Cerita Seks Bercinta Dengan Teman Ponakanku
Cerita Seks Bercinta Dengan Teman Ponakanku
DewaPoker - Ponakanku, Ana, merayakan hutnya pada umur yg selalu ditunggu para abg,
karena pada umur itu seorang prempuan dah dianggap dewasa. Karen aku pernah
kerja sebagai EO. Ana minta tolong aku untuk mengatur pesta hutnya. Aku tanya
ma Ana, dia maunya pestanya seperti apa dan berapa budgetnya yang disediakan
ortunya. Bapaknya Ana adalah adik kandungku, makanya Ana bebas sekali ma aku.
Kalo becanda dah kaya ma temennya, padahal umurku dan dia berbeda jauh sekali,
20 tahun lebih. Ya gak apa, jadi aku awet muda kan kalo banyak bergaul dengan
bag (termasuk menggauli kale).
![]() |
Bercinta Dengan Teman Keponakanku |
Setelah aku mendapat info yang dibutuhkan,
aku mencari cafe yang deket dengan rumah adikku, sehingga gak problem dengan
trafik yang macet. Aku nego dengan manajer bar itu mengenai arrangement pesta hutnya
Ana. Karena ini pesta abg, makan malem mah ala kadarnya saja, yang penting
banyak minumannya, non alkoholik tentunya. Aku juga minta disediakan MC dari
bar yang bisa memandu beberapa games untuk memeriahkan suasana. Aku minta
adikku menyediakan beberapa suvenir dari kantornya sebagai hadiah untuk games
itu.
“An, temen-temen kamu kece-kece gak”.
“So pasti om, ana gitu loh”. wah asik juga nih, banyk yg bisa dilihat.
“Tapi mreka datengnya bawa pasangan lo om”. Wah, kecewa juga aku mendengarnya.
Sampe dengan hari H nya. undangan dibuat
jam 8 malem. Adik dan iparku dah standby di bar untuk menyambut temen-temen
Ana, setelah makan malam, acara potong kue dilakukan, gak ada coreng muka pake
krim kue yang sering dilakukan pada acara abg. Setelah itu adikku dan istrinya
pulang karena selanjutnya adalah acara buat para abg. Ana minta aku tetap stay,
dia takut kalo ada acara yang meleset dari rencana.
“Om kan gak ada siapa-siapa dirumah,
mending juga disini, ntar om turun ja ma temenku yang gak bawa pasangan”.
Memang tadi aku liat ada beberapa prempuan
abg yang dateng bergerombol tanpa kawalan pasangannya. Acara games berlangsung
meriah, palagi MC nya pinter banget membuat suasana jadi ceria. Setelah acara
games slesai, sampailah pada acara puncak. Musik berdentam keras, ditingkahi
dengan celoteh DJ yang mengajak para tetamu untuk mulai goyang.
“Om, ini Nisa, om temenin Nisa ya, dia gak
punya pasangan”, Ana mengenalkan aku pada seorang abg, seumuranlah ma Ana.
Cantik, wajahnya dihiasi dengan sepasang
mata uang indah, bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir mungil yang
merekah. Yang menarik perhatainku, Nisa punya kumis tipis diatas bibirnya yang
mengundang untuk dikecup. Diruang yang temaran aku masi bisa menikmati wajah Nisanya
Nisa. Nama yang sangat sesuai dengan orangnya lagi. Yang lebi menarik lagi,
dadanya dihiasi dengan sepasang tonjolan yang lumayan besar. Palagi Nisa
mengenakan t shirt dan jin ketat, sehingga semua yang menonjol ditubuhnya
menjadi nampak dengan jelas. Pinggangnya ramping dan pinggu serta pantat yang
membulat sehingga badannya yang imut berpotongan seperti biola, sangat
menggugah napsu.
“Om, tu apanya Ana si”, teriak Nisa
ditengah bisingnya musik.
“Aku kakak bokapnya Ana”.
“Kok beda ya om”.
“apa bedanya?”
“Om kliatan lebi mudah, badan om atletis sekali, gak kaya bokapnya Ana, dah
botak gendut pula”.
“Lelaki kan juga mesti jaga penampilan, gak prempuan aja kan”.
“Bener banget om, duduk Yukk om”. aku mengambil 2 soft drink dan duduk
dipojokan berdua Nisa, kringeten juga jingkrakan ngiktui goyangannya Nisa.
“Nis, kamu seksi banget deh, kamu yang paling seksi dari semua yang dateng, Ana
ja kalah seksi ma kamu”.
“Om suka kan ngeliatnya”.
“Suka banget Nis, palagi kalo gak pake apa2″, godaku menjurus.
“Ih si om, mulai deh genitnya, ntar kalo liat Nisa gak pake apa2, gak bisa
nahan diri lagi”.
“Mangnya kamu suka gak pake apa2 didepan lelaki?”
“Depan cowokku om”.
“Wah bole dong skarang depan aku ya”.
“Maunya”. Musik berganti dengan musik yang lembut.
“Om turun lagi Yuk, Nisa pengen dipeluk om”. Aku turun lagi dan melantai
(ngepel kale) dengan Nisa, Nisa kupeluk erat, terasa sekali toket besarnya
mengganjal didadaku.
“Nis toket kamu besar ya, sering diremes ya”, bisikku.
“Iya om”. Aku mencium telinganya, Nisa menggeliat kegelian,
“om, nakal ih”.
“Tapi suka kan”. Nisa gak menjawab, kembali aku mencium lehernya sehingga Nisa
menggelinjang.
Nisa mempererat pelukannya, aku seneng ja
dipeluk abg seksi kaya Nisa. Sampe acara slesai Nisa nempel terus ma aku.
“Om tinggal sendiri ya”.
“Kok tau”. “ana yang bilang, napa si om tinggal sendiri”.
“aku dah cere Nis, anak2 ikut ibunya, napa kamu mo gantiin?”
