
Cerita Seks Bersetubuh Dengan Mama dan Adik Kandungku
![]() |
Cerita Seks Bersetubuh Dengan Mama dan Adik Kandungku |
DewaPoker - Sudah sejak berumur 7 atau 8 tahun aku mempunyai keingintahuan dan hasrat yang kuat akan seks. Secara sembunyisembunyi aku sering membaca majalah dewasa milik orang tuaku. Biasanya hal itu kulakukan saat sebelum berangkat sekolah dan orang tuaku tidak di rumah. Saat membaca majalah tersebut aku juga ber onani untuk memuaskan hasratku.
Pada saat
usiaku 10 tahun, hasratku akan pemuasan seks semakin besar, maklum saat itu
adalah masa puber. Frekuensiku melakukan onani juga semakin sering, dalam
sehari bisa sampai 4 kali. Dan setiap hari minimal 1 kali pasti aku lakukan.
Pada suatu
sore ketika aku duduk di kelas 6 SD, saat itu tidak ada seorang pun di rumah.
Papa sedang bertugas keluar kota, sedangkan Mama dan adikku sedang mengikuti
suatu kegiatan sejak pagi. Aku gunakan kesempatan tersebut untuk menonton blue
film milik orang tuaku. Sejak pagi sudah 3 film aku putar dan sudah 4 kali aku
melakukan onani. Namun hasratku masih juga begitu besar.
Ada adegan
yang sangat aku sukai dan aku sering berkhayal bahwa aku menjadi pemeran pria
dalam film itu. Adegan itu adalah saat seorang pria sedang berbaring sementara
wanita pertama duduk di atas penis sang pria sambil menggoyangkan pinggulnya
dan wanita kedua duduk tepat di atas mukanya sementara sang pria dengan lahapnya
menjilati vagina wanita kedua tersebut.
Aku segera
menurunkan celanaku bersiap melakukan onani sambil menyaksikan adegan
favoritku. Di tengahtengah kegiatanku dan film sedang hothotnya, tibatiba
terdengar suara pintu pagar dibuka. Saat itu menunjukkan pukul 20.00, ternyata
Mama dan adikku sudah pulang. Segera aku kenakan celanaku kembali dan
mengeluarkan video dari playernya kemudian meletakkannya kembali di tempatnya.
Lalu baru aku membukakan pintu untuk mereka.
Eh Wan,
tolong bantu masukkan barangbarang dong, Mama memintaku membantunya membawa
barangbarang.Iya Ma. Rin, di sana ngapain aja? Koq sepertinya capek banget
sih?, aku menyapa adikku Arini.Wah, banyak. Pagi setelah aerobik terus jalan
lintas alam. Sampai di atas udah siang. Terus sorenya baru turun. Pokoknya
capek deh., Arini menjelaskannya dengan bersemangat.Setelah itu mereka mandi
dan makan malam. Sementara aku duduk di ruang keluarga sambil menonton acara
TV. Setelah mereka selesai makan malam, adikku langsung menuju ke kamarnya di
atas. Mama ikut bergabung denganku menonton TV.Wan, ada acara bagus apa aja?,
Mama bertanya padaku.Cuma ini yang mendingan, yang lainnya jelek, aku memberi
tahu bahwa hanya acara yang sedang kutonton yang cukup bagus.
Saat itu
acaranya adalah film action. Setelah itu ada pembicaraan kecil antara aku dan
Mama. Karena lelah, Mama menonton sambil tiduran di atas karpet. Tidak lama
sesudah itu Mama rupanya terlelap. Aku tetap menonton. Pada suatu saat, dalam
film tersebut ada jalan cerita dimana teman wanita sang jagoan tertangkap dan
diperkosa oleh boss penjahat. Spontan saja penisku mengembang. Aku tetap
meneruskan menonton.
Ketika film
sedang seruserunya, tanpa sengaja aku menatap Mama yang sedang tertidur dengan
posisi telentang dan kaki yang terbentang. Baju tidurnya (daster) tersingkap,
sehingga sedikit celana dalamnya terlihat. Tubuhku langsung bergetar karena
nafsuku yang tibatiba meledak. Tidak pernah terpikir olehku melakukan
persetubuhan dengan Mamaku sendiri. Tapi pemandangan ini sungguh menggiurkan. Pada
usia 29 tahun, Mama masih terlihat sangat menarik. Dengan kulit kuning, tinggi
badan 161 cm, berat badan 60 kg, buah dada 36B ditambah bentuk pinggulnya yang
aduhai, ternyata selama ini aku tidak menyadari bahwa sebenarnya Mama sangat
menggairahkan.
