Cerita Dewasa Ibu dan Anak Yang Saling Mencintai Bersetubuh
Cerita Dewasa Ibu dan Anak Yang Saling Mencintai Bersetubuh
![]() |
Cerita Dewasa Ibu dan Anak Yang Saling Mencintai Bersetubuh |
DewaPoker - Menyadari keadaan ekonomi yang tidak mendukung seorang ibu berencana untuk menyerahkan bayinya untuk diadopsi agar ia bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.Kebetulan di sebuah kota ada seseorang baik yang mendedikasikan hidupnya untuk mengurus bayi-bayi yang tidak diinginkan atau tidak bisa diurus oleh orang tua mereka. Yang perlu orang lakukan adalah meletakkan bayinya di sebuah kotak yang telah disediakan dan pergi. Dan itulah yang dilakukannya.
Dengan
sebuah selimut ia bungkus anak pertamanya. Didalamnya ia sisipkan nama sang
anak, “Hendrie”.Mata polos sang bayi yang belum mengerti apa-apa itu memandang
lurus kepadanya, seolah memanggilnya, “Ibu, mau kamana?” Bola mata sang bunda
menjadi berkaca-kaca menghadapi kenyataan ia tidak akan pernah bisa mengurus
darah dagingnya.
“Maafkan
ibu, nak. Semoga masa depanmu lebih baik ya”
Sang
jabang bayi itu tiba-tiba menangis mungkin ia mengerti akan berpisah dengan ibu
kandungnya.
Disekanya
air mata anaknya dengan telapak tangannya.
“Cup…cup
jangan nangis nak….jadi anak yang baik ya…”
Si
ibu bergegas dan meletakkan bayinya di kotak bayi. Lalu ia pergi tanpa berpikir
akan pernah berjumpa lagi dengan darah dagingnya lagi.Hendrie dirawat oleh
orang baik tersebut bersama dengan anak-anak lain hingga ia berusia 3 tahun.
Kemudian datanglah sepasang suami istri yang ingin mengadopsinya menjadi buah
hati mereka sebab mereka tidak bisa memiliki anak.Hendrie beranjak memasuki
usia remaja. Seperti anak muda lainnya ia memiliki FB untuk eksis di sosmed.
Sunguh
tidak dinyana ia berkenalan dengan seorang wanita. Ternyata itu adalah ibunya.
Wanita itu mengenali Hendrie dari fotonya. Di foto itu Hendrie sedang bergaya
iseng mengenakan selimut yang digunakan saat ia masih bayi sebagai kerudung.
Ibunya mengenali selimut itu, Sebab selimut itu adalah buatan tangannya. Jadi
hanya ada satu di dunia ini.
Pertama-tama
Herni tidak percaya kalau wanita yang menyapanya di FB itu adalah ibunya.
Tetapi ketika ia melihat foto yang sempat diambil oleh ibunya bersama dirinya
waktu bayi dengan selimut itu, ia pun percaya. Sungguh kebetulan sekali setelah
sekian tahun berpisah mereka bisa bertemu lagi. Mereka pun melepas rasa kangen
mereka di FB chat.
Suatu hari mereka
memutuskan untuk bertemu di depan sekolahan. Bukan main bahagianya mereka
saat saling berjumpa. Isak tangis pun mewarnai pertemuan mereka.
Frekuensi
pertemuan mereka pun semakin meningkat, kadang di mall, kadang di rumah makan.
Hingga akhirnya mereka mulai bertemu di kediaman sang ibu.
Lama
kelamaan hubungan mereka semakin akrab. Si ibu pun tidak sungkan-sungkan lagi
untuk memeluk-meluk putranya. Memberikan kecupan kasih sayang kepada anaknya.
Demikian juga Hendrie tidak malu-malu melakukan hal yang sama.
Wajah
Hendrie dan karakteristik serta tingkah lakunya mirip dengan ayah kandungnya.
Setiap kali si ibu bersama anaknya ia merasa sedang bernostalgia bersama dengan
ayahnya dulu. Mulailah di dalam hatinya timbul harapan hubunganya dengan
Hendrie lebih dari sekedar ibu dan anak.