“Mangnya om mau ma Nisa, Nisa kan masi abg, ntar om malu lagi jalan ma Nisa”.
“Wah malah bangga Nis, biasa jalan ma abg yang cantik dan seksi kaya kamu”.
Ketika ana melihat Nisa nempel terus ma aku, dia mulai godain,
”Wah ada yang nempel terus neh kaya prangko, Nisa cantik kan om, pasti om suka
deh ma Nisa, aku kan tau selera om kaya apa”. Aku hanya senyumm saja, Nisa
cemberut jadinya,
“Udah deh loe sana ma cowok loe aja, gak bole liat orang lagi seneng ja”.
“Iya deh”, Ana meninggalkan kami sambil tertawa berderai.
Setelah acara selesai, aku membereskan
administrasinya dengan pihak bar.
“Om, makasi banyak ya buat bantuannya, kalo
gak ada om pasti pestaku gak semeriah ini. Nis kamu puilang ikutan om ku ja,
dia searah kok sama rumah kamu. Om anterin Nisa dulu ya, jangan diapa2in lo
temenku yang seksi ini, dah tengah malem soalnya”, ana tersenyum sambil
menjabat tanganku.
“Mau aku anter pulang Nis”, tanyaku menoleh ke Nisa.
“Bole, kalo gak ngerepotin om”.
“Buat prempuan secantik dan sesekai kamu apa si yang repot”. Nisa aku gandeng
menuju ke tempat parkir.
“Om, Nisa males pulang deh”.
“Lo napa”. “Dirumah gak ada siapa2 om, mending juga ma om ada yang nemenin Nisa
ngobrol”.
“Mangnya ortu kemana”.
“Wah ortu mah sibuk ma urusan masing2, Nisa jarang ketemu ortu biar serumah
juga. Nisa ketemu ortu kalo ada keperluan ja, minta duit”.
“O gitu, kamu mo ikut aku ke apartmen?’
“Bole om”.
“Gak takut ma aku”.
“Mangnya om mo makan Nisa”.
“Mau makan bagian2 tertentu dibadan kamu”. Ih si om, bisa aja”. Sepanjang
perjalanan ke apartmenku Nisa curhat mengenai kondisinya, aku menjadi pendengar
yang baik saja, sesekali aku kasi komentar.
“Om, Nisa suka deh lelaki kaya om, mature sekali, lagian om ganteng banget,
atletis lagi badannya. Om sering maen ma abg ya”.
“Sesekali ja Nis, kalo ada yg seksi kaya kamu, kamu mau kan maen ma aku”. Nisa
diem saja, tapi tangannya mulai mengelus2 pahaku, aku tau itu jawabannya atas
pertanyaanku.
Sesampainya di apartmen, aku langsung
parkir mobil di basement di lot yang diperuntukkan buat aku. Nisa kugandeng ke
lift dan lift melumcur ke lantai 40, dimana aku tinggal. Di lift Nisa kupeluk
dan kucium pipinya,
“Oom”, Nisa hanya melenguh sambil memperat
pelukannya ke aku.
Di apartment, Nisa langsung inspeksi,
apartmenku kecil, ada 2 kamar tidur, ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan
dan pantri. Di bagian belakang ada tempat untuk cuci pakean dan balkonnya
lumayan luas untuk jemur pakean. Nisa cukup lama berdiri di alok menatap kerlap
kerlip lampu kota. Aku memeluknya dari belakang sambil mencium kuduknya. Nisa
mengeglinjang tapi dia membiarkan tanganku yang mulai mengelus toketnya dari
luar t shirtnya.
“Ooom”, lenguhnya ketika toket montoknya
mulai kuremas2.
Nisa menggeser2kan pantatnya yang membulat
ke selangkanganku. Kontolku dah mengejang dengan kerasnya.
“Ih, om dah ngaceng ya”, katanya sambil
terus menggeser2kan pantatnya ke kekontolku. aku makin gemes meremes2 toketnya,
terasa sekali besar dan kencengnya toket abg montok ini.
“Om, Nisa dah pengen om, masuk Yuk”.
Di sofa Nisa langsung melepas pakean
luarnya. Wah baru seumur segini dah liar banget ni anak, pikirku. Ya aku seneng
ja dapet abg yang liar kaya Nisa gini, pasti nikmat banget dientotinnya. Aku
mengeluarkan 2 soft drink dari lemari es. Aku melotot melihat Nisa muncul
dengan daleman bikini yang minim dan seksi. Toketnya seakan mau tumpah dari
branya yang minim sekali. Demikian pula jembutnya berhamburan dari cd bikini
yang model g string itu.
“Nis, duduk disebelahku, kamu mau gak aku
pijitin”, tanyanya.
Aku tinggal memakai celana panjangnya saja.
Baju dah kulepas. Nisapun duduk membelakangiku. Aku mulai memijit pelan
keningnya dari belakang. Dari kening turun ke kuduk. Nisa hanya terpejam saja
menikmati pijitanku, turun lagi ke pundak. “Enak om”, katanya.
“Memangnya om pernah jadi tukang pijit ya”,
godanya.
Aku diam saja, tapi tanganku meluncur ke
toketnya. Jariku kembali menelusuri toketnya, kuelus2 dengan lembut. Nisa
terdiam, napasnya mulai memburu terengah. Jari kuselipkan ke branya dan
mengkilik2 pentilnya. Pentilnya langsung mengeras,
“Ooom”, lenguhnya. Aku langsung saja
meremes2 toketnya dengan penuh napsu.
Nisa bersandar di dadaku yang bidang. Aku
kembali menciumi lehernya sementara kedua toketnya terus saja kuremes2,
sehingga napsunya makin berkobar. Kemudian aku minta Nisa berbalik sehingga
kami duduk berhadapan. Nisa tak menunggu lama, aku segera mengecup bibirnya.
Dibalas dengan ganas.