Selama ini
aku benarbenar tidak pernah punya pikiran aneh terhadap Mama. Sekarang
sepertinya baru aku tersadar. Nafsu mendorongku untuk menjamah Mama, namun
sejenak aku ragu. Bagaimana kalau sampai Mama terbangun. Namun dorongan nafsu
memaksaku. Akhirnya aku memberanikan diri setelah sebelumnya aku mengecilkan
volume TV agar tidak membangunkan Mama. Aku bergerak mendekati Mama dan
mengambil posisi dari arah kaki kanannya. Untuk memastikan agar Mama tidak
sampai terbangun, kugerakgerakkan tangan Mama dan ternyata memang tidak ada
reaksi.
Rupanya
karena lelah seharian, ia jadi tertidur dengan sangat lelap. Dasternya yang
tersingkap, kucoba singkap lebih tinggi lagi sampai perut dan tidak ada
kesulitan. Tapi itu belum cukup, aku singkap dasternya lebih tinggi lagi dengan
terlebih dahulu aku pindahkan posisi kedua tangannya ke atas. Sekarang kedua
buah dadanya dapat terlihat dengan jelas, karena ternyata Mama tidak mengenakan
bra. Langsung aku sentuh buah dada kanannya dengan telapak tangan terbuka dan
dengan perlahan aku remas. Setelah puas meremasnya, aku hisap bagian putingnya
lalu seluruh bagian buah dadanya.
Tibatiba
Mama mendesah. Aku kaget dan merasa takut kalaukalau sampai Mama terbangun.
Tetapi setelah kutunggu beberapa saat tidak ada reaksi lain darinya. Untuk
memastikannya lagi aku meremas buah dada Mama lebih keras dan tetap tidak ada
reaksi. Walau masih penasaran dengan bagian dadanya, namun aku takut jika tidak
punya cukup waktu. Sekarang sasaran aku arahkan ke vaginanya. Mama mengenakan
CD tipis berwarna kuning sehingga masih terlihat bulu kemaluannya.
Aku raba dan
aku ciumi vagina Mama, tapi aku tidak puas karena masih terhalang CDnya. Jadi
kuputuskan untuk menurunkan CDnya sampai seluruh vaginanya terlihat. Namun hal
itu tidak dapat kulakukan karena posisi kakinya yang terbentang menyulitkanku
untuk menurunkannya. Jadi terpaksa aku rapatkan kakinya sehingga aku bisa
menurunkan CDnya sampai lutut. Tapi akibatnya aku jadi tidak bisa
mengeksplorasi vagina Mama dengan leluasa karena kakinya kini merapat. Apakah
aku harus melepas semuanya? Tentu akan lebih leluasa, tapi jika Mama sampai
terbangun akan berbahaya karena aku tidak akan bisa dengan cepat memakaikannya
kembali.
Berhubung
nafsuku sudah memburu, maka aku putuskan untuk melepaskannya semua. Lalu aku
rentangkan kakinya. Sekarang vagina Mama dapat terlihat dengan jelas. Tidak
tahan lagi, langsung aku cium dan jilati vaginanya. Lebih jauh lagi, dengan
kedua tangan kubuka bibirbibir vaginanya dan aku jilati bagian dalamnya. Aku
benarbenar semakin bernafsu, ingin rasanya aku telan vagina Mama. Tidak lama
setelah aku jilati, vaginanya menjadi basah. Setelah puas mencium dan menjilati
bagian vaginanya, penisku sudah tidak tahan untuk dimasukkan ke dalam vagina
Mama. Aku kemudian berdiri untuk melepas celanaku. Lalu aku duduk lagi di
antara kedua kaki Mama dan aku bentangkan kakinya lebih lebar.