Ia
kini suka mengecup Hendrie di telinganya dan di bibirnya namun dengan cara yang
menjurus ke ciuman seksual meskipun dibuat tidak terlalu ketara. Selain itu
tangannya suka ia letakkan dekat-dekat ke selangkangan Hendrie, sehingga kalau
ia bergerak, pasti tersentuh bagian privatnya.
Awalnya
perbuatan ibunya Hendrie anggap biasa saja, tapi lama kelamaan ia mulai
measakan ada sesuatu yang lain.
HIngga
suatu hari ibunya mulai terang-terangan memasukkan tangannya ke dalam celananya
dan meremas kemaluannya.
Saat
itu juga raut wajah Hendrie berubah. Ia pun buru-buru permisi pulang.
Hubungan
keduanya menjadi renggang. Hendrie selalu menghindar dan dapat lagi ditemui di
sekolah. Sang ibu berusaha mengontaknya melalui FB chat, tapi ia tidak mendapat
balasan.
Hingga
suatu waktu, sang ibu mendapatkan pesan di inbox.
“Ibu…kenapa
ibu lakukan itu?”
Sang
ibu tampak senang sekali anaknya menghubungi dirinya lagi, meskipun ia harus
berhadapan dengan pertanyaan yang sulit.
“Maafin
ibu, nak kalau sudah membuatmu tidak nyaman.”
“Hendrie
padahal senang banget bisa berjumpa sama ibu. Doa Hendrie akhirnya terjawab.”
“Hendrie,
ibu janji..tidak akan melakukan itu lagi. Jangan marah ya ke ibu.”
“…Hendrie
kangen ibu…”
“Ibu
juga nak…”
“Aku
sayang sama ibu…”
“Iyah
nak…”
“Aku
mau ketemu lagi…”
“Ya
udah..kita ketemu di KFC yah..”
“Gak…di
rumah ibu aja.”
“Ya
udah, besok ibu jemput yah di sekolah.”
“Iya”
Keesokan
harinya seusai sekolah, Hendrie dijemput dan tiba di rumah ibu kandungnya.
“Hendrie
sudah makan? Ibu masakin yah. Mau makan apa?”
“Nasi
goreng!”
“Ya
udah, tunggu sebentar, ya”
Si
ibu menyiapkan masakan di dapur. CSsshhh suara minyak panas di wajan. Selagi
ibunya memasak, Hendrie memperhatikan sosok wanita yang telah melahirkannya
itu. Tingginya setinggi rata-rata wanita Indonesia pada umumnya. Pinggulnya
lebar dan kalau sedang berdiri suka menumpukan beratnya di salah satu kakinya
sehingga ia jarang kelihatan berdiri lurus.
Tak
berapa lama masakan pun jadi dan mereka menikmati hidangan itu.
“Hmm…lezaaat…,”
ujar Hendrie.
“Dihabisin
yah..”
“Iya
bu…”
Setelah
makan mereka tidur-tiduran di sofa dan keduanya berbincang-bincang tentang
pelajaran di sekolah, teman-temannya dan lainnya. Sampai pembicaraan menjurus
ke seks.
“Bu…apakah
orang tua itu biasanya melakukan hubungan seks dengan anak-anak mereka?”
Si
ibu terkejut dengan pertanyaan anaknya, dan merasa berasalah.
“Hendrie,
dengar, nak…lupakanlah apa yang terjadi waktu itu…”
Hendrie
langsung memotong.
“Karena
orang tua angkat Hendrie juga ngeseks sama Hendrie…Hendrie kira, karena mereka
bukan orang tua kandung makanya mereka lakukan itu ke Hendrie”
Si
ibu terkejut mendengar pengakuan anaknya.
“Yang
bener, Hendrie. Kamu jangan bohong yah…”
“Hendrie
gak bohong bu….kata mereka itu tanda cinta mereka ke Hendrie.”