Bibirnya kukulum, lidahnya menjalar didalam mulutku
sementara tangannya segera turun mencari kontolku. Diusap2, terasa sekali
kontolku sudah ngaceng berat, keras sekali. Segera ikat pinggangku dibuka,
celanaku dibuka. Aku berdiri sehingga celana panjangku meluncur ke lantai.
kontolku yang besar panjang itu nongol dari bagian atas CD ku yang mini. Kami
segera bergelut. Aku terus meremas-remas toketnya sementara Nisa mengocok
kontolku.
“Om keras banget, gede lagi”, katanya sambil
jongkok didepanku, melepas cdku dan menciumi kontolku dan menghisap daerah
sekelilingnya termasuk biji pelernya.
“Aah Nis, kamu pinter banget bikin aku nikmat”, erangku.
“aaaduuuuuhh. Nis..enak banget emutanmu”. kontolku dijilati seluruhnya kemudian
dimasukkan ke mulutnya, dikulum dan diisep2. Kepalanya mengangguk2 mengeluar
masukkan kontolku di mulutnya.
Akhirnya aku gak tahan lagi. Nisa kubopong ke
kamar.
Nisa kubaringkan diranjang. Sambil terus
meremas2 toketnya tanganku satunya nyelip ke balik cd bikininya yang g string
itu. Otomatis pahanya mengangkang, sehingga aku dengan mudah mempermainkan
jembutnya yang lebat.
“Om, geli”, erangnya.
“geli apa nikmat Nis”, tanyanya.
“Dua2nya om, Nisa dientot dong om, udah kepengin banget nih”, katanya to the
point.
Tanganku menyusup ke punggungnya sambil
mengecup bibirnya. Tali pengikat bra kutarik sehingga toketnya membusung
menantang untuk diremas dan dikenyot pentilnya, tanpa penutup lagi. Ikatan CD
bikini kutarik dengan mulutku sehingga lepaslah semua penutup tubuhnya yang
minim.
“Nis kamu napsuin banget deh”, kataku.
Aku langsung saja menindihnya. penisku
kuarahkan ke belahan memeknya yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu aku
menekan kontolku sehingga kepala kontolku mulai menerobos masuk memeknya. Nisa
mengerang keenakan sambil memeluk punggungku. Aku kembali menciumi bibirnya.
Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. sementara itu aku
terus menekan pantatku pelan2 sehinggga kepala kontolku masuk memeknya makin
dalam dan bless, kontolku sudah masuk setengahnya kedalam memeknya.
“Aah, om nikmat banget om”, erangnya sambil
mencengkeram punggungku.
Kedua kakinya dilingkarkan di pinggangku
sehingga penisku besarku langsung ambles semuanya di memeknya.
“Om, ssh, enak om, terusin”, erangnya.
Nisa menggeliat2 ketika aku mulai
mengeluarmasukkan kontolku di memeknya. Nisa mengejang2kan memeknya meremes2
kontolku yang sedang keluar masuk itu.
“Nis, nikmat banget empotan memek kamu,
kamu masi muda gini dah pinter ngeladenin napsuku”, erangku.
Aku memeluknya dan kembali menciumi
bibirnya, dengan menggebu2 bibirnya kulumat, Nisa mengiringi permainan bibirku
dengan membalas mengulum bibirku. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku.
Aku
mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepat dan keras, Nisa menggeliatkan
pinggulnya mengiringi keluar masuknya kontolku di memeknya. Setiap kali aku
menancapkan kontolku dalam2 Nisa melenguh keenakan.
Terasa banget kontolku menyesaki seluruh
memeknya sampe kedalem. Karena lenguhannya aku makin bernapsu mengenjotkan
kontolku. Gak bisa cepet2 karena kakinya masih melingkar dipinggangku, tapi
cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di memeknya. Kenikmatan terus
berlangsung selama aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk, akhirnya Nisa
gak tahan lagi. Jepitan kakinya di pinggangku terlepas dan di kangkangkan
lebar2. Posisi ini mempermudah gerakan kontolku keluar masuk memeknya dan
rasanya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian Nisa memeluk punggungku
makin keras
“Om, Nisa mau nyampe om”.
“Kita bareng ya Nis”, kataku sambil mempercepat enjotanku.
“Om, gak tahan lagi om, Nisa nyampe om,aakh”, jeritnya saking nikmatnya.
Kakinya kembali melingkar di pinggangku
sehingga kontolku nancep dalam sekali di memeknya. memeknya otomatis mengejang2
ketika Nisa nyampe sehingga bendungan pejuku bobol juga.
“Akh Nis, aku ngecret Nis, akh”, aku
mengerang sambil mengecretkan pejuku beberapa kali di memeknya.
Dengan nafas yang terengah engah dan badan
penuh dengan keringat, Nisa kupeluk sementara kontolku masih tetep nancep di
memeknya. Nisa menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, aku mencabut
kontolku dari memeknya.kontolku berlumuran lendir memeknya dan pejuku sendiri.
Aku berbaring disebelahnya.
“Nis, kamu nikmat banget deh kalo dientot.
Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entot”, kataku sambil
mengelus2 pipiku.
“Nisa mo kok tinggal sama om, biar om gak usah repot cari abg kalo pengen
*******. Udah tersedia di rumah”, katanya sambil tersenyum. Aku diam saja.
“Om, Nisa ngantuk dan cape”.
“Ya udah, tidur ja Nis, besok kita tempur lagi”. Aku mematikan lampu dan tak
lama kemudian kami dah terlelap diranjang yang kusut bertlanjang bulet.
Hari sudah mulai terang ketika kami
terbangun. Aku merasa lapar, Nisa juga,
“Om, Nisa laper om”, katanya.
“Iya Nis, aku juga laper lagi nih, abis kerja keras sih”, jawabku.
“Mandi dulu Yuk” ajakku.