Dengan mengambil
posisi duduk dan kedua kakiku dibentangkan untuk menahan kedua kaki Mama, aku
arahkan penisku ke lubang vaginanya. Tangan kananku membantu membuka lubang
vagina Mama sementara aku dorong penisku perlahan. Aku rasakan penisku memasuki
daerah yang basah, hangat dan menjepit. Tubuhku gemetar hebat karena nafsu yang
mendesak. Setelah beberapa saat akhirnya seluruh penisku sudah berhasil masuk
ke dalam vagina Mama dengan tidak terlalu sulit, mungkin karena Mama sudah
melahirkan dua orang anak.
Mulailah kugoyangkan
pinggulku maju mundur secara perlahan. Kurasakan kenikmatan dan sensasi yang
luar biasa. Aku memutuskan untuk memuaskan nafsuku, apa pun yang terjadi.
Semakin lama gerakanku semakin cepat. Dengan semakin bernafsu, aku peluk tubuh
Mama dan mengulum dadanya, sementara penisku terus bergerak cepat menggosok
vagina Mama. Aku sudah tidak peduli lagi apakah Mama akan terbangun atau tidak,
biar pun terbangun aku akan terus menggoyangnya sampai aku puas.
Sungguh
nikmat. Bahkan lebih nikmat daripada fantasiku selama ini. Setelah aku berjuang
keras selama 6 menit, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi hingga aku benamkan
penisku dalamdalam ke vagina Mama. Aku rasakan spermaku mengalir bersamaan
dengan sensasi yang luar biasa. Seakan melayang sampaisampai terasa sakit
kepala. Aku biarkan penisku beberapa saat di dalam tubuh Mamaku.
Setelah
cukup rileks, aku cabut penisku. Aku puas. Aku tidak menyesal. Aku kenakan
kembali celanaku. Sebelum aku kenakan kembali CDMama, aku puaskan diri dengan
meremasremas vagina Mama. Setelah itu aku rapikan kembali daster Mama. Aku
matikan TV dan naik menuju kamarku di atas. Aku langsung rebahan di atas
kasurku. Walau aku merasa lelah tapi aku tidak bisa tidur membayangkan
pengalaman ternikmat yang baru saja aku rasakan. Pengalaman seorang anak SD
yang baru saja melakukan hubungan seks dengan Mamanya sendiri.
Membayangkan
hal tersebut saja membuat nafsuku bangkit kembali. Aku berpikir untuk kembali
melakukannya dengan Mama. Aku berjalan keluar kamar menuju ruang keluarga.
Namun di depan kamar Arini adikku, entah apa yang mengubah pikiranku. Aku
berpikir, kalau Mama saja tidur sedemikian lelapnya maka tentu Arini juga
demikian. Apalagi selama ini Arini kalau sudah tidur sulit sekali untuk
dibangunkan.
Perlahan aku
buka kamarnya dan aku lihat Arini tertidur dengan menggunakan selimut. Aku
masuk ke kamarnya dan aku tutup lagi pintunya. Seperti yang sudah aku lakukan
dengan Mama, aku juga sudah bertekad akan menyetubuhi Arini adikku sendiri.
Walaupun ia bangun aku juga tidak akan peduli.
Lalu aku
singkap selimutnya dan aku lepaskan dasternya serta tidak CDnya. Sekarang Arini
sudah benarbenar bugil. Karena Arini belum memiliki buah dada, sasaranku
langsung ke vaginanya. Vaginanya sungguh mulus karena belum ditumbuhi rambut.
Aku rentangkan kakinya lalu aku cium dan jilati vaginanya. Sekalikali aku gigit
perlahan. Lalu aku buka lebarlebar bibir vaginanya dengan jariku dan kujilati
bagian dalamnya.Setelah puas menciumi vaginanya, aku bersiap untuk
menghunjamkan penisku ke dalam vagina Arini yang masih mulus. Aku rentangkan
kakinya dan aku tempatkan melingkar di pinggangku. Aku ingin mengambil posisi
yang memungkinkanku dapat menyetubuhi Arini dengan leluasa.
Lalu
kuarahkan penisku ke lubang vaginanya sementara kedua tanganku membantu membuka
bibir vaginanya. Aku dorong perlahan namun ternyata tidak semudah aku
melakukannya dengan Mama. Vagina Arini begitu sempit, karena ia masih kecil
(saat itu ia baru berusia 9 tahun) dan tentu saja masih perawan. Tapi itu bukan
halangan bagiku. Aku terus mendorong penisku dan bagian kepala penisku akhirnya
berhasil masuk. Namun untuk lebih jauh sangat sulit.