Si
ibu terdiam seribu bahasa.
“Ibu
juga melakukan ‘itu’ ke Hendrie. Kalau memang itu memang tanda untuk
menunjukkan cinta, Hendrie mau melakukannya dengan ibu.”
Si
ibu birahinya langsung naik mendengar ucapan anaknya.
“Nak…plis
jangan goda ibu seperti itu…kalau kamu bicara seperti itu…ibu akan…”
“Apa?
Ibu akan…apa?” tanya Hendrie lirih.
Sedetik
tiga detik si ibu terdiam, matanya beradu pandang dengan Hendrie. Tanpa
bicara lagi sang ibu langsung membuka sabuk dan celana anaknya dengan tergesa.
Ditariknya turun bersama-sama dengan CDnya hingga Hendrie setengah bugil.
Jantung sang ibu berdebar-debar melihat alat kelamin Hendrie yang berukuran
sedang itu. Dijepitnya batang itu diantara jemarinya dan dikocok dengan cepat.
“Ahh…ibu…ahh…”
Diciuminya
kedua paha Hendrie bergantian, makin lama makin ke atas, sampai akhirnya
mencapai buah zakarnya, kemudian ia hisap dan jilat-jilat.
Hendrie
mengernyitkan alisnya menahan kenikmatan dari batangnya. Melihat ekspresi
anaknya si ibu menjadi gemas dan semakin terbakar nafsunya. Ia cium putranya
yang baru duduk di bangku SMP itu.
“Hendrie
oh Hendrie…Ibu sayang Hendrie…”
“Hendrie
juga….”
Penis
Hendrie mulai menjadi basah. Cairan putih perlahan keluar sedikit demi sedikit
dari belahan kecil di ujung batangnya.
“Ibu
ingin kulum penis kamu, boleh..nak?”
“Boleh….”
Si
ibu meraih batang anaknya dan memasukkannya ke mulutnya. Hendrie menggigit
bibir bawahnya menikmati lidah tak bertulang yang menjilati penisnya di dalam
rongga mulut itu.
Badannya
bergetar saat bibir ibunya perlahan mulai mengurut batangnya dari atas ke
bawah, berulang-ulang.
“Oh
ibu…itu rasanya enak…”
“Kamu
suka nak?”
“Suka,
bu…”
Hendrie
lalu meraih kepala ibunya dan menjambak rambutnya. Di buka lebar kedua kakinya
sehingga dia bisa bertumbu.
“Bu…Hendrie
entot mulut ibu yah….”
Dengan
cepat Hendrie menggerak-gerakkan pinggulnya naik turun. Penisnya menghujam
mulut ibunya tanpa ampun.
Perlahan
Hendrie bangkit dari posisi tidurnya, tanpa menghentikan gerakan pantatnya.
Hingga akhirnya ia berdiri dan ibunya terduduk agak sedikit membungkuk.
“Oh
ya…ya..ya…shhh…ibu…aku dah mau keluar…”
Bunyi
becek pun terdengar semakin keras.
Tiba-tiba
Hendrie mengejang, “Aahh!!”
Ibunya
dapat merasakan cairan panas menembak berulang-ulang di dalam rongga mulutnya,
mengenai bagian belakangnya.
Hendrie
mencabut batangnya dari mulut ibunya.
“Telan,
bu…”
Tenggorokan
si ibu bergerak-gerak tanda ada sesuatu yang masuk melewatinya.
“Owh…seksi…sekali
bu…”
Hendrie
memeluk ibunya dan mereka saling berciuman mesra.
“Bu…”
“Yah..?”
“Ibu
suka dengan apa yang kita lakukan barusan?”
“Suka…kamu
agresif yah rupanya…”
“Kadang…kalau
turn on…”
“Ibu
bikin kamu turn on…?”
“Iya…”
“Ibu…?”
“Hmm..
apa nak?”
“Boleh
Hendrie buka kancing baju ibu?”
“Ah..Hendrie…”
“Kenapa?”
“Ibu
horni dengernya…”
“Lebarin
juga kaki ibu…”
“Kenapa?”