Kami bercanda-canda di kamar mandi seperti
anak kecil saling menggosok dan berebutan sabun, aku kemudian menarik tubuhnya
merapat ke tubuhku. Aku duduk di toilet dan Nisa duduk dipangkuanku dan aku
mengusap2 pahanya.
“Kamu cantik sekali, Nis”, rayuku.
Tanganku pindah ke bukit memeknya
mempermainkan jembutnya yang lebat. Aku bisa melakukan itu karena Nisa
mengangkangkan pahanya. Tanganku terus menjalar ke atas ke pinggangnya.
“Geli om”, katanya ketika tanganku
menggelitiki pinggangnya.
Nisa menggeliat2 jadinya. Segera aku
meremes2 toketnya.
”toket kamu besar ya Nis, kenceng lagi”,
kataku.
“om suka kan”, jawabnya.
“ya Nis, aku suka sekali setiap inci dari tubuhmu”, jawabku sambil terus
meremes2 toketnya. Aku kemudian mencium bibirnya. Akhirnya usailah kemesraan di
kamar mandi. Kami saling mengeringkan badan, dengan masih bertelanjang bulet,
aku menyiapkan sarapan buat kita ber 2. Indomi rasa presiden ja ya Nis”.
“Ya abis iklannya indomi dipake ma capres
kan”.
“Bisa aja si om, boleh deh, Nisa suka kok apa aja, asal om yang sediain”.
“Ih manjanya”. “Tapi om suka kan Nisa manja2 ma om”.
“Suka banget Nis”.
“Nisa tinggal ma om ya, boleh ya om”.
“Nanti om dituduh melarikan anak dibawah umur lagi ma ortu kamu, kan repot kalo
dilaporkan polisi sgala. Nisa bole kok kapan aja mo nginep disini”. Nisa diem
saja, kulihat ada raut kekecewaan diwajahnya.
“Jangan kecewa dong sayang, aku buatin dulu ya indomi rasa presidennya”. Dia
kembali tersenyum.
Cantik sekali Nisa, wajahnya yang tanpa
riasan sama sekali tampak cantik segar dan muda sekali. aku langung on lagi
ngeliatnya. Segera aku menyiapkan sarapan.
“Kamu mo minum apaan Nis, ada teh kopi atau
susu. Kalo susu mah kamu dah punya ya, besar lagi”.
“Oom”, katanya manja.
Aku nyiapin tehm manis ja buat aku dan dia.
Setelah indominya mateng, aku tambahin bawang goreng, sedikit kecap asin dan
roiko penedap rasa.
“Om enak banget indomi bikinan om, kalo
dirumah bikinan pembokat gak seenak bikinan om”.
“Kalo suka ya tambah lagi ya, nanti aku bikinin lagi”.
“enggak lah om, ni kan ukuran jumbo, semangkok juga Nisa dah kenyang”.
“semalem kan ukuran jumbo yang masuk, dah kenyang juga”.
“O kalo yang itu masi pengen berkali2 lagi”.
“Haah, berkali2 lagi”.
“Iya om, abis nikmat banget si, abis sarapan maen lagi ya om”. Luar biasa
napsunya ni abg pikirku, ya gak apalah, malah aku bisa nikmati Nisa terus2an.
Di kamar, Nisa sudah berbaring diranjang.
kontolku yang belum diapa2in sudah ngaceng berat. Aku segera mengecup bibirnya,
beralih ke lehernya dan kemudian turun ke toketnya. toketnya kuremes2,
Nisa
terengah, napsunya berkobar lagi. pentilnya ku emut2 sambil meremas toketnya.
Tanganku satunya menjalar kebawah, menerobos lebatnya jembutnya dan mengilik2
itilnya.
“aakh om, pinter banget ngerangsang Nisa”,
erangnya.
Nisa mengangkangkan pahanya supaya
kilikannya di itilnya makin terasa. Kilikan di itilnya membuat Nisa makin liar.
Tangannya mencari kontolku, diremes dan kepalanya dikocok2. Nisa bangkit.
kontolku yang tegak berdiri dengan kerasnya. langsung diraih dan dijilati.
Pertama cuma kepalanya yang dimasukkan ke mulutnya dan diemut2. Aku meraih
pantatnya dan menarik Nisa menelungkup diatasku. Aku mulai menjilati memeknya, Nisa
menggelinjang setiap kali aku mengecup bibir memeknya. Dengan kedua tangan, aku
membuka memeknya pelan2, aku menjilati bagian dalam bibir memeknya. Nisa
melepaskan emutannya di kontolku dan mengerang hebat,
“om aakh”. Pantatnya menggelinjang sehingga
mulutku melekat erat di memeknya.
“Terus om aakh”, erangnya lagi.
Itilnya yang menjadi sasaran berikutnya, Nisa
makin mengerang keenakan. memeknya makin kebanjiran lendir yang terus merembes,
soalnya Nisa udah napsu banget. Cukup lama aku mengemut itilnya dan akhirnya.
“Om, Nisa nyampe om, aakh”, erangnya.
“om nikmat banget deh, belum dientot udah nikmat begini om”. Nisa memutar
badannya kesamping dan berbaring disebelahku.
Aku mencium bibirnya. Kemudian Nisa
kunaiki, kutancapkan kontolku kememeknya dan kudorongnya masuk pelan2,
“Om, enak, masukin semuanya om, teken lagi
om, akh”, erangnya merasakan nikmatnya kontolku nancep lagi di memeknya.
Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk,
ketika sudah nancep kira2 separonya, aku menggentakkan pantatku kebawah
sehingga langsung aja kontolku ambles semuanya di memeknya.
“Om, aakh”, erangnya penuh nikmat.
aku mengenjotkan kontolku keluar masuk
makin cepet, sambil menciumi bibirnya sampe akhirnya,
“Om, Nisa nyampe lagi om, ooh”, Nisa
mengejang2 saking nikmatnya. memeknya otomatis ikut mengejang2. Aku meringis2
keenakan karena kontolku diremes2 memeknya dengan keras, tapi aku masih
perkasa.