Nafsuku
sudah memuncak tapi masih belum bisa masuk juga hingga membuatku kesal. Karena
aku sudah bertekad, maka aku paksakan untuk mendorongnya hingga aku berhasil.
Namun tibatiba saja Arini merintih. Aku diam sejenak dan ternyata Arini tidak
bereaksi lebih jauh. Walaupun aku tidak peduli apakah Arini akan tahu atau
tidak, tetap saja akan lebih baik kalau Arini tidak mengetahuinya.
Kemudian aku
mulai menggoyang pinggulku, tetapi gerakanku tidak bisa selancar saat
melakukannya dengan Mama, karena vagina Mama basah dan tidak terlalu sempit,
sedangkan milik Arini kering dan sempit. Aku terus menggesekan penisku di dalam
tubuh Arini semakin lama semakin cepat sambil memeluk tubuhnya. Ada perbedaan
kenikmatan tersendiri antara vagina Mama dan Arini. Karena vagina Arini lebih
sempit maka hanya dalam waktu 3 menit aku sudah mencapai orgasme.
Kubiarkan
spermaku mengalir di dalam vagina Arini. Aku tidak perlu khawatir karena aku
tahu Arini belum bisa hamil. Aku tekan penisku dalamdalam dan aku peluk Arini
dengan erat. Setelah puas aku kenakan lagi pakaian Arini baru aku kenakan
pakaianku sendiri. Aku berjingkat kembali ke kamarku dan tertidur sampai
keesokan paginya.
Pada pagi
harinya aku agak khawatir jika ketahuan. Tapi sampai aku berangkat sekolah
tidak ada yang mencurigakan dari sikap Mama maupun Arini. Sejak saat itu aku
selalu terbayang kenikmatan yang aku alami pada malam itu. Aku ingin
mengulanginya. Dengan Mama kemungkinannya bisa dilakukan jika Papa tidak di
rumah. Jadi akan lebih besar kesempatannya jika melakukannya dengan Arini saja.
Walaupun
pada saat melakukannya, aku tidak peduli jika diketahui tetapi tetap akan lebih
aman jika mereka tidak mengetahuinya. Maka hampir setiap malam, aku selalu
bergerilya ke kamar Arini. Namun aku hanya berhasil sampai tahap melucuti
pakaiannya. Setiap kali penisku mulai masuk, Arini selalu terbangun.
Empat bulan
sejak pengalaman pertama, aku belum pernah lagi melakukan sex. Pada bulan
kelima, aku masuk SMP dan pada pelajaran biologi aku mengenal suatu bahan kimia
praktikum yang digunakan untuk membius. Saat itu aku langsung berpikir bahwa
aku bisa menggunakannya bersetubuh dengan Arini lagi.
Setelah
pelajaran biologi, aku mengambil sebotol obat bius untuk dibawa ke rumah. Pada
malam hari setelah semuanya tertidur, aku masuk ke kamar Arini. Sebuah sapu
tangan yang telah dilumuri obat bius aku tempatkan di hidung Arini. Setelah
beberapa saat, aku angkat sapu tangan tersebut dan mulai melucuti pakaian Arini.
Dan setelah aku melucuti seluruh pakaianku, aku naik ke ranjang Arini dan duduk
di antara kedua kakinya.
Aku
mengambil posisi favoritku dengan menempatkan kedua kakinya melingkari
pinggangku. Aku masukkan penisku ke vaginanya dengan perlahan sampai
keseluruhan penisku masuk. Goyangan pinggulku mulai menggoyang tubuh Arini. Aku
memeluk tubuhnya dengan erat dan penisku bergerak keluar masuk dengan cepat.
Karena aku yakin Arini tidak akan terbangun maka aku bisa mengubah posisi
sesukaku. Seperti sebelumnya, saat pada puncaknya aku biarkan spermaku
tertumpah di dalam vaginanya.
Sejak saat
itu hampir setiap hari aku menyetubuhi adikku, Arini. Sesekali jika Papa sedang
di luar kota, aku juga menyetubuhi Mama. Alangkah beruntungnya aku. Dengan ilmu
pengetahuan, suatu hambatan ternyata dapat diselesaikan dengan mudah.
Post a Comment