“Hendrie
mau buka baju ibu, sambil benamin penis Hendrie di kemaluan ibu.”
“Ahh…Hendrie…kamu
mau buat ibu turn on ya?”
Si
ibu membuka kedua kakinya lebar, mengangkat roknya, lalu menyampirkan tepian
CDnya. Dengan jarinya ia membuka bibir vaginanya.
“Masukin
sayang…”
Hendrie
mengambil posisi di tengah berhadapan dengan ibunya. Ia kocok-kocok penisnya
sebentar sambil digesek-gesek di bagian luar vagina ibunya yang yang berbulu
dan terawat. Setelah tegang lagi, Ia tusukan ke dalam gua senggama itu.
“Mmmhh……”
“Bagaiman
bu…dimasukin penis anak sendiri?”
“Ini
pertama kali ibu ngalamin, nak…tegang rasanya…”
“Love
you mom”
“Iyah
Hendrie..”
Kemudian
satu persatu Hendrie membuka kancing blus putih ibunya. Iai menelan ludah saat
sedikit demi sedikit daerah dada ibunya terbuka. Setelah kancing terakhir
terlepas, Hendrie membuka blus itu dibantu ibunya.
“Buka
BH-nya, bu…Hendrie mau lihat puting ibu…”
Si
ibu menuruti perintah anaknya dan melepaskan pengait di dada depannya.
“inikah
yang ingin kamu lihat, nak?”
“Iya…”
Tangan
Hendrie mencoba menangkup kedua payudara itu. Rasanya seperti memegang buah
melon tapi kenyal. Lalu ujung jari telunjuknya menekan dan memutar-mutar pentil
coklat yang telah mengeras dan mencuat.
“Enak
Hendrie digituin….Kamu pasti sering pegang buah dada ibu angkatmu yah…?”
Hendrie
mengangguk.
“Besaran
mana?”
“Lebih
besar ibu, tapi putingnya besaran ibu angkat.”
“Apakah
kalian berdua sering ngeseks?”
Hendrie
mengangguk, “Aku dan ayah angkat juga suka menyetubuhi ibu angkat
bareng-bareng.”
“Bagaimana
perasaanmu?”
“Awallnya
kaget, takut, marah, sedih…dan aku sering merasa melakukan sesuatu yang salah,
makanya waktu ibu juga pegang-pegang Hendrie….”
“Kalau
sekarang bagaimana perasaan kamu?”
“Bahagia….karena
ternyata itu memang karena cinta, seperti ibu ke Hendrie sekarang”
“Hmm…ibu
buka yah bajunya, sayang….ibu mau lihat kamu bugil.”
“Buka
ajah…”
Hendrie
mulai menggoyangkan pinggulnya pelan-pelan. Si ibu tersenyum merasakan
kenikmatan gesekan penis anaknya di lubang senggamanya.
“Aahh…”
Kancing
baju seragam Hendrie mulai terlepas satu persatu, menambah gairah sang ibu.
Saat sudah terbuka, telapak tangannya mengusap-usap dada anaknya sambil
melepaskan pakaian yang menutupi tubuhnya.
“Mmmhhh….”
Sang
ibu menarik anaknya kembali tiduran di atas sofa, dan dia mengambil posisi di
atas tubuh Hendrie. Kemudian sang ibu menggoyang-goyangkan pinggulnya ke depan
ke belakang dan memutar, memelintir penis Hendrie yang bersarang di vaginanya.
“AAhhh…ahh…”
“Gimana
Hendrie enak?”
“Ehemm….”
5
menit menyetubuhi anaknya si ibu akhirnya mencapai puncak orgasme.
“OOOhhhh…..”
Srrrr…srrr….srrr…..
Cairan
kewanitaannya menyemprot keluar dari organ kewanitaannya. Tubuhnya basah oleh
keringat. Nafasnya tersenggal-senggal. Lalu ia membungkuk mendekatkan wajahnya
ke wajah anaknya.