Kemudian aku mencabut kontolku dan minta Nisa
nungging. Aku menciumi kedua bongkahan pantatnya, dengan gemas aku menjilati
dan mengusapi pantatnya. Mulutku terus merambat ke selangkangannya.
Nisa mendesis
merasakan sensasi waktu lidahku menyapu naik dari memeknya ke arah pantatnya.
Kedua jariku membuka bibir memeknya dan aku menjulurkan lidah menjilati bagian
dalem memeknya.
Nisa makin mendesah gak karuan, tubuhnya menggelinjang.
Ditengah kenikmatan itu, aku dengan cepat mengganti lidah dengan kontolku. Nisa
menahan napas sambil menggigit bibir ketika ****** besarku kembali nancep di
memeknya.
“Om”, erangnya ketika akhirnya kontolku
ambles semuanya di memeknya.
Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar
masuk, mula2 pelan, makin lama makin cepat dan keras. Nisa kembali mendesah2
saking enaknya. toketnya kuremes2 dari belakang, tapi enjotan kontolku jalan
terus.
Ditengah kenikmatan, aku mengganti posisi lagi, aku duduk di kursi dan Nisa
duduk dipangkuanku membelakangiku. kontolku sudah nancep semuanya lagi di
memeknya. Nisa menolehkan kepalanya sehingga aku langsung melumat bibirnya. Nisa
semakin cepat menaik turunkan badannya sambil terus ciuman dengan liar.
Aku gak bosen2nya ngeremes toketnya.
Pentilnya yang sudah keras itu kuplintir2. Gerakannya makin liar saja, Nisa
makin tak terkendali menggerakkan badannya, digerakkannya badannya turun naik
sekuat tenaga sehingga kontolku nancep dalem banget. “Om Nisa dah mau nyampe
lagi om, aduh om, enak banget”, erangnya. Tau Nisa udah mau nyampe, aku
mengangkat badannya dari pangkuanku sehingga kontolku yang masih perkasa lepas
dari memeknya. “Kok brenti om”, tanyanya protes.
Nisa kutelentangkan lagi diranjang, aku
naiki dia dan kembali kutancepkannya kontolku kedalam memeknya. Dengan sekali
enjot, kontolku sudah ambles semuanya. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar
masuk dengan cepat. memeknya mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 kontolku,
tandanya Nisa dah hampir nyampe. Aku makin gencar mengenjotkan kontolku, dan
“Om, Nisa nyampe om, akh”, jeritnya.
Akupun merasakan remesan memeknya karena
nyampe. enjotanku makin cepat saja sehingga akhirnya,
“Nis…” aku berteriak menyebut namanya dan
pejuku ngecret dengan derasnya di memeknya.
“Om, nikmat banget ya, lagi ya om”, tanyanya.
“istirahat dulu ya Nis, kamu kok gak puas2 si, aku cape juga nih nggelutin
kamu”, jawabku.
Aku mencabut kontolku dan terkapar
disebelahnya. Tak lama kemudian aku kembali terlelap karena lemes dan nikmat.
Aku terbangun, dah ampir tengah hari. kulihat
Nisa masi terkapar dengan lelapnya. Toketnya yang membusung bergerak turun naik
seiring dengan tarikan napasnya. Kkinya pada posisi mengangkang sehingga
memeknya terkuak diantara kerimbunan jembutnya. Memek yang barusan memberikan
kenikmatan tak terhingga bagiku karena jepitan pada kontolku. Memandangi
tubuhnya pada posisi menantang seperti itu, napsuku naik lagi, kontolku kembali
mulai mengeras. Nisa masih terbaring di ranjang. aku mandi membersihkan diriku,
selesai mandi kulihat Nisa dah terbangun.
“enak banget tidurnya Nis”.
“Nisa cape banget om, om kok mandi gak ajak2 Nisa”.
“Abis bobonya pules banget, jadi aku gak bangunin kamu. Dah siang ni, mo cari
makan gak, aku laper”.
“Nisa juga laper om, mi presidennya dah abis buat maen tadi pagi, kudu diisi
batere baru ni, pasti om masi mau maen ma Nisa lagi kan”.
“Tau aja kamu, dah mandi sana”.
“Nisa gak bawa ganti om, masak pake baju yang semalem”.
“Mo pake bajuku, kegedean gak”. Nisa tubuhnya imut, sehingga kalo pake pakeanku
pastinya lah kedodoran.
“Gini deh, abis mandi ya terpaksa kamu pake lagi baju itu. Aku anter kamu
pulang buat tuker baju, baru kita pergi cari makan”.
“Nisa tapi masi mo disini om”.
“Boleh, kamu boleh ja disini selama kamu mau, tapi kan kamu gak mo pake baju
yang semalem”. Nisa segera masuk kamar mandi membersihkan diri, selesai mandi
dia mengenakan pakean yang semalem, kulihat dalemannya cuma dimasukkan kantong
plastik.
“Nis om, buruan, gatel2 ni, pake baju yang esemalem”. Rumah Nisa gak jauh dari
apartmentku.
“Om, brentinya jauhan dari rumah ya, ntar keliahatan ma pembantu lagi Nisa om
anter pulang”. Aku berhenti dibawah pohon rindang, Nisa segera menenteng
kantong plastik yang berisi dalemannya menuju rumahnya.
Cukup lama aku menunggunya, dia keluar lagi
cuma bercelana pendek dan memakai tanktop. toketnya yang membusung nampak
sangat menonjol. Aku dah pengen menggemasi toketnya itu.
“Kamu tu seksi sekali deh Nis, pake apa aja
tetep aja seksi dan cantik”.
“Kalo gak pake apa2?”
“Wah lebi lagi, merangsang. Kamu mo makan apa?”.
“Terserah om aja, abis makan Nisa om makan lagi kan”.
“So pasti lah, kam kata kamu kita mo isis bensin buat ronde berikutnya”. aku
menuju ke mal yang terdekat dari tempat itu. Kit puter2 saja disana mencari
makan.
“Nis kamu mo aku beliin pakean?”
“Gak ah om, pakean Nisa dah selemari dirumah”. Akhirnya aku mengajak Nisa makan
pasta di satu resto pasta Itali. Nisa doyan banget makan pasta, dia makan semua
yang aku pesan dengan lahapnya.
“Wah ngisi bensinnya banyak banget Nis”.
“Biar siap om kerjain lagi”. Pulang makan, Nisa berbaring diranjang dan aku
duduk disebelahnya.
“Nis, aku dah napsu lagi liat badan kamu”, kataku.
Langsung Nisa melirik daerah kontolku,
kelihatan sekali sudah mulai ngaceng karena kelihatan menggelembung. Aku
mengelus2 punggungnya, terus tanganku pindah mengelus pahanya, merayap makin
dalam sehingga menggosok memeknya dari luar celana pendeknya.
“Gak berasa om, lepasin dong pakean Nisa”.
Aku membuka kancing celana pendeknya dan kulorotkan, Nisa membantu dengan
mengangkat pantatnya keatas.
Nisa mengangkangkan pahanya sehingga jariku
menggosok2 belahan memeknya dari luar cd.
“Ssh om”, erangnya. terus saja aku mengelus
belahan memeknya dari luar cd nya.
Aku mulai menjilati pahanya, jilatanku
perlahan menjalar ketengah. Nisa hanya dapat mencengkram sprei ketika merasakan
lidahku yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir cd nya yang kusingkirkan
dengan jari, lalu menyentuh bibir memeknya. Bukan hanya bibir memeknya yang
kujilati, tapi lidahku juga masuk ke liang memeknya. Aku terus mengelus paha
dan pantatnya mempercepat naiknya napsunya.
Sesaat kemudian, aku melepas cd
nya. Kembali terpampang dengan jelas .memeknya yang sudah tidak tertutup
apa-apa lagi.
Aku mendekap tubuhnya dari belakang dalam
posisi berbaring menyamping. Dengan lembut aku membelai permukaannya yang
ditumbuhi jembut yang lebat. Sementara tanganku yang satunya mulai naik ke
toketnya, menyusup ke dalam tanktopnya, kemudian kebalik branya kemudian
meremas toketnya dengan gemas.
“Nis, toket kamu besar dan keras. Jembut
kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu besar ya” kataku dekat telinganya
sehingga deru nafasku menggelitik.
Nisa hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam
elusan-elusan pada daerah sensitifnya. Aku makin getol, jari-jariku kini bukan
hanya mengelus memeknya tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, tanktop dan branya
dah kulepas sehingga aku dapat melihat jelas toketnya dengan pentil yang sudah
mengeras. Tak lama kemudian cd nya pun menNissul kulepaskan, Nisa dah tlanjang
bulet siap menampung kontolku lagi didalem memeknya. Nisa merasakan ******
keras di balik celanaku yang kugesek-gesek pada pantatnya. Aku sangat bernafsu
melihat toketnya yang montok itu, aku meremas-remas dan terkadang memilin-milin
pentilnya.
Ketika aku menciumi lehernya, nafasku sudah
memburu, bulu kuduknya merinding waktu lidahku menyapu kulit lehernya disertai
kecupan. Nisa hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan
menjerit pendek waktu remasanku pada toketnya mengencang atau jariku mengebor
memeknya lebih dalam. Kecupanku bergerak naik menuju mulutnya meninggalkan
jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui.
Bibirku akhirnya bertemu dengan bibirnya menyumbat erangannya, aku menciuminya
dengan gemas. Aku bergerak lebih cepat dan melumat bibirnya. Mulutnya mulai
terbuka membiarkan lidahku masuk, aku menyapu langit-langit mulutnya dan
menggelitik lidahnya dengan lidahku sehingga lidahnya pun turut beradu dengan
lidahku. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.
Setelah puas berciuman, aku melepaskan
dekapannya dan melepas pakeanku. Maka menyembullah kontolku yang sudah ngaceng
dari tadi. Nisa tetep saja melihat takjub pada kontolku yang begitu besar dan
berurat,
“Om, Nisa belum pernah melihat penis
sebesar dan sepanjang penis om”. Nisapun pelan-pelan meraih kontolku, tangannya
tak muat menggenggamnya.
“Ayo Nis, emutin kontolku” kataku. Kubimbing kontolku dalam genggamanku ke
mulutnya. Nisa terus memasukkan lebih dalam ke mulutnya lalu mulai
memaju-mundurkan kepalanya.
Selain mengemut Nisa mengocok ataupun
memijati biji pelirnya.
“Uaahh.. ennakk banget, kamu udah
pengalaman yah” ceracauku menikmati emutannya, sementara tanganku yang bercokol
di toketnya sedang asyik memelintir dan memencet pentilnya.
Tangan kananku tetap saja mempermainkan
memek dan itilnya. Nisa menggelinjang gak karuan, tapi kontolku tetap saja
diemutnya. Nisa hanya bisa melenguh tidak jelas karena mulutnya penuh dengan
kontolku yang besar.
“Nis, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan
nih pengen menikmati memek kamu lagi”, kataku.
Aku menelentangkan Nisa, aku mengambil
posisi ditengah kangkangannya, kontolku yang besar dan keras kuarahkan ke
memeknya yang sudah makin basah. Nisa menggeliat2 ketika merasakan betapa
besarnya penisku yang menerobos masuk memeknya pelan2. memeknya berkontraksi
kemasukan penis gede itu.
“Nis, memek kamu peret banget”, kataku
sambil terus menekan masuk kontolku pelan2.
“abis penis om besar sekali. Memek Nisa baru sekarang kemasukan yang sebesar
penis om, masukin terus om, nikmaat banget deh rasanya”, jawabnya sambil terus
menggeliat.