“Ibu
keluar nak….dah sekian tahun, ini kali pertama ibu mengalami orgasme seperti
ini lagi.”
“Hendrie
senang, ibu bisa capai klimaks.”
“Kamu
belum keluar ya Hen…kuat juga ya kamu?”
Hendrie
tersenyum.
“Kamu
mau dikeluarin? Mau diapain, hmn?” tanya sang ibu sambil menoel hidung anaknya.
“Hendrie
mau dikocokin sama ibu, tapi ibu harus sambil pakai gamis dan jilbab, terus
masturbasi pakai botol.”
Si
ibu agak kaget dengar dia harus masturbasi pakai botol.
“Nanti
kalau pecah bagaimana?…pakai sex toy aja yah…”
“Ibu
punya?”
“Ada
dildo…kamu tahu dildo…?”
“Tahu…”
“Ok
yah…jangan pakai botol…yah…”
“Iya,
gpp….buruan ya bu ganti bajunya…”
“Selera
kamu ada-ada aja dee…”
Ibu
Hendrie pun pergi ke kamarnya dan berganti pakaian gamis dan jilbab. Hendrie
yang penasaran dan kebetulan belum tuntas untuk ronde kedua menyusul ibunya.
Saat ia buka pintunya, ia terpana.
“Ibu
cantik deh…”
Si
ibu terkejut dengan kehadiran Hendrie, “Eh..Hendrie, kenapa dah gak sabar ya…?”
Hendrie
berjalan mendekati ibunya diperhatikan ibunya dari ujung kepala hingga kaki.
“Duduk
bu…dildonya mana?”
“Ada
di tas, ibu ambil dulu yah…”
Si
ibu mengambil sebuah benda panjang bewarna hitam. Lalu ia duduk di pinggir
kasur, dia angkat tepian bawah gamisnya yang agak ketat, lalu mengangkang.
Benda hitam panjang itu pun dimasukkannya ke dalam lubangnya. Mulat vagina
kewantiaannya pun menelan masuk benda beridameter besar itu.
“Ahh…Ayo
bu, cepet kocok Hendrie, dah gak tahan lihat ibu, nafsuin”
Hendrie
menyodorkan penisnya ke ibunya dan langsung disambut oleh tangan ibunya.
“Ah…ahhh..ah….”
Mata
Hendrie tak berkedip melhat ibunya masturbasi di depannya sambil memakai gamis
dan jilbab. Tangannya menggapai payudara ibunya dan meremas-remasnya dengan
liar.
Si
ibu pun birahi melihat anaknya terangsang oleh dirinya.
“Hendrie
anak nakal…nyuruh ibu sendiri masturbasi di depan anaknya…,” goda si ibu.
“Ibu
juga wanita nakal, pakai gamis jilbab ternyata suka masturbasi…” balasnya.
“Kamu
suka nak, lihat ibu begini?”
“Iyah…”
Mata
Hendrie tak lepas dari daerah vagina ibunya yang ditusuk-tusuk oleh dildo hitam
itu. Kocokan di tangan si ibu pun bergerak dengan cepat memberikan kenikmatan
luar biasa di batang Hendrie.
Tiba-tiba
Hendrie mencabut dildo itu dari lubang ibunya.
“Kenapa
nak?”
Tanpa
menjawab, Hendrie dengan cepat menubruk ibunya. Sebelum si ibu menyadari apa
yang terjadi. Hendrie sudah melepaskan spermanya di dalam lubangnya.
“Ahhh…Hendrie
keluar…!”
Hendrie
mengecrotkan spermanya cukup banyak di dalam lubang ibunya.
“Oh…kamu
keluarin di dalam ya…?”
“Ahhh….Iya…Hendrie
takut ibu gak izinin, jadi Hendrie langsung ajah…”
“Iiih
kamu tuh agresif yah….orangnya…”
Setelah
itu mereka berdua berciuman memadu kasih beberapa saat, sebelum akhirnya mandi
bareng. Hubungan mereka terus berlanjut demikian juga hubungan seksual mereka.
Post a Comment