Setengah kontolku telah masuk. Dan satu
sentakan berikutnya, seluruh kontolku telah ada di dalam memeknya. Nisa hanya
memejamkan mata dan menengadahkan muka saja karena sedang mengalami kenikmatan
tiada tara. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan pelan, makin
lama makin cepat karena enjotannya makin lancar. Terasa memeknya mengencang
meremas kontolku, nikmat banget deh. Tangankua mulai bergerilya ke arah
toketnya. toketnya kuremas perlahan, seirama dengan enjotan kontolku di
memeknya. Nisa hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, Pinggulnya mengikuti
goyangan pinggulku.
Kontolku terus saja kukeluar masukkan
mengisi seluruh relung memeknya. Sambil mengenjotkan kontolku, aku mengemut
pentilnya yang keras dengan lembut.Kumainkan pentil kanan dengan lidahku, namun
seluruh permukaan bibirku membentuk huruf O dan melekat di toketnya. Ini semua
membuat Nisa mendesah lepas, tak tertahan lagi. Aku mulai mempercepat
enjotannya. Nisa makin sering menegang, dan merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya
yang begitu cepat dan intens, Nisa menjambak rambutku,
“Aaahhh om, Nisa nyampee,” lenguhan panjang
dan dalam keluar dari mulutnya. Nisa udah nyampe.
Tangannya yang menjambak rambutku itu pun
terkulai lemas. Aku makin intens mengenjotkan kontolku.
Bibirnya yang tak bisa
menutup karena menahan kenikmatan itu pun kulumat, dan Nisa membalasnya dengan
lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kananku tetap
berada ditoketnya, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan pentilnya. Terasa
memeknya mencengkeram penis gedeku.
“Uhhh,” aku mengejang.
Satu pelukan erat, dan sentakan keras,
kontolku menghujam keras ke dalam memeknya, mengiringi muncratnya pejuku. Tepat
saat itu juga Nisa memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit,
“Aahhh”. Kemudian pelukannya melemas. Nisa
nyampe untuk kedua kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya
pejuku.
Setelah dengusan napas mereda, aku mencabut
kontolku dari memeknya dan terkapar disebelahnya.
“om, penis om lemes aja udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget.
Bener kata temen Nisa, makin gede penis yang masuk, makin nikmat rasanya”,
katanya.
“memangnya penis cowok kamu kecil ya Nis”, tanyanya.
“Gede sih om, tapi gak segede penis om, tapi nikmat banget deh”, jawabnya
sambil menguap.
Tak lama kemudian Nisa kembali terlelap. Nisa
terbangun karena hpnya bunyi, sms dari Ana rupanya, ngingetin kalo mereka akan
kumpul malem ini untuk blajar bersama.
“Dari sapa Nis”.
“Ana om, ngingetin buat blajar bersama di tempat Ana malem ini. Udahan deh
nikmatnya ya om, kapan Nisa ngerasain nikmat kaya gini lagi om”.
“Kapan aja kamu mau, aku siap kok Nis, aku juga nikmat banget deh ngentotin
kamu. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entotin”. Nisa
bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.
Gak lama kemudian dia sudah keluar dari
kamar mandi dan giliranku untuk membersihkan diri. Setelah rapi berpakaian, aku
mengantarkan Nisa kembali ke rumahnya, Nisa mengambil buku2 yang diperlukan
untuk belajar bersama, aku mengantarkannya ke tempat Ana.
“Om, nanti jam 9an jemput Nisa lagi ya, Nisa
masi pengen ngerasain nikmat ma om lagi, bole ya om”.
Wah hebat banget ni akak,
gak ada puasnya.
“Ya deh, nanti aku tunggu kamu disini ya, aku sms kamu deh kalo dah sampe”.
“Nanti Nisa sms om juga deh kalo dah mo selesai blajarnya, biar om gak nunggu
kelamaan. Kalo dah malem kan jalannya gak macet om ke tempat Ana”.
Jam 9, aku dah standbye deket tempatnya
ana, Nisa dah sms aku beberapa waktu yang lalu ngasi tau bahwa dia dah selesai
blajarnya. Aku mengajak Nisa ke pantai, menikmati udara laut yang segar. Bosen
kalo ditempatku terus.
“Kamu dah makan Nis”.
“Udah om, om dah makan”.
“Ya udah dong sayang”.
“Ih om mulai deh nggombalin Nisa, pake sayang2an segala. Kok kita kesini si om,
Nisa kan pengen ngerasain nikmat lagi ma om”.
“Bosen ditempatku terus Nis, kita ke motel aja Yuk, deket sini ada kok”. Aku
langsung mengrahkan mobil menuju ke motel.
Mobil masuk garasi dan petugas menutup
rolling doornya. Aku menggandeng Nisa naik ke lantai 2. Gak lama kemudian
petugas menagih biaya kamar, aku membereskannya. Nisa heran melihay banyaknya
kaca sekeliling ruang dan dilangit2.
“Buat apa kaca sebanyak ini om”.
“Kan sensasinya beda Nis, lagi maen sembari melihat kita yang lagi maen”. Nisa
membuka pakaiannya dan hanya mengenakan daleman yang tipis berbaring diranjang,
akupun segera melepas pakaianku meninggalkan cd nya saja dan berbaring
disebelahnya.
Kemudian aku mulai meremas-remas pantatnya
dengan gemas. setelah itu tanganku mulai menyusup ke dalam cdnya dan meremas
kembali pantatnya dari dalam. Kemudian, aku mengangkat satu kakinya dan
menahannya selagi tanganku satunya meraih memeknya.
“Ohh.. om,” rintihnya.
Jariku dengan lincah menggosok-gosok lubang
memeknya yang mulai basah. Nafasnya juga mulai cepat dan berat. Aku membuka
cdnya dan membuka lebar-lebar pahanya sehingga memeknya terpampang lebar untuk
dijelajahi oleh tanganku. dengan sigap tanganku kembali meraih memeknya dan
meremasnya. Aku menjilati telinganya ketika tanganku mulai bermain diitilnya.
Napsunya sudah tak tertahankan lagi. Nisa mulai mendesah-desah tak keruan.
Jilatan maut di telinganya menambah nafsunya. Aku terus menekan-nekan itilnya
dari atas ke bawah. Nisa meracau tak karuan. “Ahh.. Shh.. om” desahnya
bernafsu.
Jariku dengan lihai mengggosok-gosok dan menekan
itilnya dengan berirama. desahannya berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak
sampai 15 menit kemudian, Nisa nyampe.
“om, nikmat banget, belum dientot saja
sudah nikmat,” desahnya, tangannya meremas tanganku yang sedang bermain di
itilnya dengan bernafsu.
Aku merentangkan kedua pahanya. Kujilat
bibir memeknya, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuh Nisa.
Jilatanku menjalar ke itilnya, kugigit lembut itilnya yang kian merangsang
napsunya. Nisa melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh
aku untuk terus dan tak berhenti. Melihat reaksinya, aku terus menggesekan
jariku di liang memeknya yang sudah membanjir.
Tak kuasa menahan nikmat, Nisa
pun mendesah keras terus-menerus. Nisa meracau tidak beraturan. Kemudian memeknya
mengeluarkan cairan deras bening, Nisa nyampe untuk kedua kalinya.
“om, ooh”, lenguhnya.
Aku membuka branya dan meremas toketnya
dengan sangat keras. Nisa melenguh sakit, kemudian pentilnya yang menjadi
sasaran berikutnya, kupilin dan kucubit pelan. Napsunya kembali berkobar,
memeknya kembali membasah,
“om, entotin Nisa sekarang, Nisa udah napsu
banget om”, erangnya. Akupun mencopot cdku, penis besarku sudah ngaceng berat
mengangguk2. Aku menggesekkan kepala kontolku ke bibir memeknya yang sudah
basah. Nisa merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidahku di memeknya
sebelumnya hingga Nisa merintih keras saking nikmatnya.
“Ahh! om.. Ohh.. Entotin Nisa” racaunya.
Dengan perlahan aku memasukkan kepala penis
ke dalam memeknya, segera aku menyodok-nyodok kontolku dengan kuat dan keras di
memeknya. Rasanya nikmat sekali. Aku mendesah terus-menerus karena kerapatan
dan betapa enaknya memeknya. kontolku yang panjang dan besar terasa menyodok
bagian terdalam memeknya hingga membuatnya nyampe lagi. “om, Nisa nyampe om,
aakh nikmatnya”, erangnya.
Kemudian aku membalikkan badannya yang
telah lemas dan menusukkan kontolku ke dalam memeknya dari belakang. Posisi
doggie ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding memeknya yang
masih sensitif. Akhirnya setelah menggenjotnya selama setengah jam, aku ngecret
didalam memeknya.
Pejuku terasa dengan kuat menyemprot dinding memeknya. aku
menjerit-jerit nikmat dan badanku mengejang-ngejang. Aku dengan kuat meremas
toketnya dan menarik-narik pentilnya. Setelah reda, aku berbaring di sebelahnya
dan menjilati pentilnya. Pentilnya kusedot-sedot dengan gemas. Aku ingin
membuatnya nyampe lagi.
Tanganku kembali menjelajahi memeknya,
namun kali ini jariku masuk ke dalam memeknya. Aku menekan-nekan dinding
memeknya. Ketika sampai pada suatu titik, badannya mengejang nikmat dan aku
kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. itulah
G-Spot. Nisa tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian
kalinya. Badannya mengejang dan memeknya kembali berlendir.
“om nikmat banget deh malem ini”, katanya.
“Masi mo lagi kan sayang”. “Kalo om masi kuat ya mau aja”.
Aku mencium bibirnya. Nisa menyambut
ciumankua dengan napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun
saling belit dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakinya ngelingker di
pinggulku supaya lebih mepet lagi. Tanganku mulai main, menjalari pahanya.
Tanganku terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahanya. memeknya
kugelitik-gelitik. Nisa menggelepar merasakan jari-jariku yang nakal. Bibir
kulepas dari bibirnya.
“Hmmhhh…enak, om.” jeritnya. jari-jariku
tambah nakal, menusuk lubang memeknya yang sudah berlendir dan mengocoknya. Nisa
tambah menjerit-jerit.
“om…hhh…masukkin penisnya om, Nisa udah nggak tahan..hhhh…hhh…” Aku segera
memposisikan diatasmya yang sudah telentang mengangkang. kontolku ditancapkan
ke memeknya, Nisa melenguh keenakan,
“om penis om nikmat banget deh”. penis kudorong lagi sampai mentok.
“Om..oohhh..nikmatnya” jeritnya. penisku kukocok keluar masuk memeknya.
Nisa mulai mengejang-ngejang lagi dan
bibirnya tak henti-henti menyuarakan kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan
akhirnya aku ngecret. Ugh, rasanya enak bener. pejuku berhamburan keluar,
bermuncratan dan menembak-nembak didalam memeknya. Nisa sendiri sudah beberapa
kali nyampe sampe memeknya mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari memeknya
membanjir…meleber di paha, betis dan pantatnya. Nisa menggeletak lemas. Aku dan
dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya terengah-engah tak beraturan. dia
merebahkan badannya di sampingku.
“Om, dah waktunya pulang, sedih ya, tapi Nisa
besok mesti sekolah lagi, pengen nangis deh om”.
“Jangan nangis sayang, masi banyak waktu laen kok buat kita berdua”, aku
menenangkan diri.
Setelah bebersih, kita meninggalkan motel
dan aku mengantarkan Nisa pulang. Luar biasa hari ini, lemes rasanya aku
nggelutin Nisa seharian, tapi nikmatnya top markotop
Post a Comment